NovelToon NovelToon
Anak Tersembunyi Sang Kapten

Anak Tersembunyi Sang Kapten

Status: tamat
Genre:Kehidupan Tentara / Cinta Lansia / Menikahi tentara / Tamat
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Deyulia

Juara 1 YAAW 2025 periode 1 kategori 2

Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.

Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama lima bulan serta masa dinas dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.

"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di kedinasan," janji Dallas.

"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.

Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Cerita Masa Lalu Bidan Dista

     Pertemuan untuk yang kedua kalinya antara Bidan Dista dan Syafana kembali terjadi. Entah kenapa Bidan itu malah senang apabila barang pesanannya dikirim langsung oleh Syafana.

     Di depan pintu rumahnya, Bidan Dista menyambut dengan ramah kedatangan Syafana. Syafana dipersilahkan masuk.

     "Terimakasih Bu Bidan. Tidak usah repot-repot. Saya sepertinya tidak akan lama, saya juga masih mau mampir ke rumah orang tua saya yang rumahnya kebetulan di Bandung," ungkap Syafana.

     "Saya tidak merasa repot, hanya air minum dan cemilan ringan. Silahkan dicicip, tadi pembantu saya sengaja buat bolu pisang dengan tepung ketan hitam. Silahkan dicicip mumpung masih hangat," paksanya seraya menggeser wadah bolu terbuat dari keramik itu ke arah Syafana.

     "Terimakasih Bu Bidan, sepertinya memang enak bolunya, dan wanginya harum sekali," puji Syafana sembari meraih satu potong bolu yang sudah dipotong-potong. Bidan Dista senang melihat Syafana mau mencicipi bolu buatan pembantunya.

     Saat dicicip memang rasa bolunya enak dan adonannya lembut. Syafana juga sering membuat bolu pandan dengan tambahan pisang kalau saat santai di rumah. Kadang ia cicip bersama Sakala dan kedua pekerja butiknya saat sore-sore menjelang butik tutup.

     "Wah, bolu pisangnya sungguh enak dan adonannya lembut," puji Syafana.

     "Iya betul Mbak. Bi Reni memang paling pandai membuat jenis bolu apapun. Saya juga pernah belajar dari pembantu saya, tapi rasa dan adonannya tidak pernah seenak pembantu saya. Memang sepertinya saya tidak ada bakat dalam memasak, selalu gagal," ujarnya merendah.

     "Tidak apa-apa, Bu. Kalau sudah ada asisten rumah tangga, kita tinggal makan saja dan menikmati," tukas Syafana.

     "Iya betul, Mbak. Saya memang akui tidak bisa memasak sejak dulu. Saya lebih sibuk dengan pekerjaan saya, jadi tidak ada waktu untuk belajar masak," ceritanya lagi.

     "Wajar dong Bu Bidan, namanya juga wanita karir. Kadang kala kita sudah lelah kalau dituntut harus melakukan lagi pekerjaan rumah."

     "Oh iya, saya hampir lupa dengan gaunnya, saking asiknya menikmati bolunya. Ini silahkan Bu, dilihat dulu, siapa tahu ada yang kurang srek dengan keinginan Bu Bidan." Syafana menyodorkan kantong besar bertuliskan nama butiknya ke hadapan Bidan Dista.

     Bidan Dista memeriksa gaun-gaun itu, dan hasilnya membuat ia tersenyum bahagia. Sepertinya Bidan Dista puas.

     "Memuaskan. Saya selalu puas dengan gaun dari butik Mbak Syafana," pujinya sembari meletakkan kantong bertuliskan butik Syafana itu di atas sofa.

     "Terimakasih kalau Bu Bidan merasa puas dengan gaun dari butik Syafana. Semoga tidak kapok terus belanja di butik kami," ucap Syafana.

     "Saya tidak akan kapok membeli gaun di butik Syafana selama ada model terbaru dan menarik untuk saya," balasnya sembari mempersilahkan Syafana mencicipi lagi bolunya.

