NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Mertua

Pagi-pagi sekali, di depan rumah Khansa semua keluarga sibuk mondar-mandir. Begitu juga dengan dirinya, karena mengeluarkan barang-barang yang akan ia bawa pergi ke rumah mertuanya.

Zidan datang menghampiri Khansa yang sedikit kesusahan membawa kopernya.

“Biar gue bantu,” Zidan mengambil alih kopernya lalu mengangkatnya. Karena roda dari kopernya tidak bisa berjalan, itulah kenapa Khansa sedikit kesusahan.

Semua barang sudah masuk ke dalam mobil. Saat ini Khansa berdiri di sebelah Zidan. Khansa mendongak menatap Zidan, karena tubuhnya hanya sebatas pundak Zidan.

“Ada apa?” Zidan mengangkat alisnya.

“Bisa tunggu sebentar? Aku ingin berpamitan sama orang tua ku.” Zidan tersenyum lalu mengangguk.

Khansa menghampiri kedua orang tuanya yang berusaha terlihat tegar. Sedangkan Zidan mendekati mamanya yang berdiri di dekat mobil.

“Jaga diri kalian baik-baik, kabari Khansa jika ada masalah. Khansa masih anak kalian, jadi jangan pernah menutupinya.” Mata Khansa sudah berkaca-kaca. Sampai akhirnya ia tidak bisa menahannya lalu menangis.

“Tentu saja. Mama sama ayah kamu akan selalu menghubungimu. Kamu juga baik-baik sama suami kamu.” Khansa mengangguk.

Khansa memeluk Farah, dan mungkin untuk waktu yang lama ia tidak akan bisa merasakan pelukan hangat dari ibunya.

Tama ikut memeluk istri dan putrinya, mereka pasti akan merindukan momen ini. Anak semata wayangnya kini harus pergi untuk menjalani kehidupan barunya.

“Sudah, jangan buat suamimu menunggu lama. Perjalanan kalian sangat panjang, lebih baik kalian bisa segera berangkat,” ucap Tama yang melepaskan pelukannya dan menghapus air mata putrinya.

Aish mendorong Zidan untuk berpamitan dengan mertuanya. Zidan hanya pasrah dan menuruti keinginan mamanya.

Khansa mengusap air matanya, mendekati Aish dan langsung disambut dengan hangat.

“Ma, pa, Zidan sekeluarga pamit.” Farah dan Tama mengangguk.

“Jaga putri kami, jangan pernah sekalipun kamu menyakitinya. Jika suatu hari nanti kamu sudah tidak merasa cocok, beritahu kami. Dengan senang hati kami akan menjemputnya untuk pulang,” ucap Tama yang membuat air mata Khansa kembali mengalir.

“Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan putri kalian.”

“Baiklah, kalian pergilah. Perjalanan ini pasti akan menguras tenaga kalian, terutama kamu.” Zidan hanya tersenyum.

“Sayang, duduklah di depan. Temani Zidan untuk mengemudi.”

Zidan langsung membukakan pintu untuk Khansa. Lalu ia menyusul dan duduk di kursi pengemudi, karena Zidan sendiri yang akan mengemudi.

“Bu Farah, pak Tama. Kami akan berangkat sekarang.” Farah dan Tama mengangguk, melambaikan tangannya saat melihat mobilnya mulai berjalan.

Tin

Tin

Semua orang melambaikan tangannya, melihat mobil yang ditumpangi sudah pergi, tangis Farah langsung pecah. Ia sudah tidak bisa menahannya, kerena harus berpisah dengan putrinya.

“Jangan terlalu menangisinya, karena itu akan membuat Khansa sedih.” Farah mengangguk, berjalan masuk ke dalam rumahnya karena Tama menariknya.

Dalam perjalanan, Khansa melihat ke luar. Karena ia bukan hanya meninggalkan orang tua dan rumahnya. Melainkan ia harus meninggalkan tempat kelahiran dan masa kecilnya.

Zidan melirik ke arah Khansa dan ke belakang dari cermin diatasnya yang memperlihatkan ibunya sedang memainkan ponselnya karena pasti ada pekerjaan.

Perjalanan yang hampir menembus waktu dua puluh jam. Akhirnya mereka sampai di waktu dini hari.

Khansa melihat rumah minimalis dengan dua lantai. Cukup mewah untuk kalangan rumah yang ia lihat sepanjang perjalanan.

