NovelToon NovelToon
Bintang Untuk Angkasa

Bintang Untuk Angkasa

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Intro_12

Malam itu menghancurkan segalanya bagi Talita —keluarga, masa depan, dan harga dirinya. Tragedi kelam itu menumbuhkan bara dendam yang ia simpan rapat-rapat, menunggu waktu untuk membalas lelaki keji yang telah merenggut segalanya.

Namun takdir mempermainkannya. Sebuah kecelakaan hampir merenggut nyawanya dan putranya— Bintang, jika saja Langit tak datang menyelamatkan mereka.

Pertolongan itu membawa Talita pada sebuah pertemuan tak terduga dengan Angkasa, lelaki dari masa lalunya yang menjadi sumber luka terdalamnya.Talita pun menyiapkan jaring balas dendam, namun langkahnya selalu terhenti oleh campur tangan takdir… dan oleh Bintang. Namun siapa sangka, hati Talita telah tertambat pada Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intro_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bintang

Kamar itu dingin, terlalu dingin untuk sekadar ruangan rumah sakit. Hanya suara monoton dari mesin pendeteksi detak jantung yang mengisi udara, seolah menjadi pengingat bahwa hidup Papa Talita kini tergantung pada alat. Talita duduk kaku di kursi besi di samping ranjang, tubuhnya nyaris membatu. Matanya tak lepas dari sosok yang terbaring lemah, dengan selang oksigen menutupi mulut dan hidung.

Sekilas, ia melihat gurat kecewa di wajah itu. Meski mata Papanya terpejam, Talita merasa tatapan marah itu masih menghantui. Rasanya seperti ada jarum-jarum halus yang menembus jantungnya, menusuk perlahan namun dalam. Jemarinya yang dingin menelusuri tangan Papa yang sudah keriput dan pucat. Di setiap lekuk kulit itu, Talita menemukan kepingan cerita tentang bagaimana ia pernah menjadi anak kesayangan. Ratu kecil di rumah besar mereka. Dan kini…

Ia justru menjadi racun yang membuat ratu itu kehilangan singgasananya.

Jika saja…

Jika saja malam itu tak pernah terjadi, jika saja ia tidak membuat masalah, Papa masih akan duduk di meja makan sambil bercanda, bukan terbaring seperti ini. Rasa bersalahnya membengkak, memenuhi dada hingga terasa sesak. Ia tahu betul, saking dalamnya luka yang ia toreh, tubuh itu tak mampu menahan beban. Stroke. Bukan hanya sakit fisik, ini adalah sakit hati yang merobek jiwa.

Talita memejamkan mata, mencoba menahan air mata yang menggenang. Namun, gelombang pikirannya tak mau berhenti. Bayangan-bayangan tentang berita yang bisa saja meledak ke publik membuatnya semakin takut. Ia membayangkan para wartawan mengepung rumah, judul-judul miring di media yang menyeret nama keluarganya, perusahaan yang Papa bangun hancur karena skandalnya. Dan di tengah semua itu, sosok Papa yang semakin memburuk.

Tidak… aku tidak boleh tinggal di sini.

Keputusan itu muncul begitu saja. Ia harus pergi. Menghilang. Menjauh dari rumah ini sebelum badai semakin besar. Karena Talita tahu, selama ia ada di sini, ia akan terus menjadi pusat masalah.

^^^^^

“Bintaaang!” teriak Talita di halaman kecil kontrakan sederhananya. Bocah mungil berusia dua tahun itu langsung berlari menjauh, kaki mungilnya menghentak tanah dengan penuh semangat. Memanggilnya justru membuatnya semakin ingin kabur.

Talita keluar membawa mangkuk berisi nasi sup yang masih mengepulkan uap tipis. Udara siang terasa panas, membuat peluh kecil muncul di pelipisnya. Ia setengah berlari mengejar anak itu, tapi gerak Bintang terlalu lincah. Akhirnya ia menyerah, duduk di teras, membiarkan punggungnya bersandar pada tiang kayu yang sudah lapuk di beberapa bagian.

Bintang memang susah diajak makan. Lebih sering ia menghabiskan waktunya mengejar capung, mengamati semut, atau membongkar pasang kerikil yang ia sebut rumah alien. Talita tahu, itu hanya imajinasi anak kecil, tapi ia senang membiarkan Bintang bermain. Ia tak punya banyak uang untuk membelikan mainan, jadi dunia luar adalah taman bermain gratis yang ia sediakan.

Gajinya sebagai penjaga fotokopi hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan. Itu pun harus diirit untuk dirinya, tapi tidak untuk Bintang. Talita rela tak makan seharian asal susu dan makanan bergizi anaknya tetap terpenuhi. Baginya, Bintang adalah segalanya. Anak itu adalah alasan ia bangun tiap pagi, alasan ia menahan diri dari menyerah.

Ia memberi nama Bintang dengan harapan sederhana: kelak anak ini akan bersinar, di manapun ia berada, meski langitnya kelam. Andai ia masih menjadi Nona Talita, pewaris keluarga kaya, Bintang tak akan hidup di kontrakan sempit ini. Ia akan mendapat akses pendidikan terbaik, pakaian mahal, dan mainan yang melimpah. Namun semua itu kini hanya sebatas bayangan.

Bintang berjalan mendekat dengan langkah tenang. Ada sesuatu pada anak itu yang membuat Talita sering bertanya-tanya. Meskipun usianya baru dua tahun, tatapannya kadang terlihat… terlalu dingin. Terlalu dewasa. Ia jarang tersenyum kecuali saat bermain, lalu kembali pada wajah tanpa ekspresi. Talita kerap bertanya dalam hati, “apakah pria yang menodainya dulu juga sedingin ini?”

Bocah itu menyodorkan selembar pamflet yang entah dari mana ia dapatkan.

“Nanti malam ada pasar malam di alun-alun. Aku mau ke sana,” ucapnya dengan suara tenang, nyaris tanpa nada.

Talita memandangi pamflet itu lama. Ia tahu Bintang memang “ajaib” untuk anak seusianya. Sejak pertama ia mengajarinya huruf dan angka, anak itu langsung paham. Tak butuh waktu lama, ia sudah bisa membaca, menulis, bahkan berhitung. Semua ia pelajari dengan cepat, tanpa paksaan. Seperti spons yang menyerap air.

Talita membuka pamflet itu, membaca isi pengumuman sambil menimbang isi dompetnya. Kepalanya dipenuhi perhitungan, berapa biaya masuk, berapa uang yang tersisa, dan bagaimana caranya mengalihkan Bintang dari mainan mahal.

“Aku akan pergi sendiri,” ujar Bintang, tak sabar menunggu jawaban Talita.

Talita menatapnya lama. Entah harus menertawakan keyakinan polos itu, atau khawatir pada keberanian yang dimiliki anaknya.

1
Asih S Yekti
lanjut , cerotanya bagus aku suka
Asih S Yekti
penulis baru tp bagus kok g banyak tipo penyusunan bahasanya juga bagus
Intro: Trimakasiih.. /Smile/
total 1 replies
Ceyra Heelshire
kasian banget /Whimper/
Intro
Hai, ini karya pertama ku..
makasih sudah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!