Ica seorang perempuan yang menjalani sebuah kehidupan tapi seakan sudah mati setelah mengalami kejadian buruk dalam hidupnya karna harga dirinya seolah telah hilang disaat kejadian buruk menimpanya, tapi itu semua ternyata hanya kesalah pahaman saja. Akan kah dia kembali seperti semula ?
Bab 18
“ Mah, Ica sama Al mau makan mah “ Ica
“ ya udah sana gih ajak mantu mamah makan, nanti keburu kelaperan lagi “ jawab mamah Ica sambil mengelus elus lengan Al.
“ makasih tante “ al membalas genggaman tangan mamah Ica yang ada di lengan nya menepuk nepuk tangan mamah Ica, serta tersenyum mengangguk.
Mamah Ica tersenyum hangat “ ya udah sana makan dulu, mamah mau ke kamar dulu ya “
Al mengangguk
“ ayok Al “ ajak Ica
Mereka melangkah bersama ke meja makan dan memulai ritual makan mereka.
Selesai makan Ica mengajak Al untuk ke kamar nya
“ ke kamar gue yok Al, kita NETFLIXAN “ ajak Ica
“ hayuk “
Mereka melangkah membersihkan meja makan, menumpuk piring di washtafel dan keluar dari area dapur, melangkah menuju tangga, hendak ke kamar Ica.
Iya Al sudah biasa melakukan itu, mereka sering menonton bahkan mengobrol bersama di kamar, tempat lain selain kamar adalah roftop. Tapi mereka lebih sering di dalam kamar Ica.
Al lo duduk dulu deh gue mau ganti baju dulu.
Al mengangguk pergi ke arah sofa kamar Ica mendudukan diri di sana. Menjelang menunggu Ica ganti baju Al mengambil ponselnya dan membuka akun sosmednya.
Sengaja sekali dia mencepret sudut kamar Ica dan mengunggahnya di instan story instagram nya.
Seketika media sosial nya rame sekali balas balasan, dari followersnya. Karna sekian lama dia tidak memposting story, sekali post story sangat terlihat kalo itu di kamar seorang perempuan.
Fans fans fanatik Al hampir rata mengirim kan pesan dm kepadanya. Mereka semua berbunyi patah hati, jika dari teman teman nya jelas mereka semua mendukung dan saling mengejek.
“ parah sih kalo udah main nya di kamar gitu “ kafka
“ buset, lama gak muncul sekali muncul gebrakannya gak main main lo bro “ Alif
“ gak ekspek sih “ Arif
Al yang melihat itu hanya tersenyum tanpa membalas satupun komentar mereka.
Tidak berselang lama Ica keluar dari wardrobe nya, menggunakn kaos oversize dengan bawahan hotpants yang tertutup oleh kaos oversizenya.
Berjalan mendekati Al, duduk pas sekali di sebelah Al. Menyandarkan tangan nya di senderan kursi, dengan tubuh miring menghadap ke Al serta melipat sebelah kaki kanan nya yang di atas sofa sedangkan satu kakinya tetap tergantung di bawah.
“ liat apa sih lo, senyum senyum sendiri “ tanya Ica
“ kepo “ jawab Al bercanda
“ hisst pelit “ cebik Ica
“ uluh uluh uluh cantik nya akuh “ goda Al jarinya sambil menoel noel dagu Ica.
“ cckk, apaan sih lo “ tangan Al di tepis Ica
“ sinih sandar sama gue kalo lo mau liat “ Al menarik tangan Ica otomatis badan Ica tertarik menubruk badan Al.
“ Alll “ rengek Ica manja tapi memposisi kan diri
Sekarang posisi Ica meluruskan kedua kakinya di sofa, sedang kan dia bersandar pada dada bidang Al, kaki Al pun yang satu di atas sofa dan berselonjor sedangkan satu tetap tergantung sebagian ke bawah.
“ Ca “ panggil Al
Ica berdehem sambil melihat Al memain kan ponsel nya sendiri “ hmm “
“ lo nyaman gak sama gue “ Ica mendongak ke atas menatap Al
Hembusan nafas Al yang hangat serta beraroma mint tercium oleh Ica
Al berhenti memain kan ponsel nya dan menunduk melihat Ica.
