"Apa kabar, istriku? I’m back, Sanaya Sastra."
Suara dingin pria dari balik telepon membuat tubuh Naya membeku.
Ilham Adinata.
Tangannya refleks menahan perut yang sedikit membuncit. Dosen muda yang dulu memaksa menikahinya, menghancurkan hidupnya, hingga membuatnya hamil… kini kembali setelah bebas dari penjara.
Padahal belum ada seumur jagung pria itu ditahan.
Naya tahu, pria itu tidak akan pernah berhenti. Ia bisa lari sejauh apa pun, tapi bayangan Ilham selalu menemukan jalannya.
Bagaimana ia melindungi dirinya… dan bayi yang belum lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Regazz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Pendarahan
Bab 23 Pendarahan
•••
Sebuah hotel bintang 5 nan megah dan mewah dipenuhi banyak sekali orang-orang dengan pakaian mewah dan pastinya crazy rich. Dekorasi penuh warna cream tersebut dan lampu kristal beserta kursi dan meja yang berderet rapi membuat acara tersebut semakin mewah.
Dari banyaknya kerumunan orang penting, terlihat Ilham yang berdiri dengan setelah jas hitamnya yang begitu mewah. Dan seorang wanita yang berdiri di sampingnya dengan gaun ketat yang membentuk jelas bentuk tubuhnya yang ideal layaknya seorang model.
Ilham merasa bosan sekali dengan acara pertunangan paksa dirinya ini.
"Ayo tersenyum Ilham sayang." bisik Ibu Novi pada Putranya.
Ilham hanya tersenyum palsu seperti biasanya.
Ia tidak menginginkan semua ini. Kecuali tidak semata-mata demi nama perusahaan mereka. Ariella tak hentinya mengandeng lengan Ilham penuh manja.
"Selamat atas pertunangannya Tuan Ilham dan Nona Ariella." ucap salah satu kolega Ibu Novi.
Ilham hanya tersenyum tipis seperti biasa. Namun, mata itu jelas-jelas sangat merasa bosan sekali.
"Ayo dong makan cakenya~" ujar Ariella yang ingin menyuapi Ilham.
Semua mata tertuju pada mereka. Dengan terpaksa penuh senyuman palsu, Ilham membuka mulutnya dengan terpaksa.
"Makasih, sayang. Cake nya enak sekali, apalgi saat kamu yang menyuapinya." ucapan Ilham begitu manis sekali. Dan ia pun mencium pipi Ariella sekaligus berbisik di telinga wanita tersebut.
"Jangan banyak bermimpi, aku hanya berpura-pura saja. Kalau bukan demi Mama ku, aku tidak mau ada di pesta konyol ini denganmu."
Ariella mendengar bisikkan itu tersentak kaget, namun ia kembali tersenyum lebar.
"Tenang saja, sayang." balas Ariella.
Tak lama seorang pria dengan kepala botak dan tubuh besar dengan penuh rasa hormat menghampiri Ilham.
"Maaf tuan, diluar—"
belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, terdengar suara teriakan dari seorang wanita.
Dari kejauhan terlihat seorang wanita bercadar warna tiramisu mencoba memberontak dari kedua pengawal yang memegang kedua tangannya.
"ILHAM!!!" teriaknya.
Orang-orang banyak melirik ke arah Naya yang mencoba masuk dan merusak pesta ini.
Ilham kenal sekali dengan suara itu. Senyuman palsu itu kini berubah menjadi seringaian.
"Akhirnya wanita bercadar ku datang..." gumam Ilham yang dapat di dengar oleh Ibu Novi dan Ariella.
Ibu Novi begitu kesal sekali, "kenapa bisa perempuan itu masuk kesini?!"
Banyak para tamu, termasuk kedua orangtua Ariella yang bertanya-tanya siapa perempuan tersebut.
Naya berjalan dengan cepat, Ariella berjalan langsung menghampiri dengan jalan angkuh dan kesalnya. Kenapa ada yang berani mengganggu hari istimewanya.
"Siapa kamu, hah?!" tanya Ariella.
Naya tidak peduli dengan wanita di hadapannya, ia pun berjalan menuju Ilham yang masih tersenyum sinis menatap dirinya.
'Sudah pasti dia pelakunya.' batin Naya mengenai musibah yang terjadi dengan kelurganya.
Namun, lagi-lagi Ariella mencegat Naya. "Hei, kamu pikir bisa seenaknya masuk ke acara orang lain, hah?" kesal Ariella.
"Permisi ya, mbak. Saya gak ada waktu untuk kamu, saya ada perlu dengan pria brengsek itu!" tunjuk Naya pada Ilham tanpa rasa sungkan.
Ilham tersenyum mengejek Dnegan kedua tangan masih terlipat di dada. "Apa kamu kenal wanita itu, Ilham?" tanya Ayah Ariella.
Ilham tak menjawab, ia sibuk menatap Naya dengan tatapan intens namun mengejek. Naya semakin kesal, ia langsung mendorong Ariella.
Ia langsung berjalan cepat ke arah Ilham. Semua orang menyaksikan hal itu dengan raut wajah penuh penasaran. Ibu Yanti susah memasang wajah malunya.
Plak!
Sebuah tamparan langsung mendarat tepat di sebelah pipinya Ilham dengan mulusnya. Semua orang tercengang. Namun, Ilham nampak begitu santai sekali.
"KAU ADALAH PRIA PALING BRENGSEK DI MUKA BUMI INI, ILHAM. KENAPA KAU MENGANGGU KELUARGAKU, HAH?!" teriak Naya.
