Betapa sakit hatinya Arman, setelah sekian lama berpacaran dengan Arsyta lalu bertunangan. Ketika saatnya mau melangsungkan kejenjang pernikahan, begitu pupus begitu saja, tanpa sebab, tanpa aral yang merintanginya.
Arman berpikir apakah penyebabnya yang sebenarnya. Apakah dari dirinya sendiri, ataukah dari Arsyta, atau memang dari pihak ketiga yang menjadi perusak hubungan mereka berdua.
Hal inilah yang masih menjadi tanda tanya Arman seorng pria tampan, kaya, namun tetap berpenampilan sederhana.
Bagaimanakah percintaan mereka selanjutnya? Hubungan asmaranya yang begitu indah dan mempesona penuh gairah. Cintanya hancur berkeping-keping, seperti asap yang bertebaran entah kemana hilangnya.
Tapi dengan keteduhan hatinya, Arman harus puas dengan perjuangan yang selama ini dikorbankan.
Akankah cinta Arman terbalaskan, ataukah hanya pasrah dan diam membisu?.
Lalu bagaimanakah Arman menyikapinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Berkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. XVIII. ARMAN MERENCANAKAN PERTUNANGAN DENGAN ARSYTA
( Foto rumah makan tersebut hanyalah sebagai ilustrasi dalam cerita Novel karya Penulis ini ).
Arman bersemangat sekali setelah apel pertamanya dengan Arsyta. Hal ini yang sebelumnya berawal perkenalan pertamanya di kegiatan jambore tersebut yang membuatnya semakin penasaran dan ingin membuktikan cintanya dengan Arsyta.
Dengan mencoba memberanikan diri lagi Arman mencoba menjanjikan Arsyta di tempat yang sama untuk ketemuan lagi.
" Ar! Kamu dimana? Bisa enggak ketemuan lagi. Ada hal yang harus disampaikan." Secara beruntun Arman menchating Arsyta.
" Iya mas, Arsyta ada aja di rumah. Kapan sayang?" Jawabnya dengan penuh harap.
" Sore ini dek!" Ungkap Arman menjanjikannya.
" Ya, Mas Insyaallah! Terima kasih." Jawabnya dengan tidak menjanjikan.
" Kapan kerumah mas?" Arsyta balik bertanya.
" Ya, Nanti kan mas kesana juga setelah pembicaraan kita matang kok." Janji Arman dengan penuh kepastian yang seakan ada rencana yang disembunyikan.
Setelah bechattingan mereka masing-masing bersiap-siap untuk kencan kembali.
Arman sendiri belum ke tempat orang tuanya.Takutnya Arsyta tidak setuju dan rencana ingin bertunangan dengannya bisa gagal.
Maka dalam hal ini Arman melakukan pendekatan terlebih dahulu. Agar mereka berdua lebih akrab dan hubungan tentang percintaannya tidak sia-sia.
Arman yang sudah siap dengan dandannya yang rapi dan penampilannya sudah okey, ia segera meluncur menuju ke rumah makan tersebut.
Sekitar pukul 14.05 WITA Arman sudah sampai di tempat rumah makan tersebut. Selang beberapa menit kemudian Arsyta pun tiba dengan menggunakan Scoopy hitam. Setelah diparkir ia bersiap-siap menemui Arman. Ia hari ini memakai kostum tomboy lagi. Dengan celana Levi's Jeans warna biru muda dan memakai kaos warna putih .Tak lupa juga pakai topi kesayangannya. Penampilanya membuat orang-orang disekitarnya tercengang. Armanpun juga agak kaget kali ini. Maka sudah berubah kemarin itu, kenapa berpenampilan seperti gaya tomboy lagi. Namun Arman tenang ketika melihatnya dari jauh. Walaupun agak kecewa namun ia tetap sayang.
Arman berusaha tenang dan keinginan untuk menjadikan istrinya tetap kuat.
Sesampai di dekat duduk mereka bertatapan.
" Maaf mas, tadi ada keperluan di rumah jadi agak terlambat kesininya ." Ucap Arsyta dengan tenangnya, sembari mencium tangannya.
" Ya , Dek! Mas juga baru sampai kesini." Jawab Arman dengan memandangnya dengan tatapan penuh cinta.
Setelah Arsyta duduk manis dihadapan meja Arman, lalu mereka saling tatap dengan penuh rindu. Arsyta yang baru datang merasa senang Arman tidak marah dengan penampilan tomboynya.
Mereka pun memesan makanan dan minuman kesukaannya. Lalu menikmatinya dengan tenang.
Sembari makan bersama, mereka juga mengobrol tentang percintaannya. Arman yang benar-benar mencintai tidak hanya sekadar pacaran saja, dia ingin lebih jauh kejenjang pertunangan sampai rencana pernikahannya.
Namun Arsyta yang masih senang rame-rame hanya bisa tersenyum saja mendengarkan keseriusan Arman.
" Ar! Mas benar-benar kok mau melamar kamu." Celetuk Arman dengan seriusnya.
" Yang beneran mas! Berani kamu datangi ke tempat orang tuaku, bilang begitu." Jawab Arsyta dengan penuh canda dan tersenyum tipis.
" Benar, kok Dek!" Arman pun dengan cepat menjawabnya.
" Kamu setuju kan dengan niat mas ini?" Ungkap Arman lagi dengan nada mengharap.
" Kapan mas ketempat orang tuaku." Tantang Arsyta dengan beraninya.
" Secepatnya kok dek!" Sekarang pun berani." Timpal Arman dengan penuh keyakinan.
Lalu mereka melanjutkan makan sampai tak terasa sudah selesai makannya.
Arsyta yang mendengar keseriusan Arman. Antara senang dan sedih. Kenapa jadi demikian. Karena Arsyta kalau ia menyetujuinya, berarti harus siap nanti menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik serta siap segalanya. Baik sebagai ibu rumah tangga yang baik dan juga harus bisa melayaninya. Begitu pula dengan kalakuannya yang selama ini seperti kelaki-lakian serta penampilannya juga harus dirubah. Pikir Arsyta dalam hati dengan penuh bayangan sebagai ibu rumah tangga.
Akhirnya tanpa pikir panjang lagi Arsyta menyetujui keinginan Arman.
" Ya mas, saya menyetujuinya." Ucap Arsyta ketus tanpa ada rasa takut dan ragu.Walaupun Ibunya belum mengetahui rencana tersebut.
" Baiklah dek Arsyta yang cantik dan baik hati." Arman mencoba memuji Arsyta dengan lembutnya, sembari mencubit pipinya dengan rasa gemes.
" Ya, Mas..Mas..!" Ungkap Arsyta dengan perasaan sangat terpaksa. Karena ia belum komunikasi sebenarnya dengan orang tuannya. Apakah kedua orang tua mereka setuju atau tidak.
Akhirnya mereka berdua meninggalkan rumah makan tersebut dan kembali ke tempatnya masing-masing.
Dalam perjalanan pulang mereka berdua memikirkan masing-masing hal itu. Pikiran Arman merencanakan cincin tunangan untuk Arsyta dan juga berkomunikasi dengan kedua orang tuannya. Sedangkan Arsyta sendiri masih bingung, kenapa begitu cepat hubungan percintaannya mau diakhiri dengan perkawinan. Orang tuanya sendiri belum tentu menyetujuinya.