NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan 1

Pagi yang cerah, tapi tubuhku tak ingin meninggalkan tempat tidur. Tak pernah malas seperti ini. Mungkin ini karena di rumah aku tidak perlu terlalu khawatir tentang ini itu. Ibu sudah memasak dan membereskan rumah. Tunggu aku merasa lebih baik pagi ini aku akan membantu. Itu cukup terlambat ketika pintu diketuk olehnya.

Tok... tok... tok...

"Bangun! Kamu mau tidur sampai jam berapa?" teriakan ibuku keras.

Aku menegakkan kepalaku dan menjawab, "Sudah bangun kok. Bentar lagi keluar."

"Jadi cewek jangan males napa. Pada digosipin tetangga nanti," seru ibu.

"Iya, iya," kataku dengan malas.

Aku segera duduk dan menyingkirkan selimut. Ke dua kakiku menyentuh lantai. Setelah merasa sadar aku bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi. Mandi pagi akan membuat badan segar dan bersemangat.

...****************...

Ibu diam-diam menghubungi Ryan untuk datang ke rumah. Persiapan yang matang bukan? Begitu aku keluar kamar hendak membantunya. Ibu dengan tegas menolak dan menyuruhku main saja.

"Main apa sih Bu?" tanyaku heran.

"Ganti baju terus jalan ke mana gitu. Di depan udah ada yang nunggu," kata ibu memerintah.

"Siapa emang yang ngajak jalan?" Aku penasaran siapa yang dimaksud oleh ibuku.

"Calon mantu ibu," katanya dengan enteng.

"Apa?" kataku kaget.

"Aku udah bilang kalau udah waktunya nyari aku bakal nyari kok Bu. Ga perlu kaya gini kan?" kataku memohon sambil memegang tangannya.

"Udah di depan orangnya. Masa ibu usir?"

"Udah sana hati baju terus samperin!" perintahnya.

Aku melepaskan tangannya dan berbalik ke kamar. Ibu kalo ga diturunin serem, tapi siapa lagi orang yang diundang? Selesai bersiap aku menuju ruang tamu. Tebak siapa dia? Dia Ryan.

"Oh jadi kamu?" kataku sambil menunjuk wajahnya.

Dia hanya tersenyum dan mengiyakan.

"Kamu udah hasut ibuku ya? Bisa-bisanya nyuruh kita jalan."

"Kata ibumu aku yang pertama. Jadi berusaha lebih keras ga papa kan?" katanya.

"Aku juga mau kasih kejutan ke kamu, tapi kamu harus jalan dulu sama aku?" lanjutnya tak memberiku pilihan lain.

Dengan amat terpaksa diriku ini ikut dengannya. Huh sungguh sial diri ini berusaha menghindari, tapi takdir sepertinya lebih berpihak padanya. Di dalam mobil aku bertanya-tanya kapan dia berkendara dari rumah?

"Kamu bangun jam berapa? Kok bisa udah sampai sini. Ibuku ngehubungin kamu kayaknya belum lama deh, pas aku bangun harusnya," kataku.

"Aku ga pulang kok, masih libur," katanya dengan santai.

"Oh, seorang Ryan juga bisa ambil cuti? Bukankah kamu gila kerja?" sindirku.

"Ehem, aku tau kamu khawatir sama aku. Jadi... " Belum selesai Ryan mengatakan kalimatnya, aku memotong dengan cepat.

"Aku ga peduli sama kamu. Aku khawatir kamu ngantuk pas nyetir mobilnya."

"Oh, kirain udah mulai merhatiin aku," katanya dengan wajah kecewa.

...****************...

Tujuan Ryan adalah taman kota. Yah, wajar saja tempat ini tak terlalu jauh dari rumahku. Dia memarkirkan mobilnya perlahan. Lalu, dengan wajah gembira mengatakan padaku, "Kita akan makan-makan hari ini."

"Bodo," kataku lalu turun sambil membanting pintu mobil.

"Aih... susah kali," keluh Ryan yang langsung menyusulku.

Berjalan beriringan melewati beragam kuliner khas yang berjejer. Aku melihat-lihat untuk memilih, tapi manusia satu ini tak bisa sabar. Begitu aku melihat menu dengan cukup lama, tanpa berpikir dia langsung beli seporsi, dan menyodorkan padaku. Aku yang tak mau makanan itu mubazir akhirnya menerima. Lagi pula aku belum sempat sarapan.

Di tempat duduk di pojokan aku menikmati bubur ayam. Ryan menghampiri dan membawa sebotol air. Dia terus menatapku yang sedang makan. Lama-lama rasa bubur ayam ini berubah. Aku tak lagi mau memakannya.

