NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Nayla mendapatkan kabar dari Tante Ida agar pulang ke Indonesia dimana ia harus menghadiri pernikahan Anita.
Tepat sebelum acara pernikahan berlangsung ia mendapatkan kabar kalau Anita meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah kepergian Anita, orang tua Anita meminta Nayla untuk menikah dengan calon suami Anita yang bernama Rangga.
Apakah pernikahan Rangga dan Nayla akan langgeng atau mereka memutuskan untuk berpisah?
Dan masih banyak lagi kejutan yang disembunyikan oleh Anita dan keluarganya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Nayla duduk di kursi makan, menanti suaminya yang masih di kamar, bersiap mengenakan pakaian kerjanya.

Di dapur, Bi Ina tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk Rangga yang akan segera berangkat kerja.

Tak lama kemudian, Rangga menuruni tangga dan melangkah menuju ruang makan.

Ia menghampiri Nayla yang tengah menahan tawa.

"Bandel sekali kamu, Nay. Untung saja tadi Bi Ina nggak naik ke atas," bisiknya pelan.

"Kita impas, Mas," jawab Nayla sambil tersenyum menggoda.

Sesaat kemudian, Bi Ina datang menghampiri mereka dan menyodorkan secangkir kopi panas untuk Rangga.

Sementara Rangga menyeruput kopinya, Nayla mengambilkan nasi dan lauk ke piring suaminya, menyiapkan sarapan sebelum ia berangkat kerja.

Dengan tenang, Rangga menikmati suapan pertama dari sarapan yang disiapkan.

Aromanya menggoda, rasa masakan Bi Ina seperti biasa tak pernah mengecewakan.

Mereka terdiam sejenak, larut dalam keheningan pagi yang nyaman, hanya diisi oleh suara sendok dan cangkir beradu.

Tiba-tiba, ponsel Rangga bergetar di meja. Sebuah pesan dari perawat.

“Ada pasien yang sudah menungguku. Aku harus berangkat sekarang,” ujarnya sambil berdiri dan meneguk sisa kopi.

Nayla berdiri, membetulkan kerah kemeja suaminya.

“Hati-hati di jalan, Mas. Jangan lupa makan siang,” ucapnya lembut.

Rangga hanya mengangguk pelan, lalu melangkah pergi.

Nayla menatap punggung suaminya yang perlahan menghilang di balik pintu, ada sesuatu yang terasa asing pagi ini.

Ia kembali ke kamarnya yang lama, tubuhnya masih lemas. Sambil merebahkan diri, pikirannya melayang.

"Kenapa Mas Rangga tiba-tiba baik, ya? Apa ada sesuatu waktu aku pingsan kemarin?" gumam Nayla, dahi berkerut, hatinya diliputi tanda tanya.

Sementara itu Rangga telah sampai di rumah sakit dan ia segera masuk ke ruang kerjanya.

Rangga meminta perawat untuk menyuruh pasien yang ingin kontrol.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya masuk ke ruang periksa.

Wajahnya tampak cemas namun berusaha tersenyum.

"Selamat pagi, Pak. Silakan duduk," ujar Rangga sambil memeriksa berkas pasien.

"Selamat pagi, Dok. Saya datang untuk kontrol seperti yang dijadwalkan minggu lalu," jawab pasien itu.

Rangga mengangguk, lalu mulai memeriksa hasil lab yang dibawa pasien.

Ia menanyakan beberapa gejala dan mencatat perkembangan kondisi pasien dengan teliti.

Setelah beberapa menit, Rangga berkata, "Kondisi Bapak cukup stabil. Tapi saya akan menyesuaikan sedikit dosis obatnya agar lebih optimal. Jangan lupa tetap jaga pola makan dan olahraga ringan, ya."

Pasien itu mengangguk lega. "Terima kasih banyak, Dok."

Setelah pasien keluar, Rangga menghela napas sejenak.

Pagi itu baru dimulai, tapi sudah ada banyak pasien yang menunggu.

Setelah menarik napas dalam-dalam, Rangga menyesuaikan posisi duduknya dan meminta perawat untuk memanggil pasien selanjutnya.

"Silakan panggil pasien berikutnya," ucapnya singkat.

Tak lama kemudian, seorang ibu muda masuk sambil menggendong anak kecil yang tampak lesu.

"Selamat pagi, Dok," sapa si ibu dengan suara lirih.

"Selamat pagi. Silakan duduk, Bu. Ini anaknya yang sakit, ya?" tanya Rangga sambil menyambut dengan senyum ramah.

"Iya, Dok. Sudah dua hari demam dan susah makan. Saya khawatir sekali," jelas sang ibu.

Rangga dengan lembut mengajak si kecil duduk di ranjang periksa.