“Zi, bawa Khansa ke kamar kalian. Untuk hari ini kalian istirahatlah. Mama akan masuk dan minta bibi untuk menyiapkan sarapan untuk kita nanti.” Zidan mengangguk.

Saat ini Zidan sudah sangat lelah, tenaganya terkuras habis selama perjalanan yang sangat melelahkan.

Tanpa sadar Zidan menarik tangan Khansa yang ingin menurunkan barang-barangnya dari mobil.

“Eh?!” Khansa terkejut. “Zi, aku mau turunin barang-barangnya dulu.”

“Nggak perlu, biarkan bibi yang melakukannya. Kita istirahat aja, gue tau lo pasti lelah.” Zidan tetap menarik tangan Khansa menuju ke lantai atas.

Sepanjang melewati rumah, Khansa melihat sekeliling. Ia terkesan dengan tata letak dan desain dari rumah mertuanya.

Woahh, batin Khansa terkagum-kagum melihatnya.

“Perhatikan jalan lo, Sa.” Khansa menatap Zidan lalu melihat ke arah anak tangga.

Setiap langkahnya Khan selalu memperhatikan kemana Zidan membawanya. Hitung-hitung Khansa menghafalkan setiap ruangan

Langkah kaki Zidan berhenti di depan pintu berwarna putih yang berlapiskan marmer putih dengan corak hitam.

Rumah Khansa memang tidak semewah ini, tapi ia tahu benar jika setiap bagian dari rumah mertuanya memiliki kualitas yang sangat tinggi.

Zidan membuka pintu kamarnya, lagi dan lagi Khansa terkagum melihat desainnya. Selama ini Khansa menyukai desain, karena itu ia belajar mengenai desain.

“Lo mau bersih-bersih atau langsung tidur?” tanya Zidan yang melihat Khansa sedang melamun.

“Eh? Sekarang sudah jam berapa?” Khansa berbalik untuk melihat jam yang ada di dinding. “Sepertinya aku akan membersihkan diri, ini juga sudah waktu subuh. Akan lebih baik kamu bersihkan diri terlebih dahulu, lalu ibadah dan kemudian bisa istirahat. Jangan menunda sesuatu yang menjadi kewajiban kita.”

Zidan termenung, selain ibunya tidak ada seseorang yang mengingatkan dirinya untuk menunaikan kewajibannya. Hatinya merasa sangat tersentuh.

“Baiklah, kamu bisa mandi duluan. Aku akan istirahat sejenak.” Khansa mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Langkahnya terhenti mengingat semua bajunya masih ada di dalam koper. Khansa kembali keluar, berdiri menatap Zidan dari depan pintu kamar mandi.

Zidan mengernyitkan dahinya, merasa bingung melihat Khansa yang hanya berdiam diri.

“Ada apa?” tanya Zidan.

“Itu… baju aku kan masih ada di dalam koper—

“Kamu mandi aja, pakai baju handuk lebih dulu. Aku akan minta bibi sama pak supir buat angkatin bajunya.”

“Baiklah.” Khansa kembali masuk ke dalam kamar mandi. Zidan langsung menghubungi bibi untuk mengambilkan koper Khansa.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kopernya sudah diantarkan ke kamarnya. “Makasih ya bi.”

“Sama nden, bibi ke dapur dulu ya.” Zidan mengangguk lalu membawa masuk koper Khansa. Untuk sisanya mungkin bisa diambil nanti.

Zidan kembali merebahkan dirinya di atas kasur. Semua tubuhnya terasa sakit dan juga sangat pegal

Ckleekkk

Zidan melihat ke sumber suara, yang dimana pintu kamar mandi mulai terbuka.

Disisi lain, Khansa merasa sangat ragu untuk keluar hanya mengenakan baju handuk yang hanya sebatas paha bagian bawah. Khansa merasa malu jika keluar dengan kondisi seperti ini.

Meskipun begitu, Khansa harus tetap keluar matanya melihat kopernya yang tidak jauh dari Zidan duduk.

Dengan langkah yang ragu, Khansa mendekati kopernya. Membawanya ke sofa lalu membuka nya di atas sofa.

“Aku akan mandi,” ucap Zidan tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.

“Ha? Akh!!” Kaki Khansa tidak seimbang karena terkejut dengan keberadaan Zidan yang sangat dekat dengannya.

Hap!

Zidan memeluk pinggang Khansa untuk menahannya agar tidak terjatuh.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!