"Udah ah ga mau makan lagi," kataku sambil menyodorkan bubur ayam ke depan dan mengambil botol air.

Saat aku sedang minum, dengan liciknya Ryan mengambil bubur ayam itu. Aku hampir tersedak. Ryan panik dan segera berhenti memakannya. Dia berlari ke belakang punggungku dan menepuk-nepuk pelan.

"Udah, udah," kataku sambil melotot.

"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

"Kamu yang kenapa? pake nanya balik," kataku.

"Apa salahku?" tanyanya dengan bingung.

"Kamu kok makan sisaku?" tanyaku sambil menunjuk bubur ayam di meja.

"Dari pada dibuang kan mubazir jadinya," jelasnya.

"Itu bekasku," tegasku.

"Ga papa kok. Lagian ga bakal bikin mati," ucap dia dengan enteng.

Orang lain mungkin berpikir kita lebih dari pasangan dari tindakan ini. Misalnya seperti sepasang suami-istri. Yah, adegan kita dilirik oleh orang yang lewat sini. Apakah Ryan ga merasa malu sama sekali? Tolong aku ingin menghilang! Meski mereka tak mengenalku, tapi ini sangat tidak nyaman.

Ryan kembali ke tempat duduk dan menghabiskan bubur ayam yang tersisa. Aku menatapnya dengan serius. Kenapa aku liatin dia? Dia kan cuma makan bubur sisaku apa bagusnya? aKu tersadar dan membuang muka.

...****************...

Selepas dari tempat untuk kulineran Ryan membawaku ke taman. Di sinilah kejutannya. Sebelumnya dia membawaku ke tempat yang tinggi. Dari sini bisa melihat bunga-bunga yang cantik. Keindahan alam yang menarik fokusku, sedangkan Ryan diam-diam mempersiapkan diri.

Ryan berlutut dan mengambil kotak cincin yang pernah ingin diberikan padaku. Dia berkata lembut, "Ria!"

Aku menoleh dan terkejut melihatnya seperti ingin melamarku. Perlahan kotak itu terbuka dan sebuah cincin yang indah nampak. Aku menutup mulutku yang terbuka lebar dengan kedua tangan.

"Ria maukah kamu menikah denganku?" tanyanya.

Aku menenangkan diri dan menjawabnya dengan alasan, "Aku masih kuliah."

"Aku bakal tunggu kamu lulus. Aku juga bakal perbaiki diriku," katanya dengan serius.

Wanita mana yang tak terbuai oleh kata-kata manis lelaki ini? Baik aku akan memberikan kesempatan, tapi tidak akan menerima lamaran.

"Aku bisa kasih kamu kesempatan, tapi lamaran ini. Maaf aku tolak."

Ryan tak terlihat kecewa. Dia segera berdiri dan menyimpan cincin tadi. Huh pria tidak berperasaan. Baru saja ditolak malah sesenang itu.

"Seneng banget ya ditolak?" sindirku halus.

"Ga papa bisa coba lagi lain waktu. Hal terpenting sekarang adalah kamu kasih aku kesempatan. Itu udah cukup berarti untukku. Aku juga ga buru-buru buat nikah kok," terangnya.

"Oh ya, masih ada satu lagi," katanya membuatku penasaran.

"Apa?" tanyaku mengharapkan jawaban.

"Orang tuaku udah kasih restu. Jadi ga usah khawatir lagi ya!" katanya menenangkan.

Baru semalam kita bahas tentang restu. Dia sudah dapat? Gerakan yang cepat. Hasil ini benar-benar di luar dugaan.

"Kamu ga percaya? Aku ada bukti," katanya sambil menunjukkan ponsel.

Entah bukti apa pun itu aku terlalu malu untuk melihat orang tuanya memberiku restu. Jadi aku hanya mengatakan, "Aku percaya kok."

Ryan hanya tersenyum. Ah manis sekali ternyata jika dilihat sekarang. Rasa jantungku berdebar kini menghadirkan perasaan dulu yang membekas. Luka yang pernah dia buat. Aku melihatnya lagi, rambut hitamnya berkibar diterpa angin. Garis wajah yang tegas, hidung mancung, dan perawakan tinggi kekar. Sosok yang begitu sempurna. Apakah otakku rusak tidak meliriknya selama ini?

Sejuknya hembus angin membuat pikiranku kembali tenang. Entah mengapa aku merasa perjalanan selanjutnya akan semakin panjang dan menantang. Rasa aman yang ku rasakan apakah karena kehadiranmu di sini?

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!