"APA?" Jerit Lolita Nismara Fidelia seorang gadis cantik berkulit putih, mata indah berbentuk hazel, hidung mancung dengan tinggi badan semampai. Tapi memiliki kekurangan yaitu IQ di bawah rata-rata, masih duduk di bangku kelas sebelas SMA.
Mata Loli membola ketika garis dua terpampang nyata berwarna merah di atas tespack yang dia beli kemarin atas paksaan dari sahabatnya yang bernama Audy Mahaputri.
"Jadi perut buncit ini bukan busung lapar, tapi ada bayi di dalamnya?" Gumam Loli frustasi.
"Bagaimana cara bayi ini bisa masuk ke dalam perutku ya?" Tambahnya.
Penasaran dengan tingkah konyol Lolita, yukk pantengin terus karya terbaru Author. Semoga suka. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon Dadakan
Keluar dari butik wajah Lolita kembali menggelap, membuat Edgar kalang kabut dibuatnya. Bahkan pria yang berumur 10 tahun lebih tua dari istrinya itu bingung kenapa mood Lolita mudah sekali berubah.
"Sayang, kita pulang ke rumah dulu ya. Terserah mau ke rumah orang tua kamu, atau ke rumah orang tuaku?" Tanyanya.
"Pulang saja sendiri, biar aku kembali ke hotel." Jawabnya lantang.
Bahkan Lolita langsung keluar dari mobil dan memilih untuk berjalan kaki menunggu taxi lewat. Lolita marah, kecewa merasa semua omongan Edgar palsu belaka. Katanya akan menuruti semua keinginannya. Hanya beli rumah saja jawabnya berbelit-belit. Lolita sungguh merasa telah dipermainkan.
(Othor : "Beli rumah sudah seperti beli kacang goreng di warung ya Loli, dirimu sungguh ajaib.")
"Astaga, istriku sungguh menggemaskan." Bukannya marah karena Lolita merajuk perihal beli rumah, justru Edgar merasa gemas dengan tingkah istrinya itu. Edgar ikut turun dari mobil setelah menepikan mobilnya. Dengan gerakan tak terduga, Lolita sudah digendongnya.
"Turunkan abang..." Ucap Lolita begitu terkejut, tiba-tiba tubuhnya melayang.
"Katanya mau beli rumah, ayo sekarang kita cari rumah yang kamu inginkan." Ucap Edgar merayu.
"Tidak mau, pasti abang bohong lagi. Aku benci pria tukang bohong seperti abang. Jangan-jangan ucapan cinta pun hanya sandiwara abang demi bisa ber cinta."
"Astaga, tidak sayang. Abang sungguh mencintaimu." Memiliki istri seorang Lolita, membuat Edgar sering dibuat mengelus dada. Tapi itulah yang membuat pria dewasa itu jatuh cinta berkali-kali dengan gadis itu.
"Sekali lagi abang bohong, mending kita cerai..." Ucapan Lolita terputus karena bibirnya dilumat habis oleh Edgar yang tidak suka mendengarnya.
"Tolong jangan ucapkan kata itu, karena sampai kapanpun kita berdua akan tetap menjadi suami istri. Bahkan hingga ke akhirat." Tegasnya.
Lolita terdiam, merasa terharu akhirnya cintanya terbalas dengan takaran yang sama. Saling mencintai secara ugal-ugalan, hingga tidak terasa kristal bening perlahan jatuh membasahi pipinya. Kali ini air mata kebahagiaan.
"Apa ada yang sakit? Kenapa menangis?" Suara lembut Edgar menyadarkan lamunan Lolita hingga membuat remaja yang sedang hamil itu memeluk erat dada bidang sang suami. Bukannya berhenti, justru kemeja Edgar menjadi basah karena air mata.
"Aku bahagia, akhirnya cintaku terbalas." Jawab Lolita lirih dengan suara parau, dan Edgar menghangat mendengarnya.
"Jadi kita beli rumah dimana?" Tanya Edgar tidak ingin larut dalam air mata disaat mereka masih berada di pinggir jalan.
"Terserah, yang penting rumahnya besar dan halamannya luas. Ada garasi juga kolam renang." Ucap Lolita.
"Tapi sekarang sudah hampir gelap, pasti kantor agen properti sudah banyak yang tutup." Ujar Edgar.
"Jadi kita gak bisa beli rumah sekarang dong?" Lolita cemberut.
"Bagaimana kalau kita mencari referensi dari internet, dan untuk sementara kita pulang ke rumah." Ucap Edgar hati-hati, takut sekali dis jika istrinya salah paham.
"Pulang ke rumah lama." Jawabnya.
"Rumah itu lama tidak berpenghuni, pasti kotor berdebu dan lembab."
"Lalu bagaimana?" Akhirnya Lolita pasrah.
"Ke rumah keluarga abang saja bagaimana?" Tanya Edgar dengan lembut.
