Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Bertemu Seira
Sakala menoleh ke arah suara yang menyapanya. Dia merasa sudah kenal, hatinya tiba-tiba bergolak saat telinganya mampu mengenali suara itu.
Benar dugaannya, dia Seira bersama seorang wanita paruh baya. Seira menatap Sakala lalu Lavanya secara bergantian. Tatapnya seolah dirasuki amarah sekaligus cemburu.
"Ayo," ajak Sakala seraya mengalihkan perhatiannya pada Lavanya yang memegang erat buket bunga di depan dadanya. Sakala tidak ingin membalas sapaan perempuan yang baru beberapa minggu yang lalu menorehkan kecewa.
"Tunggu," cegah Seira seraya meraih lengan Sakala. Sialnya lengan Sakala dapat diraih Seira. Terpaksa Sakala menghentikan langkah kakinya.
"Duluan, nanti aku menyusul," titah Sakala pada Lavanya. Lavanya yang heran, segera bergegas meninggalkan Sakala yang sepertinya mengenal perempuan yang tadi menahannya.
Tubuh Sakala beralih dan menghadap Seira. Niat dalam hati ingin segera bergegas meninggalkan Seira dan menepis tangannya dengan kasar, akan tetapi Sakala merasa tidak enak karena sudah ada pengunjung kafe di sana.
"Ada apa lagi? Sudah puas kamu mempermalukan aku dan keluarga besarku dengan pembalasan dendammu yang tidak mendasar itu?" tatap Sakala tajam, meskipun ucapannya berbisik, tapi mampu didengar Seira. Wajah pria tampan itu berubah sangat sangar di mata Seira, tidak seperti biasanya. Malah tadi Seira sempat berpikir, kalau Sakala bakal mengemis lagi cinta padanya.
"Iya, aku puas. Karena dendam tanteku sudah terbalas," jawab Seira membuat Sakala geram, bukan tobat, Seira justru terlihat puas.
"Dasar perempuan bodoh, hanya demi dendam seseorang, rela mengorbankan segalanya. Cepat atau lambat kamu akan menyesal atas perbuatanmu, dan kamu akan mendapat balasan dari perbuatanmu itu. Lihat saja nanti," tegas Sakala sembari membalikkan badan lalu pergi.
"Sakala," panggil Seira kencang sampai terdengar wanita paruh baya yang tadi bersamanya. Sayang sekali, Sakala sudah berlalu dan tidak menoleh ke arahnya lagi. Hati Seira seakan pedih saat Sakala mengumpatnya tadi. Dendam yang sudah terbalas dan ucapan puasnya tadi, kini hanyalah ocehannya terlihat bodoh, karena Sakala saja sudah tidak peduli lagi padanya.
"Sei, di meja sini," panggil wanita paruh baya itu yang wajahnya memang mirip Seira. Sepertinya itu mamanya Seira. Tapi Seira tidak mempedulikan panggilan wanita itu, dia masih tertegun di tempatnya, memikirkan semua ucapan Sakala tadi.
"Sakala, begitu mudahnya dia melupakan aku, dia sudah menggandeng perempuan baru. Memang laki-laki sama saja, tidak Sandi atau Sakala sama-sama tidak setia padahal mereka baru saja putus dan memutuskanku.Tidak sedikitpun perasaan sedih di wajahnya, karena kehilangan aku," batinnya.
"Siapa gadis itu, sepertinya hanya gadis biasa? Pasti hanya pelarian saja, sebab aku yakin sebenarnya Sakala masih kecewa karena gagal menikah denganku," batinnya lagi merasa yakin kalau Sakala masih kecewa olehnya karena tidak terima pernikahannya gagal.
"Sei, di sini," ulang wanita paruh baya itu lagi, membuyarkan lamunan Seira.
"Iya, Ma," sahutnya. Ternyata wanita paruh baya itu adalah mamanya, alias Disti. Seira segera menjauh dan mendekat ke arah meja yang sudah ditempati sang mama. Sementara Sakala, sudah tidak ada di dalam kafe itu.
"Siapa pria muda tadi? Kamu seperti mengenalinya, siapa tadi namanya yang kamu sebut? Sa ... Sa ...."
"Bukan siapa-siapa, Ma," jawabnya bohong.
"Sakala. Nah itu yang tadi mama dengar. Bukankah pria yang kamu tipu itu namanya Sakala juga? Sepertinya benar, sebab wajahnya mirip betul dengan mantan suami tantemu." Disti dengan cepat bisa menebak siapa pria yang tadi bicara dengan Seira, anaknya.
