NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bulol

Masih di waktu yang sama.

Utami, wanita paruh baya itu setelah mengetuk pintu kamar putra sulungnya sekilas, dan karena tidak ada jawaban di dalam sana ia pun dengan inisiatif sendiri membuka pintu lalu melangkah masuk ke kamar Geswa.

Kamar yang dulunya kosong selama belasan tahun, kini sudah terisi, pemiliknya sudah datang.

Namun, Utami tak melihat seorang pun di dalam kamar yang luasnya melebihi ruang tamu penthouse Geswa.

Lalu, Utami mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan dan wanita paruh baya itu pun melihat pintu balkon terbuka setengah. Ada asap tipis yang mengepul dari sana.

Maka Utami lantas melangkahkan tungkainya keluar, dan tampaklah Geswa berdiri di ujung, dan di tangan kanannya terdapat rokok yang menyala.

Dia merokok?

"Nak?" panggil Utami lembut.

Geswa menoleh dengan kaget, lantas membuang puntung rokoknya ke lantai lalu menginjaknya. Kemudian, pria itu mengibas-ngibaskan kedua tangannya ke udara guna menghapus jejak asap rokok tersebut.

Perbuatan Geswa tak luput dari perhatian Utami.

"Ada apa, Ma?" tanya Geswa penasaran, pria itu menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu ngerokok?" Bukan itu pertanyaannya, tapi maksud Utami ialah wanita paruh baya itu hanya ingin tahu alasan anaknya merokok.

Karena selama ini ia tahu betul kalau Geswa suka sekali menjaga kesehatan. Putranya itu sangat menghindari alkohol dan rokok. Itu sebabnya saat ini Utami membawa satu gelas susu.

Geswa mengangkat kedua bahunya. "Ya, hanya sesekali saja, guna melepas stress." Dagu pria itu mengarah ke meja yang terdapat di belakang Utami, meja tersebut terisi sebuah laptop dan beberapa berkas yang terbuka.

Utami menoleh, lalu menghela napas. "Mama kira kalau kamu pulang, kerjaanmu sedikit, jadi bisa santai, ternyata sama aja?" keluh wanita itu lalu menyimpan susu yang dibawanya ke atas meja.

Kemudian ia mendudukkan diri ke sebuah sofa panjang yang berada di sana.

Ada rasa kasihan menghampiri hati Utami. Mengingat, bagaimana Geswa waktu kecil sudah dituntut untuk sempurna oleh Antonello, waktu itu ia terlalu sibuk karena masih bekerja menjadi sekretaris suaminya, dan waktu itu ia menutup mata dan seolah tak peduli akan kesulitan yang Geswa kecilnya alami.

Baru ia merasa menyesal saat Antonello mengirim Geswa ke Australia dan putranya itu tak ingin balik ke Indonesia setelah tinggal hingga belasan tahun di Australia.

"Ya, mau bagaimana lagi. Aku kerja juga buat kita, buat mama," dan untuk Endria.

Geswa ikut duduk di samping mamanya. Walaupun dulu Utami bersikap tak peduli padanya, tetapi hati Geswa tak sedikitpun menyimpan dendam, karena Utami tetaplah ibunya, wanita yang melahirkannya.

Setelah melihat sang anak duduk di sampingnya, Utami lantas memeluk lengan Geswa dengan manja, mumpung suaminya sedang berada di luar kota.

"Kamu itu sudah tiga puluh tahun loh, kamu nggak kepikiran buat nikah gitu? Enak loh kalau ada pasangan nemenin kerja, atau apa-apa dibuat berdua, ada yang bisa dipeluk kalau tidur, nggak sendirian lagi," ujar Utami menjelaskan tentang betapa indahnya menikah dan punya pasangan, siapa tahu Geswa si anak bujangnya tertarik.

"Tuh adikmu, juga udah mau nikah. Masa kamu mau dikalah sama Gatra?" Utami menyinggung Gatra yang membuat Geswa menoleh ke samping, pria itu menatap tajam ke arah ibunya.

Bukannya takut karena mendapat pelototan mata dari Geswa, Utami malah tertawa-tawa kecil karena di matanya sang anak sangatlah lucu.

"Ih, kenapa ekspresinya, gitu? Makanya cepat cari calon istri sana."

"Sudah ada." Tiba-tiba Geswa memberitahu mamanya.

"Wah... Beneran?!" tanya Utami antusias, karena baru pertama kali ini Geswa mulai membuka diri. "Coba dong kenalin ke mama, siapa perempuan beruntung itu?" Utami menggoyang-goyangkan lengan putranya, menuntut jawaban.

Geswa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nanti," ujarnya acuh tak acuh.

"Aduh!" ringis Utami, Geswa mulai menyebalkan. "Setidaknya kasih tahu mama dia orang mana, bule Ausi? Kimberly?" tanya Utami sambil menaik turunkan kedua alisnya. Seketika ia menyebut satu nama, yaitu Kimberly Dawson satu-satunya wanita yang berhasil masuk ke circle pertemanan Geswa, setahunya Kimberly ini sudah menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit besar di Australia.

