Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.
Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.
Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.
Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Dia menenggelamkan kepala, berusaha menepis perasaan itu. Tidak, dia tidak boleh mundur sekarang. Dengan langkah mantap, Adipati mendekati rumah itu. Langkah Adipati terhenti ketika melihat sosok Andre laki - laki yang saat ini sangat dekat dengan Anya. Namun Adipati tetap maju mendekati mereka. Anya dan Andre terdiam ketika sosok Adipati mendekat dan berada dihadapan mereka. Anya dan Andre terdiam, dengan ekspresi wajah yang terkejut. Anya tampak tidak percaya, sementara Andre hanya mengamati Adipati dengan tatapan curiga.
" Selamat malam Anya." suara Adipati bergetar. " Bisakah aku masuk? Aku ingin bicara dengan mu ... aku juga ingin berbicara dengan Mama dan Papa."
Anya terdiam dan mematung sejenak, seolah mencari kata - kata yang tepat "Mas Pati..." Anya mulai namun suaranya terhenti. Dia juga menatap Andre, yang kini berdiri disampingnya, seolah ingin meminta izin untuk bicara.
" Kenapa kamu di sini?" tanya Andre dengan suara tegas namun tidak kasar "Apa yang kamu inginkan?"
Adipati menelan ludah, merasakan ketenangan di udara " Aku hanya ingin bertemu dengan istri dan anak ku Alvino. Aku ingin menjelaskan semuanya. Aku ingin memperbaiki semua kesalahan yang telah aku buat dimasa lalu."
Anya menatap, matanya berkilau dengan emosi yang sulit dibaca " Mas Pati, ini bukan waktu yang tepat. Lagi pula saat ini kita bukan suami istri dan Alvino dia bukan anak mu. Alvino adalah anak ku dan dia tidak punya hubungan apapun dengan kamu mas. Lagi pula Alvino hanya tahu kalau kamu adalah atasan ku tidak lebih dan dia sudah terbiasa hidup tanpa sosok seorang Papa. Lagi pula kita sudah bercerai."
"Justru itu yang ingin aku ubah." jawab Adipati, berusaha menahan nada putus asanya. "Aku ingin dia tahu siapa Papa nya. Aku ingin dia mengenal aku dan kamu jangan lupa Anya, dalam agama kita tidak ada kata cerai selain diceraikan oleh kematian."
Andre melangkah maju, menempatkan dirinya di antara Adipati dan Anya " Kamu tidak bisa datang ke sini dan berharap semua akan kembali baik - baik saja. Kamu tentu tahu semua akan menjadi rumit untuk Anya dan Alvino."
Adipati merasakan kemarahan mulai membara di dalam dirinya, tetapi dia berusaha menahan diri " Aku tidak ingin menyakiti atau membuat siapa pun tidak nyaman. Aku hanya ingin punya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Tolong izinkan aku masuk dan sepertinya aku yang lebih berhak ada disini karena bagaimanapun aku masih bagian dari keluarga ini. Jangan lupa aku ini masih suami Anya, itu berarti aku masih menantu dari Mama dan Papa Anya. Aku juga adalah ayah kandungnya Alvino. Jadi, aku minta anda untuk tahu diri Pak Andre."
Anya menghela nafasnya, tampak bingung " Mas Pati, aku ... aku tidak tidak tahu harus mengizinkan kamu untuk masuk atau tidak. Jujur ini semua terlalu mendadak."
" Anya , aku mohon. Aku tidak ingin menganggu hidup kamu dan Alvino. Aku hanya ingin bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Aku juga ingin menjadi bagian dari hidup Alvino, hanya itu."
Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Anya akhirnya mengangguk pelan. " Baiklah. Tapi hanya sebentar. Aku akan panggil Mama dan Papa."
Adipati merasa seolah beban berat di pundaknya sedikit terangkat. Dia mengikuti Anya untuk masuk ke dalam rumah. Sementara Andre tetap berada di luar, mengawasi dengan tatapan waspada. Di dalam rumah suasana terasa hangat, tetapi Adipati merasakan ketegangan yang menggelayuti setiap sudut ruangan.
Ketika Anya memanggil orang tuanya, Adipati menunggu dengan hati berdebar. Dia tahu bahwa pertemuan kali ini tidak sama dengan pertemuan yang lalu, ketika dia belum tahu bahwa Alvino adalah anak kandung nya. Dia sadar betul bahwa kedatangannya kali ini adalah langkah pertama menuju perbaikan, tetapi dia juga menyadari bahwa jalan didepannya masih panjang dan penuh dengan rintangan. Dia harus harus siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk penolakan dan kekecewaan.
