NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Sampai di hotel tempat mereka menginap pun Edward tetap diam. Kania seperti kebakaran jenggot melihat sikap diam suaminya. Gadis itu mulai berpikiran negatif. Bagaimana jika pria itu meninggalkannya di negara yang terasa asing baginya? Ya Tuhan, Kania sangat gelisah. Pasangan itu kemudian menuju kamar yang sudah dibooking Felix. Kania menatap kagum pemandangan indah di depan matanya. Kamar hotel mewah itu sudah disulap menjadi kamar pengantin yang begitu memukau. Gadis itu tak henti-hentinya berdecak kagum. Jika dalam keadaan normal, mungkin saja gadis itu akan ditertawakan suaminya. Kania sudah tidak mempedulikan ucapan Edward yang selalu beranggapan kalau ia kampungan. Kania mengedikkan bahunya acuh, manik gelapnya masih sibuk menyusuri setiap sudut ruangan asing itu, mengabaikan suaminya yang sedang tadi diam bak kambing penurut. Di mana pria itu? Kania mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dilihatnya pintu menuju balkon sudah dibuka, mungkin saja suaminya berada di sini. Kania melangkah hati-hati ke arah balkon. Dilihatnya sang suami tengah merokok. Kepulan asapnya menyebar kemana-mana. "Ehem". Ia berdehem singkat.

Edward menoleh singkat, pria itu kemudian mematikan rokok yang baru disulutnya.

"Kenapa dimatikan?" Tanya Kania pelan.

"Kau masih kecil, asap rokok tidak baik untuk gadis seusiamu". Tatapan pria itu lurus Le depan.

"Giginya masih sakit? Apa kita perlu ke dokter dulu?" Kania berucap prihatin.

"Tidak perlu. Aku tidak serius dengan ucapanku tadi. Kenapa kau begitu bodoh?"

Kania mengerutkan keningnya bingung. Pria ini benar-benar sulit ditebak.

Edward menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

Pria itu menyugar rambutnya yang acak-acakan.

"Kania, apa kau menyesal menikah denganku?" Edward bertanya pelan.

"Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?" Tanya Kania bingung.

"Kau cukup menjawab pertanyaanku Kania. Jangan menjawab sebuah pertanyaan dengan pertanyaan". Pria itu bahkan tanpa sadar meninggikan nada suaranya. Kania semakin bingung dengan sikap suaminya.

"Mungkin ini terlalu cepat untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tidak mau pertanyaanku sekarang jadi bumerang buatku karena kita tidak tau sejauh mana ikatan ini membawa kita. Kak Edward sangat baik padaku. Untuk saat ini kurasa tidak ada alasan untuk menyesal". Kania mendesah pelan. Dadanya seperti dihimpit beban berat.

"Benarkah begitu? Apakah ada sikapku yang membuatmu tidak nyaman? Aku ingin mendengarnya dari sudut pandangmu". Edward terlihat sangat serius. Kania takut jawabannya akan membuat pria itu sakit hati. Ia tau suami sintingnya itu sangat sensitif bahkan untuk hal remeh. Harusnya tadi Kania menjawab menyesal atas pertanyaan pertama, batin Kania.

"Aku belum terlalu mengenal Kak Edward. Kita awalnya orang asing yang tiba-tiba tinggal seatap. Bagiku sekarang bukan waktu yang tepat untuk menilaimu karena kita belum sedekat itu. Entahlah, aku mungkin lebih sibuk melihat kebaikan Kak Edward, jadi aku bingung harus menjawab apa untuk pertanyaanmu barusan, Kak". Sebisa mungkin Kania menjaga nada bicaranya agar terdengar normal. Padahal ingin sekali ia berteriak marah atas sikap seenak jidat suaminya. Ingin sekali Kania meluapkan semua isi hatinya bahkan kalau diizinkan ia ingin menjambak rambut pria itu sampai akar-akarnya tercabut dari kulit kepala. Kania meringis ngeri dengan angan-angannya sendiri. Ia persis seperti pelaku kriminal kelas teri.

"Kata Felix, ucapanku sering menyakiti lawan bicaraku".

Pria itu menoleh ke arah istrinya. "Apa kau sering merasa sakit hati dengan perkataanku?" Iya syukurlah kau sadar. Gadis itu menjawab dalam hatinya. Mana berani ia menjawab langsung? Yang ada pria sensitif itu akan uring-uringan persis seperti orang stres. Kania tidak mau agenda liburannya berantakan karena mood pria itu yang tidak stabil. Pria dewasa yang selalu merepotkannya.

"Kak Felix bisa beranggapan begitu karena dia sudah lama mengenal Kak Edward. Aku? Bahkan baru tiga bulan kita tinggal bersama". Kania memilih jawaban yang paling aman baginya. Ia menatap pria itu yang memberi tatapan menilai padanya, mencari celah-celah kebohongan di wajahnya.