     "Kebetulan hari ini klinik kami tutup, karena suami saya ada tugas dadakan dari rumah sakit Harapan Anak dan Bunda. Jadi, saya sedikit santai."

     "Pantas saja, saya tidak melihat ada pasien lalu lalang tadi."

     "Iya, Mbak. Ngomong-ngomong, Mbak Syafa saat ini tidak ingin lagi menikah gitu? Maaf, saya jadi lancang. Tidak apa-apa bukan kita ngobrol masalah pribadi, biar obrolan kita lebih akrab," ujarnya diimbuhi senyum.

     "Tidak apa-apa Bu Bidan. Dan kebetulan saja sepertinya saya sudah tidak memikirkan lagi tentang pernikahan. Saat ini saya lebih menikmati kesendirian saya dan butik serta anak semata wayang. Untuk memikirkan suami, rasanya sudah tidak prioritas lagi," jawab Syafana. Dirinya kembali sedih ketika tiba-tiba bayangan Dallas saat menalaknya lewat sambungan telpon teringat kembali.

     "Sepertinya cinta Mbak Syafa pada almarhum suami Mbak begitu kuat. Sehingga Mbak Syafa tidak mau lagi memikirkan untuk menikah lagi. Bagus itu Mbak, cinta yang benar-benar sejati sampai ajal memisahkan. Saya salut dengan keteguhan Mbak Syafa untuk tidak menikah lagi. Beruntung almarhum suami Mbak menikahi Mbak di dunia, ternyata Mbak Syafa sangat setia," ujar Bidan Dista panjang lebar.

     Bidan Dista tidak tahu saja bahwa apa yang pernah Syafana bilang suaminya meninggal, adalah bohong belaka, itu hanyalah alasan agar Syafana benar-benar bisa melupakan Dallas dengan menganggapnya sudah meninggal.

     Syafana semakin terlihat sedih ketika Bidan Dista terus saja mengingatkan dirinya pada Dallas mantan suami sirinya.

     "Saya minta maaf karena telah membuat Mbak Syafana sedih dan terkenang akan almarhum suaminya, sekali lagi saya minta maaf." Bidan Dista terlihat sangat menyesal.

     "Tidak apa-apa Bu Bidan, saya tidak kenapa-kenapa." Bidan Dista lega dengan pengakuan Syafana, lalu ia kembali menyambung cerita Syafana dengan kisah masa lalunya tanpa ditanya.

     "Saya juga dulu pernah punya kenangan saat harus berpisah dengan mantan suami saya. Tapi, pernikahan saya yang pertama dibangun tanpa cinta. Kami yang salah, maksud saya keluarga saya dan sayalah yang salah. Kami terlalu memaksakan keinginan kami sehingga dengan terpaksa laki-laki itu menerima saya," kenang Bidan Dista.

     "Padahal laki-laki itu saat akan ditunangkan dengan saya, dia sebetulnya memiliki kekasih yang katanya sudah dinikahi secara siri. Karena ego keluarga kami, dan sebab hutang budi, terpaksa keluarga laki-laki itu dan laki-laki itu menerima pertunangan itu. Padahal laki-laki itu sejak awal sudah menolak. Saat itu dia baru saja masuk pendidikan bintara."

     "Dan lima tahun kemudian kami akhirnya menikah. Tapi laki-laki itu masih saja belum berubah perasaannya terhadap saya. Dia tidak mencintai saya. Cintanya masih pada cinta pertamanya, sebab saat menjelang pernikahan, saya dan ibu saya sempat mendengar obrolan mantan suami saya dengan salah satu kakaknya, bahwa mantan suami saya itu sebenarnya sudah menikah siri saat dia baru pendidikan bintara. Saya sedikit terkejut, ternyata mantan suami saya masih mengingat perempuan itu. Tapi, karena keluarga kami memaksa, mantan suami saya dan keluarganya terpaksa menerima pernikahan itu tanpa didasari cinta."

