Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.
"Waktunya kita bersenang-senang, ayo kalian masuk ke dalam mobil," ucap Mama.
"Tante kita mau kemana?" tanya Clarisa
"Kalian ikut saja, nanti tinggal menikmati saja," ucap Mama.
"Baiklah kami percayakan sama tante," ucap Clarisa.
"Mama sok misterius gitu deh, mama nggak beliin kita mobil kan?" tanya Sandra.
"Kalian masih kecil jadi nggak ada beli mobil-mobilan," ucap Mama.
Setelah 20 menit kemudian, mereka sampai di depan pusat perbelanjaan terbesar di kota ini.
"Jadi kita masuk ke dalam ini Tante", ucap Samanta.
"Iya, ayo kita masuk ke dalam," ucap Mama.
Mama membawa mereka ke tempat permainan, dimana semua permainannya lengkap bisa digunakan orang dewasa mau pun anak-anak. Mama membelikan mereka kartu untuk bisa bermain di sana.
"Ini kartunya, kalian bisa bermain sepuasnya," ucap Mama setelah membagikan satu persatu kartunya.
"Terima kasih tante... terima kasih Mama," ucap mereka berbarengan.
"Ayo kita coba semua permainannya, yang mana dulu ya," ucap Rivano.
"Sebelah sana saja dek, kita main bersama," ucap Samanta.
"Kita main disebelah sana Clarisa, dekat permainan Samanta sepertinya seru," ucap Sandra.
"Ayo kita ke sana, tante nggak ikut main?" ucap Clarisa.
"Ayo kesana, kita bermain sepuasnya," ucap Mama.
Mama terlihat senang menemani anak-anak bermain, walaupun capek mengikuti dan mengawasi mereka, tapi terbayar rasa capeknya karena anak-anak sangat bahagia dan menikmati permainannya.
Mama menghampiri mereka dan berkata, "Apakah kalian senang bermainnya?" ucap Mama.
"Senang dan seru tante," ucap Samanta dan Rivano.
"Kalian berdua bagaimana?" tanya Mama.
"Senang merasa tertantang bermainnya dan seru juga," ucap Clarisa.
"Iya senang dan seru Ma," ucap Sandra.
"Jadi kalian mau lanjut bermain atau kita pergi beristirahat saja," ucap Mama.
"Sepertinya kita beristirahat saja tante, kami sudah mencoba semuanya dan sudah puas juga bermainnya," ucap Clarisa.
"Iya tante kita beristirahat saja, capek juga bermainnya," ucap Rivano.
"Baiklah, kita keluar dari sini pergi beristirahat," ucap Mama.
Setelah keluar dari tempat permainan tersebut, Mama membawa mereka ke restoran makanan, lalu Mama memesan makanan dan minuman. setelah menunggu beberapa menit, pelayan menata semua makanan dan minuman di atas meja.
"Pesanannya banyak sekali tante, takut nggak habis tante," ucap clarisa.
"Ayo kita makan saja, pasti kalian pada lapar karena capek bermain," ucap Mama.
Mereka pun menikmati makanan dan minumannya. Yang awalnya clarisa meragukan akan tidak habis ternyata mereka bisa memakannya. Setelah selesai makan, mereka lanjut bersantai dan sambil bercerita.
Setelah 30 menit kemudian, mereka meninggalkan restoran tersebut.
"Ayo kita ke sana, waktunya berbelanja," ucap Mama.
"Ayo tante kami temani," ucap Clarisa.
"Bukan hanya menemani, pilih saja yang kalian mau," ucap Mama.
"Kami nggak usah Tante, Sandra dan Tante saja yang berbelanja. Dari tadi kami sudah dibayarin Tante," ucap Clarisa.
"Kamu tenang saja Clarisa, duit Tante minta kita pakai sebanyak-banyaknya jadi kamu jangan memikirkannya ya," ucap Mama.
"Iya Clarisa kamu jangan khawatir begitu, duit mama tidak akan habis jika hanya berbelanja di sini, harusnya kamu minta dibeliin rumah besar," ucap Sandra.
"Kamu bisa saja, jangan minta beli rumah juga," ucap Clarisa.
"Sepertinya ini cocok sama kalian, kalian coba saja dulu, biar mama lihat cocok atau tidak," ucap Mama setelah membawa banyak pakaian yang di bantu pelayan toko.
"Iya tante.. Iya ma," ucap mereka ber empat berjalan ke arah ruang ganti.