"Bukan, Ma. Sudahlah, lupakan saja."
"Tidak, dia sepertinya benar anaknya Dallas mantan suami tantemu. Dia tampan juga, sepertinya anaknya baik. Tapi, kenapa kamu tega melakukan itu? Dia tidak salah apa-apa, tapi justru dia yang jadi korban dendam tantemu," ujar Disti yakin kalau itu Sakala, mantan calon suami Seira.
"Sudahlah, Ma. Sebaiknya lupakan pria tadi. Bukankah Mama kali ini mau traktir Seira, karena Seira sudah dua minggu dikurung di rumah?" Seira berusaha mengalihkan pembicaraan sang mama tentang Sakala.
Disti akhirnya menuruti apa yang dikatakan Seira. Dia memilih melanjutkan memesan makanan untuk disantapnya bersama Seira hari ini.
Sementara itu, Sakala sudah berhasil menyusul Lavanya di parkiran.
"Siapa perempuan tadi, Aa mengenalnya?" Lavanya penasaran.
"Bukan siapa-siapa, aku tidak mengenalnya." Sakala terpaksa berbohong, sebab ia tidak mau mengenang kembali kejadian yang baru saja dia alami tentang kegagalan pernikahannya dengan Seira.
"Oh."
"Baiklah, kamu tadi naik apa ke sini? Kalau tidak bawa motor, sebaiknya aku antar sampai depan rumah," tawar Sakala.
"Tidak, A. Tidak usah. Saya, kan, bawa motor," tolak Lavanya, karena ia memang membawa motor.
"Baiklah."
"A, terimakasih buket bunga dahlia serta kartu ucapannya." Lavanya berterimakasih sebelum ia membalikkan badan.
"Sama-sama."
"Oh iya, A. Demi menjaga hubungan Aa dengan kekasih Aa, saya harap ini adalah ajakan Aa yang terakhir. Saya tidak mau mengganggu hubungan yang sedang dibina seseorang," tukas Lavanya. Sejenak Sakala nampak bingung, hubungan yang mana maksud Lavanya?
"Apa sih maksudnya?" gumam Sakala, dan Lavanya mendengarnya.
"Ya sudah, A. Sebaiknya saya pulang. Ini sudah mau mendekati Maghrib, saya takut ditungguin ayah." Lavanya segera membalikkan badan setelah ia berpamitan.
"Baiklah."
Lavanya dan Sakala berpisah di parkiran itu. Tanpa sepengetahuan Lavanya, Sakala mengikuti ke mana Lavanya pulang.
Lima belas menit kemudian, Lavanya tiba di depan rumahnya. Sebuah rumah yang sederhana, dengan halaman rumah yang lumayan luas. Dari kejauhan meskipun rumah itu terlihat sederhana, akan tetapi sangat resik dan suasananya terasa nyaman, sebab di depan rumah ada taman bunga yang bunganya sedang bermekaran, termasuk bunga Wijaya Kusuma yang tadi diceritakan Lavanya.
Lavanya disambut seorang lelaki paruh baya. Dia langsung menyalami tangan lelaki itu, lalu diciumnya. Syahdu terasa, ketika Sakala menyaksikan suasana seperti itu. Lavanya terlihat begitu dekat dengan pria paruh baya yang diduga ayahnya. Seperti kedekatannya pada sang mama, Sakala merasa Lavanya kebalikan dari dirinya. Dulu ia pernah kehilangan sosok papa, sementara Lavanya sudah benar-benar kehilangan sosok mama.
Setelah mengetahui keberadaan rumah Lavanya, Sakala segera pergi dari tempat itu. Dia kini melajukan mobilnya menuju rumah kedua orang tuanya.
***
Sebulan kemudian, menjelang dua hari pernikahan Arka, Sakala tiba-tiba saja merasa bingung. Sebab dia tidak ada pasangan yang bisa dia ajak untuk dijadikan teman ke pesta pernikahan Arka dan Amara.
"Aku malas kalau mereka bertanya, mana calon barunya?" rutuknya membayangkan pertanyaan yang akan dilontarkan rekan-rekannya nanti di acara pernikahan Arka.
"Atau aku meminta bantuan Lala atau Guru lesnya si kembar?" Sakala seakan mendapatkan ide, siapa salah satu yang dimintanya bantuan untuk menemani ke pesta pernikahan Arka dan Amara. Lala atau Lavanya?
/Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
good job for, sukses selalu
Ajak Lavanya aja ke undangannya Arka
GAsKEUN pa tentara💪💪💪