Transmigrasi Master Beladiri Ke Dalam Novel Sad Ending

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

...Happy reading...

...☘️☘️☘️...

"Ibu siapa? Ibu kamu?" tanya Alzeno langsung menebaknya.

Glarissa mengangkat alisnya terkejut karena tebakan Alzeno benar. "kok kamu tau?"

"Ya tau lah, kan tadi malam kamu bilang kalau kamu punya suami, tapi suami kamu punya istri lagi, kalau bukan kamu terus kamu mau ceritain siapa lagi?" ucap Alzeno dengan santai.

Glarissa terdiam sejenak, pria di sampingnya itu bukan hanya punya ingatan kuat, dia juga sangat jeli, pantas saja dia orang kaya.

Glarissa mengangguk-angguk cengengesan. "He he he he, karena jawaban kamu benar, maka aku akan tambah pesan minuman lagi, Anda yang bayar," ucap Glarissa tersenyum.

Alzeno tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah lucu Glarissa.

"Aku merasa heran saja sama kamu, Kenapa kamu tidak cerai saja dengan suamimu dan meninggalkan orang tuamu, lalu hidup untuk dirimu sendiri?" tanya Alzeno penuh perhatian, sayang saja wanita secantik dan sepintar Glarissa hidup penuh penekanan.

Alzeno rasa, wanita periang di sampingnya itu juga harus bahagia. Dia harus memilih hidup damai.

"Kalau tidak dibalas perbuatan mereka rasanya sia-sia dong selama ini aku ditindas, udah puas mereka aku siksa baru ku campakan, itu baru seru!" ucap Glarissa santai tanpa ada beban.

"Lalu bagaimana dengan orang tuamu?" tanya Alzeno penasaran.

"Aku nggak yakin sih kalau mereka orang tuaku. Mana ada orang tua jahat sama anaknya, yang aku tahu orang tua itu, mereka pasti ingin melakukan terbaik untuk anaknya kan? Sementara Ibu ini... tidak. Ia melakukan apapun demi uang untuk kebahagiaan hidupnya tanpa memikirkan bagaimana perasaan anaknya itu, tapi tenang saja nanti malam aku mau siapin drama buat mereka sekeluarga," ucap Glarissa punya ide cemerlangnya.

"Kamu bisa aja," ucapkan Alzeno. Entahlah, ia merasa akrab dengan Glarissa sekarang, ia seperti menemukan seroang teman random, lucu dan juga cantik.

Tak lama kemudian, makanan pesanan Glarissa dan Alzeno pun datang, para karyawan itu menyajikan makanan di atas meja.

(Selamat menikmati)

"Silakan dinikmati Tuan dan Nona, jika ada hal yang dibutuhkan panggil saja kami," ucap karyawan itu tersenyum ramah.

"Terima kasih ,"ucap Glarissa tersenyum senang melihat makanan penuh di meja itu.

Karyawan itu pun undur diri, kembali ke belakang membiarkan Alzeno dan Glarissa menyantap makanan mereka dengan tenang.

"Wah gila, mana semuanya enak-enak lagi, yang mana satu dulu nih yang kau makan?" ucap Glarissa menggosok tangannya.

Jarang-jarang dia makan besar seperti ini, karena di dunia nyatanya meskipun ia memiliki uang tapi uangnya dia gunakan untuk kebutuhan para anak didiknya, fasilitas tempat latihan dan peralatan bela diri.

Berhubungan di dunia novel ini ia tidak memikir apapun, inilah kesempatan ia menikmati hidupnya. Soalnya kalau ia kembali ke dunia nyata, ia akan kembali memikirkan para anak didiknya

Kalau diingat-ingat lagi, sebenarnya ia sedih karena berpisah dengan anak didiknya, tapi mau bagaimana lagi, dia sendiri tidak tahu cara pulang ke dunia nyatanya.

Tak sungkan-sungkan lagi, Glarissa melahap makanan gratis itu dengan cepat, melihat makanan enak dan lezat, membuat mood dan tenaga Glarissa kembali terisi penuh.

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...