Ariella yang hampir terjatuh tadi tidak terima. "Dasar cewek cadar sok alim. Pasti mukanya jelek makanya di tutupin begitu." gumam Ariella yang kini menghampiri Naya. Ia juga kesal karna Naya sudah berani menampar tunangannya hari ini.
Ia langsung menarik kedepan jilbab Naya sekaligus cadarnya.
Rasain, pikir Ariella.
Semua orang bisa melihat rambut panjang hitam, wajah cantik dan manis, mata kecoklatan dan bibir merah ranum tersebut dengan jelas. Begitu banyak mata yang terpana melihat itu, bahkan Ariella juga.
Naya begitu geram sekali, karna ia seperti ditelanjangi secara langsung di hadapan semua orang. Ilham yang melihat itu mengepalkan tangannya.
Namun, belum sempat ia melangkah. Naya langsung menarik rambut Ariella.
"Dasar! kembalikan jilbabku!" teriak Naya ingin menggapai jilbabnya. Namun, tubuh Ariella lebih tinggi.
Hingga akhirnya, Ariella malah mendorong Naya. Hingga wanita itu tersungkur jatuh ke lantai.
"Akhh!"Naya merasakn sakit di area perutnya.
Rasa sakit yang teramat sangat.
"Ada darah!" kaget seorang wanita lain.
Semua orang langsung shock saat melihat ada darah mengalir dari bawah gamis Naya. Ibu Novi juga tak kalah shock. Begitu juga dengan Ilham.
Darah? Kenapa bisa ada darah? batin Ilham begitu bingung.
Ilham langsung menghampiri Naya dan langsung menggendongnya "Akh! Sakit " runtuhnya. Dan tak lama Naya pun pingsan.
"Naya bangun, Nay!" ujar Ilham mencoba menepuk pelan pipi Naya.
Tanpa pikir panjang, Ilham langsung membawa Naya keluar dari acara tersebut. "Ilham gimana dengan pertunangan kita?" tanya Ariella tidak terima ditinggal begitu saja.
Banyak pasang mata yang melihat itu dan mulai berbisik-bisik.
"Siapa perempuan bercadar itu?"
"Apa selingkuhannya Pak Ilham?"
"Lantas gimana acara Pertunangan hari ini?"
"Dan kenapa juga sampai berdarah? Apa dia sedang hamil?"
"Wah, kasihan ya. Pak Ilham lebih memilih untuk bersama wanita lain."
Ibu Novi begitu bingung dengan apa yang terjadi. Ini diluar dugaannya. " Tante, ini gimana?" tanya Ariella panik dan kesal.
"Iya, Ibu Novi. Bagaimana dengan acara pertunangan kedua anak kita. Dan siapa wanita bercadar tadi?" tanya kedua orangtua Ariella yang begitu khawatir.
"Maaf sekali ya, Pak." ujar Ibu Novi yang kalang kabut.
Ia hanya diam menahan amarah sembari menatap kepergian Ilham yang mengendong Naya keluar dari Hotel ini.
'Sial! Apa sih maunya perempuan itu. Kemarin aku tawarkan uang dia tidak mau.' batinnya.
•••
Naya terbangun saat melihat cahaya ruangan yang begitu terang berwarna putih gading. Ia langsung tau dimana ia sekarang berada. Ia melihat tangannya yang sudah terpasang oleh infus.
Ia ingat kejadian tadi saat di pesta.
"Anakku!" panik Naya.
Lalu, masuklah seorang Dokter wanita muda menghampiri Naya. "Syukurlah anda sudah sadarkan diri Ibu Naya." sapa Dokter tersebut.
"Dok, gimana dengan keadaan janin saya?" tanya Naya begitu cemas sekali.
Sang Dokter tersenyum, "syukurlah, janin Ibu Naya baik-baik saja. Tapi, harus melakukan bedrest total ya."
Dokter itu nampak memperhatikan infus yang menanggung tersebut.
'Apa Ilham udah tau kalau aku hamil?'
"Dok, selain yang lain apakah ada yang tau tentang kehamilan saya?" Naya begitu harap-harap cemas sekali.
Jika sampai Ilham tau ia hamil. Tamatlah riwayatnya.
"Tidak ada, Ibu. Kebetulan setelah Pak Ilham mengantar anda, ia langsung pergi. Diluar hanya tertinggal pengawalnya saja." jelas sang Dokter menuliskan sebuah laporan.
Naya langsung menarik kedua tangan Dokter tersebut. Dokter itu nampak kaget.
"Dokter tolong jaga beritahu kehamilan saya pada siapapun. Saya mohon, Dok."
Dokter muda itu nampak bingung, "kenapa, Ibu Naya?"
"Saya mohon jangan Dok. Suami saya tidak seperti yang dokter katakan. Saya mohon, Dok." pinta Naya dengan bersungguh-sungguh.
Melihat Naya yang nampak memohon dengan airmata keluar dan wajah yang ketakutan. Sang Dokter langsung mengangguk mengiyakan.
"Terimakasih, Dokter."
Setelah kepergian Dokter. Naya mulai berpikir keras. Bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari tempat ini. Dan tanpa diketahui oleh pengawal Ilham.
Namun, belum sempat ia ingin kabur.
Ilham langsung muncul dengan raut wajah cemas.
"Kamu gak apa-apa, 'kan?"
Naya bahkan sampai terheran-heran dengan sikap Ilham.
To be continue...
aku tunggu up nya dari pagi maa Syaa Allah 🤭 sampai malam ini blm muncul 😁
kira-kira itu pak dosen gila ngapain krmh ibu Yanti 🤔