Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 34 - Informasi Dari Abian
“Sayang, kamu habis telefonan sama siapa?” Mama Ruby menatap wajah Melvina dengan dahi mengkerut saat mendapatkan Melvina tengah melakukan panggilan telefon dengan seseorang dengan berbisik.
“Mama!” Jantung Melvina hampir saja copot saat melihat kedatangan Mama Ruby. Ponsel di tangannya pun hampir saja jatuh karena rasa kagetnya.
“Halo? Apa anda masih mendengar suara saya?” Menyadari kalau panggilan telefonnya masih terhubung, Melvina buru-buru mematikan sambungan telefonnta.
Mama Ruby berjalan mendekat tanpa melepaskan pandangan dari wajah Melvina. “Kamu habis telefon siapa, Sayang. Tumben kamu telefonan begini?” Tanya Mama Ruby. Karena biasanya Melvina hanya diam dan merenung duduk di atas ranjang.
“Sama teman sekolah aku dulu, Ma. Dia khawatir karena aku gak ada kabar beberapa bulan bulan belakangan ini.”
Mama Ruby mengangguk. Dia mudah sekali percaya dengan perkataan Melvina. Seolah tak merasa curiga sedikit pun kalau Melvina membohonginya.
“Untung saja mama percaya.” Melvina merasa lega. Andai saja mamanya tak percaya dan mengecek ponselnya untuk memastikannya, tamatlah riwayatnya.
”Oh ya, Ma. Kak Gilang apa sudah pulang? Dari kemarin aku gak ada melihatnya.” Tanya Melvina. Wajahnya sudah ia pasang semurung mungkin untuk mencari perhatian Mama Ruby.
Mama Ruby menarik nafas dalam. “Belum. Mama bahkan gak tau dimana keberadaan Gilang saat ini. Dia sama sekali gak kabarin Mama. Terakhir dia hanya bilang mau menenangkan diri karena Naomi meminta cerai kepadanya.”
Kepala Melvina tertunduk. Membuat Mama Ruby segera menegur anak angkatnya itu. “Hei, kamu kenapa, Sayang?”
“Aku sedih aja, Ma. Kenapa Kak Naomi tega kepadaku. Sampai menyuruh orang untuk merusak masa depanku.” Melvina kembali menunjukkan wajah bersedihnya yang membuat perasaan Mama Ruby jadi kasihan padanya.
“Kamu jangan pikirin masalah itu lagi, Sayang. Karena Mama yakin sebentar lagi Naomi gak akan lagi jadi bagian dalam keluarga kita. Dia gak akan bisa menyakiti kamu lagi dan Gilang pasti bakalan menjaga kamu dengan baik setelah kalian menikah nanti!”
Senyuman di wajah Melvina terbit. Namun, sebisa mungkin dia menyembunyikannya. Jangan sampai mamanya melihatnta. “Apa Kak Gilang bakalan menceraikan Kak Naomi, Ma?”
“Tentu saja. Gilang tidak punya pilihan lain selain menceraikannya. Lagian, mau sampai kapan dia hidup bersama wanita jahat seperti Naomi? Mama sungguh gak bisa terima kalau anak Mama terus menikah dengan wanita seperti Naomi!”
Senyuman di wajah Melvina kembali terbit. Namun, dia kembali berusaha menutupinya.
“Sebentar lagi aku yang akan menjadi nyonya Gilang. Dan Naomi, dia akan menyingkir dari kehidupan Kak Gilang!”
**
Sudah tiga hari belakangan ini, Gilang terus bolak-balik ke kediaman orang tua Naomi untuk bertemu dengan istrinya. Melihat mobil milik Naomi masih terparkir di garasi rumah, membuat Gilang yakin kalau istrinya ada di rumah mertuanya.
“Biarkan saya masuk. Saya berhak bertemu dengan istri saya!” Tegas Gilang pada security yang terus berusaha menghalangi jalannya.
“Lebih baik anda pulang saja, Tuan. Karena Nona Naomi udah gak ada di rumah ini lagi. Tuan Niko sudah membawanya ke tempat yang jauh dan tak akan bisa ditemui oleh Tuan lagi.” Kata penjaga rumah. Omongannya terdengar sangat serius di telinga Gilang yang mendengarnya. Membuat Gilang jadi bertanya-tanya. Apakah benar istrinya sudah dibawa pergi oleh mertuanya.
Gilang akhirnya pergi meninggalkan rumah dengan membawa rasa kecewa karena ia kembali tak berhasil menemukan keberadaan istrinya.
“Naomi, kamu ada dimana sekarang. Kenapa kamu menghilang di saat masalah kita belum selesai. Kenapa juga kamu gak mau jujur mengakui kesalahan kamu. Padahal jika kamu jujur, aku pasti akan memaafkan kamu dan berusaha membantu kamu untuk mendapatkan maaf dari Mama dan Melvina.” Lirih Gilang. Saat ini ia benar-benar dibuat galau karena tak menemukan keberadaan istrinya. Gilang jadi berpikir kalau yang dikatakan mertuanya tempo hari benar. Kalau mertuanya sudah membawa Naomi pergi ke sebuah tempat yang tidak akan terjangkau oleh dirinya.
”Siapa yang telefon, Pa?” Di sebuah villa yang berada cukup jauh dari ibu kota, Mama Jelita nampak tengah mengajak Papa Niko berbicara setelah Papa Niko baru saja selesai melakukan panggilan telefon dengan seseorang.
“Penjaga rumah. Dia bilang kalau Gilang datang ke rumah lagi siang ini.”
Mama Jelita terdiam beberapa saat. Sebenarnya dia kasihan melihat perjuangan Gilang. Namun, rasa kasihannya lenyap setelah mengingat kembali rasa sakit yang sudah Gilang torehkan pada putrinya.
