NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Menikahi tentara
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Di rumah dinasnya, Jhonatan sedang menikmati hari liburnya. Ia berada di ruang kerja, larut dalam desain konsep kafe yang ia rencanakan bersama Alvino. Itu adalah impian masa depannya di luar dunia militer. Namun, proyek itu belum bisa dimulai karena Jhonatan dan Alvino belum mendapatkan cuti untuk meninjau lokasi.

Saat sedang fokus, ponselnya yang berada di meja tiba-tiba berdering nyaring. Tertera nama sang Papah.

"Tumben Papa menelpon," gumam Jhonatan heran. Karena biasanya Ayahnya hanya mengirim pesan singkat.

Jhonatan mengangkat telepon. Belum sempat ia mengucapkan salam, suara sang Ayah sudah menggelegar dari ujung sana, menggunakan nada tinggi yang jarang ia dengar.

"Jhonatan! Kamu segera datang ke rumah sekarang juga! Tidak ada penolakan! Ada hal penting yang harus kamu jelaskan! Sekarang!"

Sambungan telepon terputus.

Jhonatan menatap ponselnya, bingung dan tegang. Ia tahu, jika Ayahnya sudah menggunakan nada perintah seperti itu, pasti ada masalah besar. Ia menghela napas, menutup laptopnya, dan meninggalkan konsep kafe impiannya. Apapun yang terjadi, ia harus mematuhi perintah itu.

Jhonatan segera berganti pakaian santai dan langsung melajukan mobilnya ke rumah orang tuanya. Masih di jalan komplek asrama, ia berpapasan dengan Alvino yang mengendarai sepeda motor. Jhonatan pun menghentikan mobilnya sebentar saat Alvino bertanya padanya.

"Mau ke mana, Jo? buru-buru amat," tanya Alvino.

"Mau ke rumah bokap, Vin. Duluan ya," jawab Jhonatan.

"Hati-hati," balas Alvino, raut wajahnya tampak khawatir, seolah tahu drama apa yang sedang menanti Jhonatan.

Jhonatan melanjutkan perjalanannya. Namun, sial! Di tengah perjalanan bannya bocor. Jhonatan terpaksa berhenti dan mengganti ban sendiri. Ia sangat fokus,hingga ia tidak sadar ponselnya terus berdering, panggilan dari Ayahnya yang pasti semakin marah karena keterlambatannya. Setelah selesai, Jhonatan kembali memacu mobilnya dengan laju kerumah orang tua nya.

****

Jhonatan tiba di rumah orang tuanya. Ia memarkir mobilnya dengan kasar dan langsung masuk. Di ruang tamu, ia disambut keheningan yang tegang. Ayah, Ibu, dan sang kakak sudah menunggu. Disana juga ada sosok Dokter Sella yang duduk anggun dengan senyum manisnya, melihat itu membuat amarah Jhonatan langsung mendidih.

"Duduk, Jhonatan!" perintah Ayahnya tegas, suaranya menggelegar.

Jhonatan duduk, matanya tajam menatap Sella. "Ada apa, pah? Aku sedang libur."

Ayahnya melempar map hijau ke meja. "Baca itu! Baca, dan jelaskan kenapa kamu menolak perjodohan keluarga demi wanita rendahan!"

Jhonatan membuka map tersebut, ia kaget map itu berisi data Aresa, tapi tunggu ini seperti bukan data asli Aresa, sangat jelas ini adalah data palsu. "Sial. Aku tahu ini jebakan. Data ini pasti kerjaan kakak aresa. Dia sengaja menaruh umpan, dan Sella si bodoh ini langsung memanfaatkannya. Berani sekali dia membawa ini ke hadapan orang tuaku!" Ucap Jhonatan dalam hati

Ibu Jhonatan segera menimpali, nadanya penuh kekecewaan. "Jhonatan, wanita seperti itu tidak pantas menjadi pasangan kamu! Kami membesarkan mu untuk mendapatkan yang terbaik. Yang kami inginkan adalah dokter, seperti Sella!"

Sella tersenyum penuh kemenangan.

Jhonatan menutup map itu keras-keras. "Kalian tidak berhak ikut campur urusanku!" Suaranya dingin dan tegas. "Wanita manapun yang aku suka, itu urusanku! Aku sudah telusuri bibit, bebet, bobotnya! Kalian tidak berhak menilai dia!"

"Tidak berhak?!" raung Ayahnya. "Ini menyangkut harga diri keluarga kita!. Ayah Jhonatan semakin murka, mengebrak meja. "Kamu harus akhiri semua ini! Kamu harus terima Sella! Besok lusa, kamu dan Sella harus pergi ke Bandung, bicarakan rencana pernikahan! Ini adalah perintah!"

Jhonatan menatap Ayahnya sejenak, wajahnya menunjukkan ketidakpedulian mutlak. Tanpa berkata apa-apa lagi, Jhonatan bangkit. Ia langsung meninggalkan rumah, mengabaikan perintah dan teriakan Ayahnya di belakang.