Mereka keluar bergantian dari ruang ganti, dan menampilkannya di depan mama. Mama sudah seperti juru model mereka. Setelah mereka selesai mencoba dan memilih yang cocok. Mama meminta pelayan membawa ke kasir untuk dibayarkan.
"Aku dan Clarisa ijin ke toilet ya Ma, Mama ditemani mereka antri di sini," ucap Sandra.
"Baiklah, kalian datang ke sini nanti setelah dari toilet," ucap Mama.
"Ok Mama," ucap Sandra.
"Kalian berdua duduk di sofa sana ya atau kalian bisa lihat yang lainnya, biar tante yang antri bayar," ucap Mama.
"Iya tante," ucap Samanta.
Samanta dan Rivano berjalan ke arah sofa. Saat mau duduk tidak sengaja bersenggolan dengan orang. orang itu hampir jatuh dan menegor samanta untuk hati-hati. Setelah orang itu melihat wajah samanta, dia mulai merencanakan sesuatu. Orang itu adalah Mona.
"Kamu ngapain di sini, kamu pengen mencuri ya," ucap Mona.
"Berbelanja dan menunggu Tante Aku. Kakak kenal aku," ucap Samanta.
"Kamu ngaku pasti mau mencuri disini kan? duit dari mana kamu bisa beli di sini, setau ku kalian orang miskin," ucap Mona.
Orang-orang sudah berkumpul ramai, Rivano mendengar kakaknya di tuduh pencuri, dan tidak terima dikatakan pencuri sehingga mendorong Mona.
"Kami tidak mencuri di sini, jangan sembarangan menuduh orang," ucap Rivano.
"Wah kamu juga ikut bergabung mencuri di sini, di mana kalian sembunyikan barang curiannya, apakah karena tidak mampu makan jadi kalian berusaha mencuri di sini," ucap Mona sambil berdiri dan kembali mendorong Rivano
Penjaga toko menghampiri mereka, dan orang-orang sudah berbisik-bisik dan ikutan mencela mereka.
"Pak tolong bawa mereka, mereka di sini mau mencuri," ucap Mona.
"Baik nona, akan segera kami proses," ucap penjaga toko.
Setelah Mama selesai membayar di kasir, Mama berjalan ke arah sofa, namun situasi di sana ramai.
Lalu mama melihat penjaga toko membawa Samanta dan Rivano. Mereka berdua tidak mau dibawa dan berontak lalu penjaga toko menarik paksa tangan mereka.
"Ada apa ini? Kenapa membawa mereka berdua, jangan kasar kepada anak-anak," ucap Mama.
"Jadi begini Tante mereka ini adalah pencuri, saya tau mereka ini orang miskin," ucap Mona.
"Jadi menurut mu jika orang yang tidak mampu datang kesini, mereka akan disebut pencuri. Apakah ada tertulis didepan toko ini hanya orang kaya bisa membeli? terus saya mau tanya seberapa kaya kamu, makanya berani menuduh orang dan menghakimi orang," ucap Mama.
"Tante kenapa belain pencuri ini, ayo Pak jangan diam saja bawa mereka, bisa saja mereka mencuri di tempat lain," ucap Mona.
Mama tidak terima atas perkataan mona lalu menampar wajah Mona dengan keras.
"Sepertinya kamu tidak ada akhlaknya, jangan pernah melakukan ini kepada siapa pun. Asal kamu tahu semua barang yang saya beli ini adalah punya mereka. Jadi jangan pernah meremehkan orang sembarangan," ucap Mama.
"Apa yang terjadi Mama, kenapa ramai begini dan ada kamu mona di sini?" tanya Sandra.
"Kamu kenal orang ini Sandra?" tanya Mama.
"Satu Sekolah ku Ma, ada apa Ma?" ucap Sandra.
"Orang ini menuduh Samanta dan Rivano mencuri dan menghakimi mereka," ucap Mama.
"Dasar Cewek gila! nggak di sekolah nggak di sini buat masalah saja, Ayo kita laporkan dia ke polisi ma," ucap Sandra.
"Awas ya kalian semua, berani-beraninya kalian sama ku," ucap Mona sambil lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Kalian baik-baik saja nak? Maafin tante ya kalian pasti takut ya, sudah aman sekarang," ucap Mama lalu memeluk Samanta dan Rivano.
Clarisa tidak mengatakan apa pun pada Mona, namun Clarisa sedang memikirkan dan merencanakan sesuatu.