IBUKU PERANTARA JODOHKU

"Jadi... kamu menangis karena kamu belum pernah merasakan suasana keramaian di ruang makan begitu?"

Hannah menganggukkan kepalanya, "I-Iya Ma!"

Setelah di tanya baik-baik oleh Isabella, Hannah mengatakan kebenarannya. Di mana dulu ia tidak pernah makan bersama keluarganya, sejak kecil Hannah selalu melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ia sempat ingin menyerah dalam menjalani kehidupan ini. Tapi, Kakeknya adalah penyelamatnya, Kakeknya selalu memanjakan Hannah. Sampai suatu ketika Hannah telah tumbuh dewasa, dan sudah menjadi siswa kelas X SMA Kakek Hannah pulang kampung. Dan dari sanalah semuanya terbongkar.

 Ayah Hannah menikah dengan ibunya hanya karena mengincar hartanya saja. Ia pergi bersama wanita lain, Hannah hanya tinggal berdua dengan Ibunya saja. Keluarga mereka dalam keadaan yang karut-marut, ekonomi mereka sungguh di uji. Setiap hari, pagi hingga malam Elizabeth bekerja, sedangkan ia menunggu ibunya di rumah dengan perasaan tidak karuan. Mereka makan bersama hanya pada malam hari setelah Elizabeth pulang. Hannah bahagia memiliki Ibu yang kuat seperti Elizabeth, sosoknya adalah panutan untuk dirinya yang rapuh. Karena ditinggalkan oleh ayahnya. Apapun itu, mereka jalani hidup bersama-sama baik suka maupun duka.

Suatu hari Hannah mendapatkan kabar kalau ibunya kecelakaan saat mengantarkan makanan, ia kemudian bergegas ke lokasi kejadian. Di sana ibunya terkapar sambil menatap ke arahnya, ia menangis melihat kondisi ibunya yang begitu mengenaskan. Belum sempat ambulance datang, sang ibu menutup matanya untuk selama- lamanya. Ibu yang amat sangat dicintainya itu harus pergi secara mendadak, Hannah benar-benar rapuh saat ini dan butuh sandaran.

Singkat cerita Hannah mulai membaik, satu tahun berlalu setelah ibunya tiada. Hannah tetap bersekolah seperti biasanya, ia berbaur dengan teman-teman sebayanya dan juga aktif dengan berbagai kegiatan. Sampai suatu hari ia disukai oleh Jimmy, pria itu menyatakan cinta padanya awalnya Hannah bingung tapi ia tak tega menolak Jimmy. Akhirnya keduanya menjadi sepasang kekasih, tapi itu hanya sementara padahal Hannah sudah sangat menyukai Jimmy. Pria itu malah membuatnya semakin trauma dalam menghadapi kehidupan ini. Jimmy menghancurkan kepercayaannya, pria itu terang-terangan mengatakan padanya kalau ia bukanlah tipenya

Namun, bertahan demi Kakeknya di kampung. Kemudian ia dikejutkan dengan kedatangan masa kecilnya yang bernama Brian. Dari situ, hidupnya mulai berubah ia mulai ceria lagi. Brian adalah seseorang yang sangat ceria, sehingga ia juga mengikuti karakter Brian. Iya bersyukur memiliki sahabat seperti Brian, begitu pula dengan Brian ia merasa senang memiliki sahabat seperti Hannah. Bahkan, Brian menganggap Hannah itu seperti adiknya sendiri, tidak ada perasaan pria pada wanita. Semua itu murni ia rasakan, hanya ingin menjadikan Hannah sebagai Adik perempuannya. Sebab ia tidak memiliki adik perempuan, ia hanya memiliki adik laki-laki saja.

"Daniel, masuklah. Mama tahu kamu sedang menguping di balik pintu, kan?"

Daniel sedari tadi hanya mendengarkan cerita tentang masa lalu istrinya. Ia begitu terpukul dengan yang barusan didengarnya. Pria itu berjalan perlahan menuju ke arah istrinya, lalu Isabella dengan sepenuh hati menyerahkan Hannah pada Daniel,"Kalian berbicaralah, Mama akan menemani Papa dulu. Daniel minta maaf pada Hannah, ingat kalian suami istri!" desak Isabella.

Daniel menganggukkan kepalanya,'baik Ma, terima kasih!' Ia duduk di samping sang istri, 'Sayang, aku minta maaf karena...Emmmh ...."