****

Pagi itu, di apartemen Vero, Aresa sudah duduk di meja makan bersama Arian dan Vero.

"Dek, nanti kamu kerja pakai laptop yang sudah Mas siapin," ujar Arian, tatapannya serius. "Di situ sudah ada beberapa proyek kerja sama, tapi jangan kaget kalau sudah banyak yang dibatalkan sejak kemarin."

Vero menimpali, "Iya. Gue buat setup-nya kemarin malam sama Azzam. Wanita yang menguntit lo itu sudah dapat data palsu lo, dan dia sengaja merecoki pekerjaan lo, biar citra lo buruk. Jadi, nikmati peran lo saat ini."

Aresa menghela napas. "Iya, iya, tenang aja. Tinggal ikutin permainan dia, kan? Tapi sebel banget, gara-gara si Kapten itu aku jadi enggak bisa nikmatin liburan!" keluhnya.

"Sabar, nanti juga berlalu, Dek," kata Arian, senyumnya meyakinkan.

"Iya, Res, tenang aja, ada kita," Vero menambahkan.

"Jadi, dia langsung bertindak ya, Mas?" tanya Aresa.

"Iya, dia enggak tinggal diam, langsung bergerak," jawab Arian.

"Setakut itu sama aku, ya? Padahal aku biasa aja tuh sama Kapten Jhonatan, haha," canda Aresa, mencoba mencairkan suasana.

"Iya, Dek, haha," Arian terkekeh. "Udah, habisin makannya. Obat kamu diminum, jangan mentang-mentang udah diinfus sembuh, enggak mau minum obat."

"Iya, Mas, iya," jawab Aresa malas.

Setelah sarapan selesai, Vero dan Arian langsung berangkat ke kantor. Aresa segera membuka laptop yang sudah disiapkan sang kakak. Ia mengerutkan kening. Aresa adalah seorang ahli telemetri yang terbiasa dengan angka, bukan gambar. Ia benar-benar tidak paham.

"Apa-apaan ini, udah lah males mending keluar aja mumpung mereka nggak di rumah." Ujar aresa.

Aresa masuk kekamar dan segera berganti baju. Ia memakai one set panjang, menambahkan kardigan, jilbab pashmina tanpa peniti, dan sandal jepit andalannya, Swallow. Penampilannya yang sangat sederhana, sangat cocok dengan peran 'wanita rendahan' yang Sella bayangkan. Ia menyelinap keluar, berjalan menuju danau di taman terdekat, mencari ketenangan di bawah pohon. Jilbabnya sedikit berantakan tertiup angin.

Saat hari mulai menjelang siang, Aresa meninggalkan danau dan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa camilan. Tapi saat akan mengambil minuman, ia tak sengaja mengambil minum yang sama dengan seseorang.

****

Di ruang tamu, setelah Jhonatan pergi, suasana masih terasa panas dan tegang. Ayah Jhonatan masih emosi, sementara Jessica hanya bisa menatap punggung adiknya. Ia tahu betul Jhonatan adalah batu. Sekali menolak, ia tidak akan pernah luluh.

"Adikku benar-benar keras kepala," batin Jessica.

Sella, yang duduk anggun, tiba-tiba memecah keheningan. "Wanita itu sudah membuat Jhonatan menjadi pembangkang, kan, Tante?"

Jessica terperangah. Ia menatap Sella. Berani sekali Sella. Dengan mudahnya dia menyalahkan orang lain. Awalnya Jessica memang kagum pada Sella dan menjodohkannya dengan Jhonatan, tetapi setelah melihat arogansi status dan cara Sella menjatuhkan seseorang, Jessica mulai kehilangan respek.

"Seandainya saja wanita di supermarket beberapa hari lalu yang menjadi pasangan Jhonatan," pikir Jessica dalam hati. "Wanita yang sederhana dan polos itu. Pasti Jhonatan tidak akan menolak."

Jessica tersadar dari lamunannya setelah Ibunya bersuara. "Betul, Nak Sella. Jhonatan sekarang menjadi semakin berani sama Om dan Tante."

"Iya, Tan. Aku akan berusaha memisahkan mereka," kata Sella dengan nada lembut yang dibuat-buat.

"Iya, Nak, makasih, ya," balas Ibu Jhonatan.

Setelah berbasa-basi, Sella pamit pulang. "Aku pamit dulu ya, Om, Tante, Kak."

"Iya, hati-hati, Nak," jawab Ibu Jhonatan.

Jessica juga segera meminta izin. "Aku pamit, Pah, Mah."

"Iya, Nak, hati-hati ya," jawab Ayah dan Ibunya serempak.

1
Embhul82
💪 semangat 👍
Embhul82
menarik Thor
yu kak saling sapa mampir beri dukungN ke karyaku juga
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat
rokhatii: hehe tunggu aja kak🤭. konfliknya santai kok
total 1 replies
aisssssss
💪
aisssssss
👍
rokhatii
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!