Ini hanya cerita karangan semata. Semoga bermanfaat.
Ini kisah cinta Viola Armada dan Yuko Eraser. Di lengkapi dengan misteri di balik kematian Lazio Eraser, Daddy nya Yuko Eraser.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Saat semua membantu Yuko masuk kemobil, mobil Velix sampai. "Lova! Ada ap--Arghhhh!"
"VELIIIX...!"
Lova berteriak ketika menoleh kebelakang melihat hantu mata pe.cah sudah mencekik leher Velix sampai kedua kaki Velix terangkat, melayang diudara.
"T-to-looong...!" Velix terbata, kedua tangannya menahan kedua tangan menjijikan hantu itu.
Victor yang melihat itu terkejut, bukan hanya Victor, tapi semua yang ada disini juga tidak kalah terkejut. Kenapa hantu itu mencekik dia? Siapakah dia?
"Veliiix...!"
Lova berlari menghampiri hantu itu yang sedang mencekik leher Velix. Lova berdiri dibelakangnya. "Lepaskan dia! Jangan sakiti dia! Ku mohon!" Lova menatap nanar Velix yang wajahnya sudah memerah, matanya melotot, Velix terlihat susah bernapas dan kesakitan sekali. Lova tidak tega.
Buggg
"Arghhh...!" Velix terjatuh keaspal setelah hantu itu melepas cekikannya.
Hantu mata pe.cah itu menoleh, berbalik badan, menatap Lova dengan bengis. Tak mengatakan apapun, hantu itu malah berganti mencekik Lova, membawanya melayang diudara.
"T-to-looong...! Eghhh..." Kedua kaki Lova bergerak tak tentu, kedua matanya melotot menahan sakit napasnya yang tersendat. "Lepaskan, kumohon," Lova terbata.
Victor beserta yang lain tentu saja ngeri melihat kejadian ini. Terlihat bagaimana bengisnya hantu itu pada Lova dan pria yang masih terduduk diaspal ( Velix ).
"Pria itu siapa, Yuko? Apa kamu mengenalnya?" tanya Sera yang duduk disebelah Yuko, didalam mobil Lova.
"Aku nggak tahu pasti, Tante. Tapi kata Mommy dia adalah temannya," jawab Yuko, dia tak tega menatap Mommy yang terombang-ambing diudara karena ulah hantu itu.
"Teman?" Victor menyahut. Satu alisnya terangkat.
"Iya, Om." Kedua mata Yuko tak lepas menatap Mommy yang masih berusaha melepas dari ulah hantu itu. Lama-lama Yuko tidak tahan Mommy disakiti. Dengan keadaan yang masih sedikit lemas Yuko keluar dari mobil.
"Yuko, kamu mau kemana? Kamu masih lemas, Nak," Sera menahan lengan Yuko agar tak mendekat kehantu itu. Lalu Victor dan Viola serta Yuka ikut menahannya.
"Kak, biar aku saja yang menolong Mommy. Kamu harus istirahat dulu," ~ Yuka.
"Enggak! Kalian nggak boleh pergi kemana-mana!" sergah Sera, dia juga menahan lengan Yuka dengan satu tangannya. "Biarkan Om Victor yang menolong Mommy kalian, kalian harus tetap dimobil, ayo masuk!" Tatapan lembut dan tulus terpancar diwajah dan kedua mata Sera.
Dibantu Victor, Yuka dan Yuko akhirnya berhasil dikunci dalam mobil dengan Sera dan Viola disisi mereka.
"Om, aku nggak mau disini! Aku mau menolong Mommyku, Om! Om!" Yuko dan Yuka berteriak, bergantian, mereka mengetuk-ketuk kaca mobil dari dalam.
"Om...!" kedua mata Yuka dan Yuko berkaca-kaca, mereka tak tega melihat Mommy yang kesakitan seperti itu.
"Om! Mommyku kesakitan! Aku harus menolongnya! Om!" Air mata Yuka menetes, padahal selama ini dia tidak pernah menangis kecuali diwaktu masih kecil, dan ini pertama kalinya Yuka menangis setelah sebesar sekarang.
"Nak, kalian tenang ya, sudah ada Papanya Viola sama orang-orangnya. Mommy kalian pasti akan baik-baik saja," tutur Sera lembut, semoga Yuko dan Yuka bisa tenang.
"Tapi, Tante. Mommyku kesakitan sekarang," Yuko menjambak rambut frustasi, dia begitu menyayangi Mommy sedari kecil. Tentu Yuko tidak mau Mommy disakiti seperti itu.