***
Pintu terbuka perlahan, Mama dan Papa Anya ternyata ada diruang tamu. Mereka sedikit terkejut melihat Adipati yang datang.
" Adipati ... Kami tidak menyangka kamu datang lagi malam - malam begini. Ada apa nak?" tanya Mama Anya.
" Apa maksud kedatangan mu sebenarnya?" kini Papa Anya ikut bertanya.
Adipati dengan nada tetap sopan berkata " Pertama saya berterimakasih karena Mama dan Papa berkenan saya temui. Saya datang malam - malam begini ingin meminta izin, sebagai Papa kandung Alvino ... Untuk dapat memperjuangkan hak saya mengenalnya dan menjadi bagian dari hidup nya. Jujur saya baru tahu tadi siang , bahwa Alvino adalah anak kandung saya dengan Anya."
Adipati menjedah kalimatnya seolah mengambil nafas berat dan kembali berkata " Selain itu , saya juga ingin membangun kembali hubungan dengan Anya, karena bagaimanapun saya dan Anya masih suami istri hingga saat ini. Karena dalam ajaran agama kita tidak pernah ada kata cerai selain karena kematian."
Mama dan Papa Anya terdiam dan Mama Anya kembali berkata " Kami paham dengan perasaan mu Pati. Untuk Alvino, kami akan membantu agar kamu bisa lebih dekat. Tapi ... Untuk kembali kepada Anya Mama dan Papa tidak bisa memberi jawaban, karena itu keputusan itu kami serahkan sepenuhnya kepada Anya."
Anya yang sedari tadi duduk di pinggir sofa mendengarkan mulai angkat bicara dengan Nada tegas dan skeptis. " Mas Pati, aku menghargai niat baik mu, tapi ini sudah terlambat." Anya menarik nafasnya dan kembali bicara " Kamu datang setelah semuanya berantakan. Lagi pula, aku dan Alvino sudah hidup tanpa kamu selama ini dan kami bahagia seperti ini. Kamu tidak bisa dengan tiba-tiba datang dan berharap semuanya akan kembali seperti semula dan seolah tidak ada apa-apa. Setelah enam tahun yang lalu kau menikah dengan aku karena pernikahan status dan kau menyelingkuhi aku dengan seorang ..."
"Cukup ... Cukup ... Anya aku tidak pernah menganggap pernikahan kita itu 'Pernikahan Status ' aku benar - benar mencintai kamu dulu sampai hari ini juga." kata Adipati dengan lantang.
" Adipati, kamu tenang dulu, kita di sini untuk bicara terbuka. Tapi Anya kamu harus hormati juga keputusan kami." kata Mama Anya memberi pengertian.
" Iya itu betul Papa dan Mama akan bantu kamu untuk dekat dengan Alvino dan kamu Anya jika belum mau kembali dengan nak Adipati itu terserah kamu, tapi yang jelas kamu tidak bisa melarang Adipati untuk dekat dengan Alvino karena Alvino itu anaknya." tegas Papa Anya.
" Terimakasih Pa Ma , atas pengertiannya." kata Adipati sambil tersenyum penuh kehangatan pada kedua mertua nya itu. Adipati juga kembali mengatakan " Saya tidak akan pernah menikah lagi dengan siapa pun terkecuali dengan Any dan saya janji Alvino adalah satu-satunya pewaris dari perusahaan Sudrajat Grup dan saya janji akan ada selalu untuk dia dan juga Anya."
" Tidak perlu mas." bantah Anya dengan perkataan Adipati yang akan ada untuk nya.
" Maaf Anya mungkin sebagai suami aku sudah gagal tapi aku tidak mau lagi gagal sebagai seorang Papa untuk Alvino. Jadi, aku harap kamu mengerti bahwasanya aku perlu dekat dengan anak kita." kata Adipati dengan tegas.
Suasana makin hening sejenak. Anya menatap tajam ke arah Adipati, bergumul dalam hatinya.
" Aku butuh waktu, ini bukan perkara muda buat aku. Karena jujur Alvino belum pernah membagi rasa sayangnya kepada siapa pun selain dengan aku." kata Anya sinis.
" Kita semua butuh waktu Anya. Yang terpenting saat ini adalah niat baik ada disini." Mama Anya menyentuh bagian jantung Anya.
"Kami berharap ini jadi awal yang baik untuk Alvino.Kami berharap ini jadi awal yang baik untuk kalian semua terutama untuk Alvino." kata Papa Anya.