Hannah menempelkan bibirnya pada bibir sang suami, seolah tahu, apa yang akan di sampaikan oleh suaminya, Daniel awalnya hanya diam saja, tapi lama-lama ia pun membalasnya, bahkan ia menarik Hannah ke dalam pangkuannya. Sampai Hannah merasa kehabisan napas dan akhirnya dengan terpaksa Daniel menghentikan aksi pergulatan lidah mereka,"Kak Daniel, jangan terlalu baik. Nanti kalau aku suka Kakak bagaimana?" tanya Hannah dengan wajah polosnya.

Daniel terkekeh, "Kan sudah aku bilang di jalani saja dulu. Memang kontrak berlaku 5 tahun, tapi masa depan tidak ada yang tahu, kan?"

"Kamu ini enggak peka, kalau Kakak jawab begitu aku malah memiliki niat jahat,"kata Hannah sambil menatap lekat wajah Daniel yang tampan itu.

Daniel menyipitkan matanya, "Hah? Niat jahat? Apa itu?"

Hannah berbisik di telinga suaminya,"Aku mau jadi perebut lelaki dari wanita lain!" katanya sambil menggigit telinga suaminya.

Membuat Daniel meremang, "Sayang, jangan begini, kamu menggodaku di saat yang tidak tepat. Coba aku tanya siapa yang mengajarimu begitu?"

Hannah tidak mendengarkan protesan suaminya, ia justru mengeratkan rangkulan kedua tangannya pada leher sang suami. Dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher suaminya, "Kakak yang mengajariku. Bagaimana hebat kan? Aku bisa loh memuaskan Kakak!" Hannah meniup leher.

Daniel benar-benar tidak habis pikir, sudah telat ke kantor, digoda istrinya, dan kini adiknya pun merespon, membuatnya ingin memakan Hannah. Tapi, ia tahan sebab Hannah masih belum sembuh,"Kamu ini, kecil-kecil nakal ya!"

"Sainganku Nona Shofia, meskipun aku belum melihat wajahnya. Tapi, sepertinya ia wanita terhormat. Jadi, aku mau menggoda Kakak saja, kata Brian lelaki suka wanita yang nakal di ranjang!"

"Temanmu itu memang menyesatkan ya, siapa bilang begitu. Apa kamu mau menggoda laki-laki lain, kalau gagal merayuku begitu?"

Hannah cemberut, ia kesal mendengar ucapan dari suaminya. "Kakak kok bilangnya gitu? Aku hanya ingin menggoda Kakak saja, jahat sekali sih!"

Hannah turun dari pangkuan suaminya, ia pergi ke kamar mandi dan menutup pintu dengan begitu keras. Membuat Daniel merutuki kebodohannya, "Ya Tuhan, aku benar-benar tidak tahu dia tersinggung. Kenapa sih? Ah iya, mungkin saja bawaan menstruasi. Katanya kalau wanita mendekati menstruasi, dia akan lebih sensitif. Suasana hatinya sedang terganggu, baiklah aku kerja dulu.

Daniel menutup pintu kamarnya, dan segera menaiki lift, ia melirik jam tangannya,"Kurang lima menit lagi, tapi Benny belum menjemput juga!" gerutunya.

Saat pintu terbuka, Daniel dikejutkan dengan suara asisten pribadinya,"Selamat Pagi Tuan Muda!"

"Astaga! Benny....!"teriaknya.

Seperti biasa asisten pribadinya itu tertawa sambil memegangi perutnya, "Hahaha, aduh Tuan Anda ini memang kagetan ya!"

"Benny kamu keterlaluan, di kasih hati malah minta jantung. Gaji kamu saya potong 1 juta ya, jangan protes!" tegur Daniel.

"Waduh! Tuan jangan begitu, saya minta maaf. Pokoknya, saya janji tidak akan mengulanginya lagi!"

"Hilih, kamu dari dulu begitu, minta maaf saja. Tapi apa? Tidak ada perubahan,"kata Daniel sambil berlalu pergi.

"Salah lagi, kan!"batin Benny.

"Maaf Tuan, saya tidak akan. Tapi kamu malah berbuat seperti itu lagi!"

"Maaf Tuan Muda, tidak lagi deh!"

"Sudahlah, meskipun aku sedang marah. Tapi, perhiasan yang kamu pesankan kemarin, istriku menyukainya. Aku akan memberikan kamu bonus, tapi untuk gaji tetap kamu ada potongan, oke!'

Benny memukul jidatnya, "Kejamnya kapitalisme ini!"batinnya.

Bersambung...