"Aki tidak suka jika ditegur saat berpakaian, untuk itulah aku butuh privasi. Pasti di rumah mertua banyak aturan, dan aku tidak suka. Tapi kalau pulang ke rumah keluargaku, aku bosan abang. Aku ingin suasana baru."
"Ya sudah, kita kembali ke hotel." Putus Edgar mengerti perasaan Lolita. Mood ibu hamil ini sedang dipengaruhi oleh hormon, sehingga Edgar yang berusia dewasa harus bisa memaklumi segala tingkah ajaibnya.
Lolita mengangguk, dan kini keduanya sudah berada di mobil. Edgar akan mencari hotel terbaik dan memesan kamar tipe presidential suit.
Tidak tanggung-tanggung Edgar memesan untuk tiga hari ke depan dengan honeymoon room decoration service. Edgar tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dalam kesempitan ini. Jika lelakinya bergejolak ingin terus menggempur lembah lembab milik istrinya yang membuatnya candu. Bahkan pria tampan berusia 27 tahun itu ingin mempraktekkan banyak gaya ber cinta.
Lolita terpana menatap papan nama hotel yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya. Bintang tujuh yang terkenal sangat mahal per malamnya. Dengan senyum lebarnya, Lolita bergelayut mesra di lengan kokoh Edgar. Berjalan penuh percaya diri mengabaikan bisikan orang yang melihat tubuhnya. Tidak ada yang salah dengan dirinya yang menang sedang hamil.
"Sebenarnya kamar kita ada di lantai berapa abang?" Tanya Lolita.
"Lantai paling atas sayang." Jawab Edgar tersenyum manis lalu memeluk mesra tubuh sexy sang istri.
"Jangan bilang jika abang pilih..."
"Tebakan kamu tepat sekali sayang, kita akan menghabiskan waktu bersama selama tiga hari di sini sebelum kembali beraktivitas." Ucap Edgar.
"Hmm... Boleh aku juga akan memakai lingerie yang tadi kita beli. Abang sudah bawa kan?"
"Ini, semua sudah abang bawakan termasuk dengan tas kamu yang tertinggal di mobil." Jawab Edgar.
"Wooww... Ini luar biasa, terima kasih abang." Sangking bahagianya, Lolita melompat ke tubuh Edgar. Membuat pria tampan itu tersentak kaget.
"Astaga sayang jangan melompat, ingat kamu sedang hamil dua bayi."
"Hehehe... Maaf lupa." Cup Lolita mencuri satu kecupan di bibir suaminya. Tentu saja Edgar bahagia.
Melangkah penuh semangat, Lolita berjalan mengelilingi ranjang yang sudah dipenuhi kelopak bunga mawar merah berbentuk hati dan tulisan I Love You. Hati Lolita berbunga-bunga.
"Jadi, kita langsung saja ya bang. Tapi tunggu sebentar, aku akan bersiap-siap dulu." Ucapnya.
Lolita meraih paper bag miliknya dan memilih diantara puluhan lingerie yang dia beli. Dan pilihannya jatuh pada lingerie berwarna hitam yang kontras dengan warna merah yang kini mendominasi ranjang mereka. Hanya butuh beberapa menit saja.
"Abang..." Panggil Lolita dengan suara mendayu-dayu di depan pintu kamar mandi dengan kaki yang disilangkan. Tubuh putihnya terlihat berkilau terkena sinar lampu. Dan di mata Edgar, istrinya nampak sexy.
Meskipun hamil kembar dan doyan makan, tapi karena postur tubuhnya tinggi tidak ikut gemuk. Hanya besar di tiga bagian saja.
"Kamu begitu menggoda sayangku." Ucap Edgar berjalan mendekati sang istri. Kemudian Edgar membawa Lolita menuju ranjang yang bertaburan bunga mawar.
Tanpa berlama-lama, Edgar langsung memulai permainan. Melumat lembut penuh kasih sayang bibir tipis istrinya. Menelusuri tubuh seputih susu itu dan memberikan setempel jejak kepemilikan, hingga akhirnya masuk permainan inti.
Suara desahan dan pekikan saling bersahut-sahutan, meleburkan hasrat dan cinta menjadi satu. Keduanya menyatu dalam ikatan yang semakin kuat.
Mereka berdua terhanyut dalam gelora cinta hingga lupa memberi kabar pada seluruh keluarga yang menunggu.
"Kemana sebenarnya Edgar dan Lolita ini pergi, sudah jam sebelas malam lebih tapi belum juga sampai." Ucap Oma Sinta.
gak benar
bisa kacau balau
rumah tangga
Edward kalau itu beneran
kelelahan abang
kayaknya dia lagi bobo nyenyak
enak kan
surga dunia
kalau sudah halal
dach gitu bisa pacaran lagi
candu untuk mereka berdua
tiada hari tanpa bercinta...
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
semoga tripel up