“ nyaman dong Al “ jawab Ica lirih “ kalo gue gak nyaman gak mungkin posisi gue sampe kayak gini ke elo Al “ sambungnya
Al tersenyum “ maksud gue, bukan posisi lo yang kayak gini yang nyaman sih Ca. Maksud gue, hmmm….. perasaan lo “
Ica membeku matanya berkedip kedip pelan lucu dia memiring kan sedikit badannya menghadap ke Al tapi masih dalam posisi menyandar.
Tersenyum lembut mengangguk “ nyaman banget Al “
Al tersenyum mendengarnya “ kalo nyaman, lo mau gak Ca, jadi cewek gue? “
Ica tersentak, perasaan itu sebenarnya sudah tumbuh sejak lama hanya memang sebisa mungkin Ica tepis. Karna takut kalo perasaan nya bertepuk sebelah tangan.
Ica diam sebentar menimang nimang tawaran Al. Dia sebenarnya ragu untuk menjawab, tapi juga tidak ingin menolak.
“ Alll, lo serius “ tanya Ica lirih menunduk memandang ujung kaos Al di bagian pinggang, sambil memain mainkan pinggiran kaos Al, memelintir melintir pertengahan kaos itu.
“ serius dong Ca “ Al mengelus elus bagian punggung Ica
Ica mendongak lagi menatap Al dan mengangguk. Pipinya bersemu merah, sedangkan Al loading sebentar. Lalu tersadar, dengan senyum sumringah memeluk gemas Ica dengan posisi Ica yang masih seperti tadi.
“ makasih sayang “ Al mencium puncak kepala Ica dan menghirup aroma nya. Ica membalas pelukan jya menelusup kan satu tangan nya ke belakang badan Al dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Al.
Menghirup aroma parfum Al yang ada di kaos Al yang ada di dekat ketiak Al.
Al menelakup kan kedua tangan nya ke kedua pipi Ica, membawanya menghadap ke atas, ke arah nya.
Tanpa izin dari Ica Al menautkan bibir mereka.
Ica yang kaget membelalakan matanya, tapi di saat Al mulai memanggut bibir bawah nya, Ica mulai memejam kan mata. Merasakan benda kenyal itu menghisap bibir bawah nya.
Ica membalas panggutan itu. Terasa bahwa Al tersenyum tapi tidak melepas kan bibirnya. Merasakan.
Bibir mereka terus saling menaut satu sama lain saling membalas sesekali melepas mengecup lalu bersatu kembali sedang kan tangan Ica meremas kaos Al dan tangan Al bergerak yang satu mengelus punggung Ica sedangkan yang satu menahan tengkuk Ica.
“ nñghhh” Ica melenguh, mendesah lembut, membuat naluri kelakian Al semakin keluar, tapi sebisa mungkin dia kendalikan.
Sedangkan Ica, dia menyadari ada yang mengeras di bagian bawah Al karna memang posisi miring nya yang menempel. Jadi bagian itu pas berada di pinggang Ica.
Mereka melepas tautan itu dengan nafas yang naik turun.
Al membawa Ica ke dalam pelukan nya lagi, memeluk erat Ica “ makasih sayang, makasih “ Ica diam mengangguk.
Al mendongak kan muka Ica dan mengelap bekas salivahnya yang masih tertinggal di sisi sisi bibir Ica dengan ibu jari nya. Begitu pun Ica dengan lembutnya membersih kan bibir Al. Al tersenyum lembut mengecup singkat tapi dalam di bibir Ica, melihat nya sebentar dan mengecup dahi Ica.
Al melonggarkan pelukan itu, lalu Ica sedikit menegak kan badan nya. “ ayok kita netflixan “
Al tersenyum mengangguk.
Mereka kali ini memilih film romantis after yang di peran kan oleh Hardin Scott dan Tessa
Mereka berdua terbawa suasana sampai tidak terasa film yang ada lima season itu sudah selesai satu season.
Karna hari sudah keburu sore lagi Al pun pamit
“ sayang gue pulang dulu ya, udah sore. Lo jugak belum istirahat “ pamit Al
Ica mengangguk setuju