Geswa menghela napas, kembali menggeleng dengan wajah datar.

"Oh bukan," kata Utami kecewa, lalu wanita paruh baya itu kembali merubah ekspresinya menjadi takjub. "Orang sini?!" tanya Utami antusias.

Kali ini Geswa mengangguk, matanya menatap lurus ke depan, memandangi suasana malam di luar sana. Tenang dan damai di tambah suara samar-samar dari deburan ombak di pantai.

"Wah! Yang bener kamu? Hmm, mama kenal, nggak?" tanya Utami lebih antusias dari tadi.

"Mungkin?" Geswa berkata yang membuat Utami bingung sekaligus senang, ternyata sang anak sudah punya tambatan hati, di mana kali ini ia melihat Geswa terlihat serius.

"Wah siapa, ya?" tanya Utami penasaran, ia tak bisa menebak, karena ia punya banyak kenalan gadis seumuran maupun di bawah umur Geswa. "Lain kali bawa ke sini dong, mama penasaran banget nih."

"Tapi dia sudah memiliki tunangan, Ma."

Utami terdiam, dan ia menyadari perubahan raut wajah Geswa yang tadinya biasa-biasa saja menjadi sendu walaupun tak terlalu kentara. Wanita paruh baya itu beralih mengelus-elus lembut punggung Geswa, kasihan, ternyata cinta putranya bertepuk sebelah tangan.

"Tidak papa, selama janur kuning belum melengkung, pasti masih ada cara buat dapetin dia. Semangat, ya?!" kata Utami menyemangati Geswa.

Geswa memeluk mamanya. "Aku sayang, Mama," katanya lirih, lalu setelah beberapa detik Geswa melepaskan pelukannya.

"Ini sudah malam, mama sebaiknya kembali ke kamar dan tidur, atau angkat telepon dari papa." Geswa sadar sedari tadi ponsel milik Utami yang berada dalam saku sedari tadi bergetar terus menerus. Dan Geswa sangat tahu telepon itu dari papanya, seakan-akan Antonello tahu kalau Utami sedang bermesraan dengan putranya sendiri.

Bermesraan di sini bukan hal-hal yang mengarah ke yang negatif, ya. Kayak tadi, di mana Utami cuman sekedar meluk lengan Geswa lalu cerita-cerita. Oiya, Antonello ini possessive dan cemburunya tingkat dewa, bahkan bapak anak dua itu ngerasa cemburu kalau Utami terlalu dekat dengan Geswa atau Gatra. Untung banyak duit, ya, kan?

"Aduh, papamu ini! Pusing banget, mama. Kalau gitu, mama masuk dulu, jangan lupa susunya dihabiskan dan jangan begadang," ucap Utami memperingatkan. Geswa hanya bisa mengangguk. Kemudian mamanya pun berdiri dari sofa lalu berjalan masuk ke dalam kamar Geswa, kemudian berjalan kembali ke kamarnya sendiri.

Geswa berpindah tempat, kali ini pria itu sudah mendudukkan diri di atas kursi, dan berhadapan langsung dengan laptopnya. Sebelum kembali bekerja, di mana pekerjaannya sudah hampir selesai. Terlebih dahulu Geswa meminum susunya sampai tandas.

Pria itu lalu menghidupkan laptopnya, tapi masih belum mengerjakan pekerjaannya. "Endria sedang apa, ya?" gumam Geswa bertanya pada dirinya sendiri, lalu pria itu mengetik beberapa tombol di laptopnya lalu terpampanglah sebuah rekaman video ruang tamu rumah Endria.

Ya, seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa Geswa memiliki akses video CCTV rumah Endria dan pria itu juga memiliki mata-mata di sana.

Di dalam video, tepatnya ruang tamu, Geswa tak melihat Endria di sana. Lalu videonya teralih, sekarang ruang keluarga, dan hasilnya sama saja, beralih ke dapur, halaman belakang, dan halaman depan, tetapi nihil, ia sama sekali tak melihat gadisnya.

Geswa menghela napas. Hanya ada satu kemungkinan. Bahwa, Endria saat ini sedang berada di kamarnya, dan Geswa sengaja untuk tak memasang kamera di sana, takut bisa melihat hal yang belum bisa ia lihat, selain itu kalau Geswa memasang kamera di sana bisa sangat melanggar privasi gadisnya.

***

Geswa ini ganteng, pintar, kadang-kadang baik, atau bisa baik banget, punya banyak uang, tapi memilih nggak minum alkohol dan cuma sesekali ngerokok, palingan kalau dia beli satu bungkus rokok isi 16, akan habis untuk tiga bulan. Fix, kekurangan Geswa cuma satu, dia bulol. Padahal dia mudah banget dapat gadis lain di luar sana.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!