Ia memeriksa suhu, tenggorokan, dan mendengarkan pernapasan si anak dengan stetoskop.

"Demamnya masih dalam batas yang bisa ditangani. Tapi ada sedikit radang di tenggorokan. Saya akan beri obat penurun panas dan antibiotik ringan. Jangan lupa kasih banyak cairan, ya, Bu," kata Rangga sambil menulis resep.

Si ibu mengangguk cepat. "Terima kasih, Dok. Saya lega sekali."

Saat ibu dan anak itu keluar, Rangga kembali melihat daftar pasien yang masih panjang.

Tapi Rangga tak mengeluh sedikitpun karena setiap senyum lega pasien adalah alasan mengapa ia memilih menjadi dokter.

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Di ruang tamu yang hanya diterangi lampu kecil di sudut ruangan, Nayla duduk termenung di sofa sambil menggenggam ponselnya erat-erat.

Telepon terakhir dari Rangga masuk pukul lima sore dan hanya mengatakan bahwa ia masih di rumah sakit karena ada pasien darurat.

Tapi sekarang sudah tiga jam berlalu.

Di atas meja, makan malam yang tadi ia siapkan perlahan mulai dingin.

Aroma sup ayam yang hangat kini hanya samar-samar tercium.

Nayla menoleh ke arah pintu setiap kali terdengar suara motor melintas, berharap itu suara Rangga.

Tapi jalanan terus saja berlalu tanpa tanda-tanda suaminya datang.

Ia menarik napas panjang dan mencoba mengalihkan pikirannya dengan membuka buku, namun matanya tak benar-benar membaca.

Ada kekhawatiran yang mengendap di dadanya. Bukan hanya tentang Rangga yang belum pulang, tapi juga tentang bagaimana waktu mereka sebagai pasangan semakin sempit sejak Rangga membuka praktik penuh di rumah sakit.

Ponselnya bergetar.

Seketika hatinya melonjak.

Sebuah pesan dari Rangga [Maaf Nay, masih ada satu pasien lagi. Aku segera pulang.]

Nayla menatap pesan itu lama, lalu membalas singkat. [Iya Mas, aku akan menunggumu sampai kamu pulang.]

Detik demi detik berganti sampai jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Rangga mengehentikan mobilnya di halaman rumahnya dan segera ia masuk kedalam.

Disaat sedang membuka pintu ia melihat istrinya yang sedang tertidur pulas di sofa.

"Den Rangga, apa perlu saya bangunkan Non Nayla?" Bi Ina mengambil tas medis dan menaruhnya di tempat biasa.

"Tidak usah Bi, Bi Ina lanjut tidur saja. Saya sudah makan diluar tadi." jawab Rangga yang kemudian membopong tubuh istrinya.

Dengan hati-hati, Rangga membopong Nayla menuju kamar mereka.

Nafas istrinya teratur, tenang, seolah beban hari ini sudah hilang bersama lelapnya.

Sesampainya di kamar, ia membaringkan Nayla di atas ranjang dan menyelimutinya perlahan.

Sekilas, matanya menangkap kelelahan yang masih tersirat di wajah istrinya, membuat hatinya terasa sesak.

Rangga duduk di sisi ranjang, memandangi wajah Nayla dalam diam.

Jemarinya menyentuh perlahan helaian rambut yang menutupi pipi istrinya.

"Aku pulang, Nayla... Maaf aku terlambat pulang" bisiknya nyaris tanpa suara.

Ia lalu berdiri, berjalan ke arah jendela dan membuka sedikit tirai.

Lampu jalan memantulkan cahaya redup ke dalam kamar, menyisakan bayangan lembut di dinding.

Suasana malam begitu hening, hanya sesekali terdengar suara jangkrik dari luar.

Rangga lekas mengganti pakaiannya dan mandi agar tubuhnya segar.

Setelah selesai mandi ia naik keatas tempat tidur sambil memandang wajah istrinya.

Disaat sedang memandang wajah Nayla tiba-tiba saja Nayla memeluk erat tubuh Rangga.

Rangga yang mendapatkan pelukan dari istrinya membuat si mungil bangun.

"Timmy, belum waktunya kamu melakukan kewajibanmu." gumam Rangga sambil melihat si mungil yang semakin besar.

Rangga mencoba untuk memejamkan matanya agar si mungil bisa kembali kecil.

"Si mungil ayo kita tidur." ucap Rangga sambil mencoba memejamkan matanya.

Pelukan yang diberikan oleh istrinya semakin erat membuat si mungil semakin tidak bisa menahannya lagi.

1
seftiningseh@gmail.com
hai kak semangat yaa bust update selanjutnya aku tunggu oh ya jangan lupa baca chat story aku judul nya love after marriage
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Minimal di like lah... kalau punya request kek gitu./Smug/
my name is pho: ok kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!