NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Yang Panas

Aku berjalan gontai menuju ke kamar mandi untuk membasahi tubuhku dengan air. Di kamar mandi sudah ada bak mandi berisikan air hangat.

Karena pandanganku buram, aku berjalan dengan tangan meraba ke depan agar tidak menabrak dinding. Seluruh tubuhku terasa lemas, aku baru sadar akan rasa nyeri di pergelangan tanganku yang sewaktu itu dipegang oleh pengawal tabib Ujang. Aku melihat di pergelangan tangan kiriku ada bekas jarum dan kulit di sekitar bekas jarum nampak membiru. Sepertinya aku sudah diracun oleh mereka.

'Brukk'

'Jbyur..'

"Ah.. sakit... huhu... hiks-hiks.. tolong aku.." Aku terjatuh ke dalam bak mandi dengan kaki terbentur pinggiran bak. Ternyata air di dalam bak banyak juga sampai membuatku hampir tenggelam.

'Dug-dug-dug'

Samar-samar aku mendengar orang berlari. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku agar tidak sampai tenggelam.

"Sedang apa kamu." Ucapnya singkat.

"Uhuk-uhuk" Aku terbatuk karena ada air yang masuk ke hidungku.

"Panas.. panas sekali tubuhku." Ucapku lirih.

"Sial." Ucap lelaki itu sambil menutupi tubuhku dengan kain.

Dia menggendongku kembali ke dipan. Lagi-lagi sentuhannya membuat tubuhku semakin terangsang.

"Sentuh aku." Ucapku lirih.

Dia hanya diam menatapku, tidak tau apa yang sedang ada di dalam fikirannya. mungkin dia merasa aku itu wanita yang menjijikan karena sudah bicara seperti itu.

Tiba-tiba dia mendorong tubuhku di atas dipan. Saat ini posisi dia berada di atasku, kain yang aku pakai pun terbuka lagi. Membuat seluruh bagian tubuhku terlihat jelas olehnya.

"Sedang apa kamu?" Bisikku.

"Jika tidak mau, maka menyingkirlah." Ucapku menyuruhnya segera pergi agar aku bisa berusaha menahan hasrat seksualku.

Tiba-tiba tangannya menyentuh kakiku, lalu dia mengangkat kakiku lebar. Membuat bagian bawahku terlihat jelas. Dia melepaskan semua pakaian yang dikenakannya.

Dia menatapku lekat, samar-samar aku melihat wajah tampannya dengan jelas. Ternyata lelaki itu adalah Bara. Aku melihat Bara dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya. Membuatku ingin menjerit kegirangan.

"Kyaaa... seluruh bagian tubuhnya sangat indah seperti mahakarya yang luar biasa." Teriakku dalam hati.

Tubuhnya begitu kekar, begitupun dengan bagian bawahnya. Jika penampilannya digambarkan di buku, hanya dengan melihat dan membayangkannya saja sudah membuat hati menjerit.

Bara nampak ragu, karena mumpung aku masih belum sadar sepenuhnya. Aku menarik dia mendekat padaku. Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Bara menciumku tanpa ragu lagi, bahkan kini tangannya sudah meraba seluruh tubuhku.

"Ah... emh.."

Tangan bara memainkan bagian bawahku, sedangkan mulutnya memainkan buah dadaku.

"Ah... engh... hah...hah.. Ahh.."

Kami benar-benar menikmati suasana saat ini. Aku hampir kehilangan kendali atas permainan ini, Bara mengambil alih seluruh tubuhku. Dia dengan semangat memasukkan miliknya ke dalam tubuhku.

...----------------...

Saat ini aku terbangun dari tidurku, sepertinya aku tidur dengan nyenyak. Sepertinya hari sudah malam, tubuhku terasa sangat segar.

"Aw.. sakit, kenapa bagian bawahku rasanya nyeri." Gumamku sambil berusaha mengingat kejadian sebelum aku tertidur.

"Hah, aku habis tidur sama Bara? tapi bagaimana bisa? apa kejadian itu asli?" Ucapku masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

"Kya... bodoh-bodoh... ngapain di siang bolong aku malah melakukan hal seperti itu dengannya." Gumamku.

'Tok-tok-tok'

"Nona.. apa anda sudah bangun? saya izin masuk mengantarkan makanan." Ucap seseorang sambil mengetuk pintu.

"Ya, aku sudah bangun." Ucapku.

Ternyata seorang pelayan wanita paruh baya, dia membawakanku banyak makanan. Makanan itu terlihat sangat enak. Rasanya aku ingin sekali mencoba memakannya.

"Nona, jika ada yang anda perlukan tinggal bunyikan saja lonceng yang ada di samping dipan ini." Ucap pelayan itu.

