Transmigrasi Master Beladiri Ke Dalam Novel Sad Ending

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

Dor! Dor! dor!

Para pria itu terpaksa berlari ke arah mobilnya untuk bersembunyi setelah melihat temannya satu mati.

Glarissa terus maju ke depan, sambil terus menembak membuat para pria itu tidak ada kesempatan untuk menembak ke arahnya.

Glarissa berhenti sejenak, mumpung di tempat itu sepi, ia pun Melakukan aksinya.

"Hey kalian berdua masuk ke dalam mobil ku dan menjauh lah dari mobil di sini!" teriak Glarissa.

Kedua pemuda itu pun berlari keluar dari mobil secepatnya, lalu masuk ke dalam mobil Glarissa lalu melajukan mobilnya menjauh dari tempat tersebut.

Setelah menjauh, Glarissa mengangkat tangannya.

Berhubungan Glarissa belum menembak, para pria itu ingin menembak ke arahnya. Tapi dengan cepat, Glarissa menembak ke arah teng bahan bakar mobil mereka.

Dor!

Duarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!

"Aaaaaaaaaaaaa!" terdengar Suara pria yang ada di dekat mobil terpental karena ledakan tersebut.

Glarissa juga menembak ke arah mobil yang lain dan mobil itu juga meledak, tapi teman-teman para pria melihat mobil temannya meledak, mereka pun segera berlari menjauh.

Glarissa berjalan mendekat sambil menodongkan senjatanya ke segala arah, meskipun gelap malam. Ia mengandalkan suara yang iandengar.

Sebuah peluru menuju ke arahnya, ia mendengar suara angin yang mendekat, Glarissa menghindar dan berlari ke arah suara peluru itu datang.

Dor! Dor!

Tambakan itu mengenai tangan peria tersebut, satu tembakan lagi mengenai kakinya. Glarissa mengambil senjata api dari pria itu lalu mencari sisa ketiga pria yang melarikan diri.

Glarissa mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Ia pun segera berlari ke arah pria tersebut.

Dor! Dor! Dor!

Dari ketiga pria itu ada yang mengenai pinggangnya, ada yang mengenai kakinya dan ada yang mengenai punggung.

Mereka kesakitan dan tak kuat berlari lagi. "Heh! Mau kabur? Silahkan," ucap Glarissa tersenyum sinis.

Pria yang terkena tembakan di punggung itu tak mau membuang kesempatan, ia pun ingin berlari menjauh. Tapi Glarissa membidik pria itu lagi dan...

Dor!

Satu tembakan mengenai kaki pria tersebut membuat pria itu jatuh tersungkur.

Dari kejauhan, terdengar suara deru mobil yang datang, sepertinya itu adalah mobil pengawal paman kedua pemuda tadi.

"Almost! Alfa! Kalian di mana!" teriak paman kedua pemuda itu terlihat panik.

"Paman!" teriak ketua pemuda yang namanya di panggil itu keluar dari mobil Glarissa. Glarissa sengaja menyuruh kedua pemuda itu naik ke mobilnya agar mobilnya tidak lecet karena ledakan mobil penjahat itu.

Kedua pemuda itu berlari dan memeluk pamannya. "Paman, untungnya kamu datang," ucap Almost.

"Sudah, kalian aman sekarang. Tapi... Di sini apa yang terjadi?" tanya Paman itu, dia adalah Alzeno, pria yang berusia 35 tahun yang belum menikah. Kedua remaja itu adalah keponakannya, anak dari kakak perempuannya.

"Itu ada seroang kakak cantik, yang sudah menolong kami, dia yang membereskan para penjahat itu," ucap Almost bersemangat, karena mereka tidak menyangka akan bertemu dengan wanita yang sangat jago dan keren.

"Lalu di mana sekarang?" tanya Alzeno.

"Tidak tahu di mana dia sekarang," ucap Alfa melihat ke arah mobil yang terbakar itu.

"Eh, jangan-jangan terjadi sesuatu padanya? Lagian ini sudah agak lama sih. Dia kan sendiri, sementara penjahat itu ramai, sekali pun dia sangat jago, tapi dia tidak mungkin bisa menangani mereka yang ramai itu. Paman cepat cari Kakak itu, dia sudah menyelamatkan kami tadi," pinta Alfa memegang tangan Alzeno.

"Pengawal, cepat cari wanita itu!" titah Alzeno.

Saat para pengawal ingin beranjak pergi, mereka melihat ada bayang-bayang dari kegelapan mendekati. Para pengawal itu mengangkat senjata ke arah bayangan Tersebut.

Saat sudah mendekati, terlihat seorang wanita yang sedang menarik empat pria yang sudah sekarat.

"Paman, itu kakaknya, dia sudah datang!" ucap Alfa terdengar riang sambil menujuk ke arah Glarissa yang mendekat.

"Turunkan senjata kalian!" titah Alzeno.

Para pengawal pun menurunkan senjata mereka, tapi masih dalam tetap mode waspada.

"Wah! Kakak, kamu keren sekali! Bisa menghabisi mereka semua," puji Almost.

Glarissa mendekat ke arah mereka, ia pun melempar ke empat pria itu ke depan Alzeno. Ia memegang bahunya dan memutar-mutarkan untuk meregangkan otot bahunya.

"He he he he, bagaimana adik kecil, kakak keren kan?" tanya Glarissa tersenyum.

"Kakak emang best lah," puji mereka.

"Bawa ke empat orang ini ke penjara bawah tanah!" titah Alzeno kepada pengawalnya.

"Siap Tuan." angguk mereka.

Beberapa pengawal itu pun membawa pria itu satu persatu, tubuh penjahat itu sedikit berat, tapi mereka tak menyangka jika wanita dengan tubuh kecil itu bisa membawa keempat pria tersebut.

...***❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️***...