“Lantas penjaga rumah bilang apa, Pa?” Suara Nadira tiba-tiba menyahut. Ya, setelah mengetahui apa yang terjadi pada adik bungsunya, Nadira langsung memutuskan kembali ke tanah air untuk bertemu dengan Naomi dan membantu menenangkan hati Naomi.
“Penjaga rumah menyampaikan apa yang Papa perintahkan kepadanya.”
Nadira merasa lega mendengarnya. “Baguslah kalau begitu. Jangan sampai pria bodoh itu tau dimana keberadaan Naomi. Bahkan kalau bisa, Debby juga jangan sampai tahu juga. Karena bisa saja nanti dia mengatakannya pada Gilang karena dipaksa oleh Gilang untuk buka mulut.”
Papa Niko mengangguk. Tanpa diingatkan oleh Nadira, Papa Niko sudah melakukannya. Untung saja selama sebulan belakangan ini Naomi jarang berinteraksi dengan Debby hingga Debby tak mengetahui masalah yang terjadi pada Naomi.
Dari ambang pintu masuk kamar papanya, Naomi mendengar percakapan mereka. Namun, Naomi memilih tak ikut masuk untuk ikut berbicara dengan mereka. Dia memilih kembali ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.
“Setelah kamu sakiti hati dan perasaanku, sekarang kamu berusaha untuk terus menemukanku. Sebenarnya apa mau kamu, Mas. Kamu gak mau berpisah dengan aku. Tapi kamu terus menyakiti hatiku hingga hatiku hancur berkeping-keping.” Lirih Naomi dalam hati. Setiap kali dia mengingat sikap Gilang yang terus menyakitinya, membuat rasa cinta Naomi pada Gilang semakin terkikis dan membuat Naomi semakin yakin untuk berpisah dari Gilang.
**
Dua minggu berlalu, Gilang masih sibuk bolak-balik ke rumah mertuanya untuk mencari keberadaan Naomi. Bukan hanya mencari ke rumah mertuanya saja, tapi Gilang juga mencari ke rumah sakit tempat Naomi bekerja. Mana tahu saja ia bisa menemukan istrinya di sana. Namun, apa yang dia harapkan tidak terjadi. Karena setibanya di sana, Gilang selalu mendapatkan informasi kalau Naomi tidak masuk bekerja.
“Gilang?” Kedatangan Gilang kembali pagi itu bersamaan dengan Abian yang baru saja tiba di rumah sakit. Karena berpapasan dengan Gilang di lobby rumah sakit, membuat Abian tak bisa mengelak dari pria itu.
“Bisa kita bicara sebentar?” Tanya Gilang dengan tatapan dingin. Sebenarnya Gilang enggan mengajak Abian berbicara. Namun, dia terpaksa melakukannya demi mendapatkan informasi tentang istrinya.
Abian mengangguk. Mungkin dia harus meladeni Gilang untuk kali ini. “Kita bicara di depan saja!” Ajak Abian. Dia tak ingin pembicaraan mereka sampai terdengar oleh orang lain nantinya.
Gilang mengangguk. Dia segera mengikuti langkah Abian keluar dari dalam rumah sakit menuju sebuah taman yang berada di samping rumah sakit.
“Tolong beritahu aku dimana Naomi berada sekarang.” Pinta Gilang tanpa basa-basi.
Abian tersenyum sinis menatap wajah Gilang. “Aku sama sekali tidak tahu dimana keberadaan Naomi sekarang. Semenjak dia mengundurkan diri bekerja dari rumah sakit ini, Naomi hilang tanpa jejak. Tante Jelita juga tidak mau buka mulut memberitahu dimana Naomi berada.” Balas Abian seadanya.
”Apa, Naomi mengundurkan diri bekerja dari rumah sakit ini?” Gilang tersentak kaget. Tidak menyangka kalau istrinya sampai berhenti bekerja demi menjauh dari dirinya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
biasanya kmau bisa bilang kalo ini semua dia lakukna buat ulet keket sembuh....
ayolah ngomong gitu kaya kamu ngomong di depan Naomi...
kamu ngomong sama semua untuk ngertiin posisi fia sekarang yang mencoba untuk menyembuhkan traumnanya ulet keket...ko g abisa jawab sih....cuma berani jawab fo depan Naomi ya....
keliatan bnaget y ulet keket lagi kegatelan...
udaj liat gitu ko kamu g abisa mikir sih lang...kalo apa yang di omongin Naomi kalo ulet keket itu cinta sama kamu sebagai perempuan dewasa ke lelaki dewasa bukan cinta sebagai adik ke kakakanya....
percuma jadi bos beaar kalo hal sepele gini kamu ga peka...
itu bibit pelakor...
tapi ya sudahlah kan itu yang kamu pilih...
lebih memilih menjadi obat traumanya ulet keket dn menjadi anak yang berbakti dengan mengikuti kemaunnya ibu tersayang kamu
Derdy sangat curiga melvina itu hanya sandiwara hanya tuk menarik perhatian mama ruby dan gilang dasar ular berbisa...
Gilang merasa tidak nyaman dekat-dekat sm melvina, tidak menjawab pertanyaan ingin menikahi melvina hanya diam aja....
Gilang makanya jd pria hrs tegas dan punya pendirian jgn mau hidupmu disetir mamamu itu yg egois bingit memaksakan kehendaknya....
Derby sangak muak skl sm melvina sok jaim dan kalem pdhal asli ular berbisa sangat jahat dan licik sampai tega menghancurkan rumahtangga noami dan gilang...
Ayo Debby n papa Rega cari bukti u/ membuka kebusukan ulet bulu