"Baik, terimakasih. Apa boleh saya menanyakan sesuatu pada anda Bibi?" Ucapku.

"Tidak perlu begitu sopan nona, anda adalah tamu Ketua Klan kami." Ucap pelayan itu sambil menunduk.

"Tidak apa-apa Bibi, lagian aku ini masih jauh lebih muda dari anda. Sudah seharusnya aku menghormati orang yang lebih tua." Ucapku sambil tersenyum.

Pelayan itu tersenyum tampak bahagia karena bertemu dengan gadis yang sopan sepertiku.

"Hehe.. terlalu percaya diri sekali aku ini." gumamku dalam hati.

"Silahkan anda makan dulu nona, sebelum makanannya dingin. Saya undur diri dulu." Ucapnya lalu pergi dengan menutup pintu kamar.

Aku berjalan mendekati meja yang berisi penuh makanan di atasnya.

"Woah.. ada sup ikan, masakan udang dan ayam. Kelihatan enak sekali.." Ucapku sambil menelan ludah.

Perutku sudah terasa sangat lapar, aku pun segera memakan makanan yang sudah disediakan ini.

Saat pertama kali aku memakannya. Bukannya enak justru makanan ini terasa hambar. Hanya tampilannya saja yang menggiurkan.

"Apa mereka lupa mengasih garam dan bumbu penyedap lainnya?" Ucapku sambil mencicipi satu persatu makanan.

Semuanya terasa hambar, tapi masih bisa dimakan karena bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang masih sangat segar. Rasa dari ikan dan udangnya terasa manis.

Aku menambahkan penyedap rasa yang aku beli dari sistem ke setiap makanan ini. Karena aku tipe orang yang sangat menjunjung tinggi cita rasa makanan.

'Tok-tok-tok'

Selesai makan, ada seseorang lagi yang mengetuk pintu kamar ini.

Ternyata Ketua Klan, dia masuk ke dalam kamar di ikuti seorang tabib yang nampak sudah berusia 80 tahun.

"Kamu sudah baik-baik saja nak?" Ucap Ketua Klan.

"Sudah Tuan, terimakasih sudah menolongku." Ucapku sambil berdiri dengan sedikit membungkuk.

"Lalu bagaimana dengan kondisi tubuhmu? apa masih terasa lemas?" Ucap Ketua Klan.

"Em.. kalau boleh tau memangnya ada apa dengan tubuhku Tuan?" Tanyaku penasaran.

"Nak, perkenalkan namaku Hilya seorang tabib sekaligus kakek dari bajingan yang sudah mencelakaimu. Maafkan aku.. sungguh aku tidak sadar telah memiliki cucu sebodoh anak itu. Cucuku sudah memberimu racun pelumpuh bahkan sudah berani menculik sekaligus berniat jahat padamu. Sungguh bajingan itu telah membuatku kehilangan muka." Ucap Tabib Hilya.

Ternyata dia adalah Kakek dari bajingan gila itu.

"Tapi kamu tidak perlu khawatir nak, karena aku sudah mengeluarkan sisa racun itu dari tubuhmu. Dan untungnya tubuhmu sudah terlatih dengan seni beladiri, jika saja tubuhmu seperti tubuh orang biasa maka kamu akan benar-benar lumpuh untuk selamanya setelah terkena racun itu." Ucap Tabib Hilya dengan wajah merasa bersalah.

"Hm.. jadi Tabib Ujang itu cucu anda?" Tanyaku.

"Tabib apanya, dia memang anak yang tidak tau malu memanggil dirinya sendiri sebagai tabib padahal dia bahkan tidak punya kemampuan untuk bisa memasuki akademi." Ucapnya terlihat penuh amarah dan rasa malu.

"Aku akan segera menyerahkannya ke pengadilan agar dia dihukum sesuai dengan apa yang telah dia perbuat." Ucap Tabib Hilya.

Sepertinya tidak semua keluarga bajingan itu seperti dirinya.

"Bisakah saya mendapatkan kompensasi atas semua yang sudah terjadi?" Ucapku.

"Ya tentu saja keluarga kami akan memberikan apapun yang kamu mau nak, akan aku usahakan semampuku." Ucap Tabib Hilya dengan sungguh-sungguh.

"Kamu tenang saja nak, Tabib Hilya ini merupakan orang kepercayaanku yang sudah sejak lama mengabdi pada keluargaku. Jadi aku juga bisa menjamin bahwa ucapannya itu benar-benar tulus dari hatinya." Ucap Ketua Klan.

Aku mengangguk mengiyakan ucapan Ketua Klan.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!