"Jadi menurutmu kita tidak sedekat itu? Cih kau benar-benar bukan istri yang romantis. Mau sesingkat apapun pertemuan kita, kau tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kita menikah secara sah". Pria itu tiba-tiba komat-kamit sewot. Kania menghela napasnya pelan suaminya telah kembali ke setelan awal, menyebalkan.

"Apa kau mengatakan itu karena kau tidak ingin menyakiti perasaanku?" Edward menatap intens istrinya.

"Bagaimana Kakak tau?"

"Karena aku suamimu". Pria itu kemudian nyengir kuda mengabaikan kekesalan istrinya. "Apa kau mau langsung jalan-jalan? Tanya pria itu.

"Maunya begitu Kak, tapi aku sangat lelah sekarang. Kita istirahat dulu ya". Kania mendongak demi menatap wajah suaminya.

"Baiklah nona sesuai permintaanmu". Edward kemudian mempersilakan istrinya masuk. Gayanya bak pengawal yang mengabdi pada ratunya. Kania tertawa geli melihat perlakuan suaminya.

"Kak apa kita akan tidur bersama?" Kania berbisik.

"Iya kau keberatan? Bukankah kita sudah pernah berbagi tempat tidur?" Edward terlihat serius. Ia takut istrinya tidak nyaman berbagi kasur dengannya.

"Tidak, aku tidak keberatan. Aku takut tidur sendirian si tempat asing". Kania menjawab yakin.

"Oh ya? Kau terlihat baik-baik saja saat pertama kali tidur di rumahku". Edward penasaran.

"Entahlah mungkin aku merasa nyaman karena sudah jauh dari rumah neraka itu".

Tatapan Kania menerawang jauh. Sudah tiga bulan ia pergi dari rumah, tapi ayahnya tak sedikitpun menghubunginya, merasa dirinya bukan hal yang penting. Walaupun begitu entah kenapa, rasa cintanya pada sang ayah tak berkurang sedikitpun.

"Coba ceritakan tentang keluargamu aku ingin mendengarnya". Pinta Edward Lamos. Pria itu bahkan memiringkan tubuhnya menghadap Kania demi mendengar jawaban istrinya.

"Keluargaku? Kenapa tiba-tiba bertanya tentang keluargaku?"

"Ya aku hanya ingin tau. Ayo ceritakan".Paksa Edward.

Kania menarik napasnya dalam-dalam.

"Baiklah, aku anak tunggal orang tuaku. Keluargaku sangat bahagia kala itu. Ayah sangat mencintai ibuku. Saat aku berusia 10 tahun, ibuku meninggal. Ayah sangat terpukul atas kejadian buruk itu bahkan beberapa kali ayah menyalahkan dirinya sendiri merasa ia adalah suami paling tidak berguna. Ibu menyimpan penyakitnya sendiri selama bertahun-tahun. Ia tidak ingin membuat aku atau ayah sedih apalagi menjadi beban bagi ayah. Setelah kepergian ibu, usaha yang dibangun oleh orangtuaku jadi tak ada arahnya. Ayah seperti tidak berminat pada sumber uang keluargaku itu karena setiap kali ia ingin bekerja, bayang-bayang ibu selalu menghantuinya. Ayah hancur, sama hancurnya denganku. Saat itu, aku memilih bertahan demi ibu. Aku menyelesaikan sekolahku dengan tabungan yang sudah ibu siapkan untukku tanpa sepengetahuan ayah. Setiap aku pulang sekolah, aku selalu melihat pemandangan yang sama. Ayah mabuk, itu seperti bukan hal yang asing bagiku. Ayah melampiaskan rasa sedihnya pada hal yang salah. Tiga tahun lalu, ayah memilih menikah lagi. Menikahi janda anak satu di desaku. Sejak saat itu ayah berubah. Pria itu seolah-olah tak sudi melihat wajahku. Ayahku berutang sana-sini. Pria itu berubah menjadi sosok asing bagiku. Kehangatan seorang ayah yang sering diberikan padaku perlahan menghilang, digantikan oleh kekejaman tanpa batas. Ayah bahkan tega menjualku demi melunasi utangnya. Kak, aku bahkan tidak tau sebanyak apa utang ayah". Kania sekuat tenaga menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah di mata suaminya.

Edward tercekat. Ya Tuhan perasaan bersalah semakin menyusup ke dasar hatinya. Ia kembali mengingat kata-kata buruk yang sering dilontarkan pada gadis itu. Ternyata istri kecilnya menyimpan hal menyakitkan ini sendirian.

"Kak Edward kenapa?" Edward sedikit kaget ketika Kania menyentuh lengannya. Ia terlalu sibuk dengan isi kepalanya.

"Kania, apa kau baik-baik saja sayang?" Edward menatap dalam istrinya.

Kania mengangguk. "Aku baik-baik saja. Kakak tenang saja". Gadis itu tersenyum meyakinkan.

Edward menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Pria itu bahkan memejamkan matanya menikmati momen itu.

1
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
pipitjfa
malah kayak sugar Daddy loh ini
pipitjfa
utang ketemu utang
pipitjfa
beneran di nikahi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!