Viola mengusap lengan bahu Yuko yang disebelahnya. "Yuko, tenanglah, walau aku tahu itu tidak mudah. Tapi, kita bisa bantu baca do'a pengusir hantu dari sini, ya?" Sebenarnya Viola juga takut dan cemas akan keselamatan Mommy Yuko, tapi dia tidak mungkin menunjukannya didepan Yuko. Dia harus menjadi kekuatan untuk Yuko untuk sekarang ini.
"Tapi, Vio,"
"Yuko, tatap mataku," Viola membingkai wajah Yuko yang sangat cemas itu, menatapnya penuh dengan ketulusan.
Yuko menurut dan melihat sesuatu yang sulit dia artikan didalam lautan manik mata Viola. Tatapan yang teduh, damai, menenangkan, dan terlihat penuh ... cinta? Benarkah begitu? Yuko memejamkan mata mengusir perasaan itu.
"Aku takut kamu kenapa-napa, aku takut kehilanganmu. Aku ... suka sama kamu,"
Yuko membuka mata cepat, menatap Viola dalam-dalam, dia ... tertegun. Apa tadi? Apa telinga ini tidak salah mendengar? Ataukah ini hanya mimpi?
"Aku nggak mau kamu terluka, aku bakal sedih kalau kamu..."
Prankkk
"Aaa...!" Viola, Yuka, Yuko, dan Sera menjerit kaget karena tiba-tiba kaca mobil pecah setelah ada yang menghantamnya.
Diluar sini, hantu itu tertawa mengerikan, menggema diseluruh sudut bu.mi. Berbeda dengan Victor, Letnan beserta anak buahnya yang muncul karena perintah Victor dan juga Velix, mereka menutup mulut tak percaya.
"Lovaaa...!!!" Velix berteriak, jantung berdebar kuat melihat Lova yang muntah darah dengan kedua mata memejam. Bu.mi terasa berhenti berputar, darah terasa berhenti mengalir, dan jantung terasa berhenti berdetak.
Velix berlari mendekati Lova yang terlempar disebelah mobil milik Lova sendiri. "Lovaaa...!" Velix berteriak lagi, dengan larian yang terasa berat sekali. Dia takut sesuatu akan terjadi.
Letnan beserta bawahannya dan juga Victor, mereka bertatap mata, mereka juga mengikuti Velix yang mendekati Lova.
Velix memangku kepala Lova, menggucang pelan pipi Lova. "Lova, kamu baik-baik saja, kan? Lova, buka matamu," Tangan Velix gemetar saat kedua mata Lova sama sekali tidak kunjung terbuka.
Victor dan Letnan beserta bawahannya kembali bertatapan, mereka berharap hal buruk tidak terjadi.
Sementara didalam mobil sini, Yuko tidak bisa jika hanya diam saja melihat Mommy sekarat. Dia menendang kaca pintu mobil dan keluar lewat sana.
"Mommyyy...!" Jantung Yuko bertalu, matanya memerah, dia mendekati Mommy yang berlumur darah. "Mommyyy...!" panggilnya mengguncang pipi Mommy.
Karena tak tahan menahan kecemasannya pada Mommy, Yuka juga ikut keluar, disusul oleh Viola dan Sera. Yuka lunglai dan berlutut disisi Yuko. "Kak, Mo-mommy?" bibirnya gemetar, benaknya menuju satu hal buruk.
Yuko menggeleng. "Enggak! Mommy masih bersama kita, Mommy hanya tidak sadarkan diri." Kedua mata Yuko memerah, tangannya terkepal kuat, dia berdiri dan menuju hantu yang masih melayang diudara.
Melihat Yuko, hantu itu melesat dan berdiri di hadapan Yuko. Kedua mata yang biasanya berkilat merah dan menyeramkan, kini tidak ada lagi, berganti teduh dan penuh kerinduan.
Tring
"Yuko, putra ku,"
Kedua mata Yuko, Yuka, dan semua orang yang ada di sini mendelik sempurna. Entah, hantu seram ini telah berubah menjadi sosok yang begitu mereka kenal.
"D-daddy?" bibir Yuko gemetar, dia tak percaya. Kedua mata mengembun. "Kamu kah itu?"
Hantu mata pe.cah yang memang arwah Laerrr ( Lazio Eraser ), tersenyum.
"Kalau kamu Daddy ku kenapa kamu menyakiti Mommy?!" Mata Yuko memerah penuh amarah. Dia tidak menyangka Daddy akan melakukan itu pada Mommy.