     Bidan Dista berhenti sejenak untuk menarik nafasnya dalam, lalu ia melanjutkan kembali ceritanya.

     Syafana tertegun, ia seperti diingatkan kembali dengan kisahnya. Apakah yang diceritakan oleh Bidan Dista adalah laki-laki yang sama? Batin Syafana bertanya-tanya, tapi ia tidak berani bertanya kepada Bidan Dista. Cukup dia saja yang tahu kisah hidupnya.

     "Tapi pernikahan kami hanya bertahan delapan tahun, itupun karena saya yang selalu menuntut laki-laki itu atas nama balas budi. Namun, berapa tahun yang lalu saya baru tahu hutang budi yang pernah keluarga mantan suami saya ternyata telah diselesaikan, sehingga laki-laki itu merasa pernikahan itu sudah tidak ada artinya lagi apabila diteruskan. Tapi, saya tetap membuat dia terpenjara di samping saya, padahal berulang kali dia meminta sebuah perceraian, terlebih setelah dia tahu bahwa di balik pernikahan kami, ada kebohongan yang kami bangun," lanjut Bidan Dista terlihat ada sebuah penyesalan di wajahnya.

1
Gio Raraawi
cerita nya gk masuk akal, terlalu norak 🤣
Lina Zascia Amandia: Hehhehe.... jangan gitu, norak juga akhirnya dibaca. Kan namanya cerita fiktik dong Abang ganteng. Tidak masuk akal dikit gpp, kan fiktif...
total 1 replies
Bunda Fariz
Luar biasa
De2130
lucu kak 😅
Lina Zascia Amandia: Makasih byk Kak...
total 1 replies
Dewi Yanti
palig sebel kalo lihat pemeran utama wanita punua sifat ky gini, antar baik polos atau bodoh
RithaMartinE
luar biasa
Sulis
cerita nya bagus..../Good//Good//Good//Good/
Tety Srisn
ka ini belum ada terusan nya ya
bibuk duo nan
kok gede amat kak smpe usia 8 bln, pdhl bayi 5 bln aja udh banyak pernak pernik nya apalagi bayi perempuan kak itu super buwanyakkkk
darsih
KA d tunggu kelanjutan nya
Lina Zascia Amandia: Karya baru udah ada Kak.. cari di profil ya.
total 1 replies
Kakek Awil
terimakasih author sudah menyajikan cerita yg epic saya pribadi sangat suka terbukti saya baca dr awal smpe tamat..cuma memang karena hp berbeda jf saya lanjut bab berikutnya dgn hp yg baru
𝙸𝚗𝚍𝚊𝚑 𝙵𝚊𝚝𝚒𝚖𝚊𝚑
pelajaran buat wanita jgn mau dinikahi diri ..kasihan pihak wanita apalagi punya anak tidak tidak secara negara
Lina Zascia Amandia: Iya betul. Kisah ini hanya sebagai gambaran kecil. Dan sebagai pelajaran agar tdk terjerumus ke dlm pernikahan siri yg merugikan pihak perempuan. Mksh sudah mampir Kak...
total 1 replies
AZTI
keren kak😍😍😍
Lina Zascia Amandia: Makasih banyak Kak. Sehat selalu, ya.
total 1 replies
Kakek Awil
waaahh sepertinya pak kapten berhasil niih nanem bibit unggul yg kedua
Lina Zascia Amandia: heheheh,,,,pasti.
total 1 replies
Kakek Awil
tunggu Ampe shakala punya adek thoor tamatnya
bibuk duo nan
kok aku jd deg degan baca part kelanjutannya
Lina Zascia Amandia: Hehehe..... tenang Kak... jangan deg degan.
total 1 replies
Arbaati
luar biasa
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak.
total 1 replies
ayu cantik
suka
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak.
total 1 replies
Adel Sahara
seruu
Arbaati
enak banget ya, habis nanam benih, di cerai terus minta maaf
Nur Halima
Luar biasa
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Kak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!