"Ihh... Panas Mas!"
"Sebentar lagi juga dingin, nikmatin aja."
Adelia mengalami insiden yang hampir merenggut nyawanya karena kecerobohan seseorang, bukannya mendapatkan ganti rugi Adelia malah mendapatkan calon suami.
"Kamu enggak perlu khawatir, aku akan bertanggungjawab. Bapakku Penghulu kamu tenang saja."
Maksudnya apa, memangnya kenapa kalau bapaknya pria ini seorang penghulu? kan Adelia hanya butuh ganti rugi bukan calon suami.
"Kenapa, ada yang aneh ya sama saya? Kenapa ngeliatin terus?"
"Kenapa, emangnya gak boleh dilihat gitu?"
"Ck, kalau kamu ngeliatin kayak gitu 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨, 𝙠𝙪𝙢𝙖𝙝𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙗𝙤𝙜𝙤𝙝, 𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙣𝙪 𝙧𝙚𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CABE Bab 16
Sepanjang perjalanan pikiran Adelia melayang entah kemana, sesekali menimpali obrolan Azkha yang terdengar santai tapi tidak membahas permasalahan dirinya dengan keluarga angkatnya tadi. Azkha sepertinya tidak mau membicarakan sesuatu yang bisa membuat moodnya semakin berantakan.
Saking tidak fokusnya, Adelia sampai tidak sadar kalau Azkha malah membawanya ke rumah orang tuanya bukan ke kos-kosan yang diinginkannya. Azkha tersenyum tipis saat melihat Adelia melalui spion, dia tahu kalau perempuan muda ini belum menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Sudah sampai," Ujar Azkha sembari memberhentikan laju motornya, dia memasuki sebuah rumah cukup besar yang hanya memiliki satu lantai tapi nuansa rumahnya begitu elegan dan asri.
Kedua mata Adelia mengerjap, dia menatap sekeliling dengan jeli, menelusuri setiap sudut rumah yang didatanginya tanpa tahu sebelumnya.
"K-kita ngapain kesini?" Adelia sampai terbata saat bertanya.
Dia melirik pada Azkha yang tengah menurunkan koper miliknya dari motor, laki-laki berkaos abu-abu itu tidak menjawab hanya tersenyum misterius membuat Adelia mengerutkan dahinya.
"Pulanglah, mau ngapain lagi." Azkha menjawab sekenanya, dia melewati Adelia sembari membawa koper milik kekasihnya itu.
Adelia yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa mengikuti langkah Azkha, walaupun sejujurnya dia ragu tapi Adelia juga tidak punya pilihan lain selain mengikuti laki-laki itu sekarang.
"Ini rumah siapa sih? Apa jangan-jangan Mas Azkha mau nyewa kamar buat aku tinggal sementara disini?" Gumamnya.
Azkha yang ada didepan tidak menyahuti, dia memilih untuk bergegas mengetuk pintu agar pemilik rumah ini tahu kalau ada tamu datang.
Beberapa kali Azkha melakukannya hingga tidak lama pintu besar di hadapannya terbuka menampilkan seorang perempuan paruh baya yang terlihat membenarkan letak kacamatanya, dahi perempuan berhijab itu berkerut dengan mata terus saja menatap orang di hadapannya.
"Abang, kamu pulang? Tumben, baru juga kemaren pulang sekarang pulang lagi, kenapa kangen sama Bunda ya?" Suara Bunda Cia terdengar, perempuan beranak tiga itu bahkan sampai menepuk pundak Azkha cukup kencang karena gemas.
Dia tidak menyangka kalau putra sulungnya akan pulang hari ini, padahal beberapa waktu lalu Azkha baru saja pulang.
Azkha tidak menyahut, dia hanya tersenyum sembari melirik pada Adelia yang berdiri di belakangnya masih tertutupi oleh tubuhnya hingga membuat Bundanya belum menyadari keberadaan perempuan muda tersebut.
"Bun, Abang bawa seseorang, kenalin ini calon istri Abang." Tanpa aba-aba Azkha segera memperkenalkan Adelia sebagai calon istrinya.
Bukan lagi pacar atau kekasih, Azkha ingin Bundanya tahu kalau perempuan yang dia bawa ke rumah hari ini adalah calon pendamping hidupnya.
Adelia yang ditarik oleh Azkha agar bisa berhadapan langsung dengan Bunda Cia dibuat kaku, dia tidak tahu harus berbuat apa selain tersenyum canggung terlebih saat melihat wajah perempuan paruh baya di hadapannya shock.
Bunda Cia terdiam dengan ekspresi terkejut, bola matanya saja yang bergerak menatap Azkha dan perempuan muda di hadapannya secara bergantian.
Hingga tanpa diduga Bunda Cia membuka pintu rumahnya dengan lebar, perempuan berhijab itu menarik lengan Adelia hingga Adelia semakin mendekat kepadanya.
"Kamu serius? Kamu yakin?!" Ucap Bunda Cia dengan kedua tangannya sudah menangkup wajah Adelia.
Dia menatap kedua mata bulat perempuan muda yang memiliki wajah tidak seperti warga lokal ini, ada campurannya Bunda Cia yakin itu.
"I-Iya Tante, a-aku yakin." Sahut Adelia dengan kaku.
Bukannya tenang Bunda Cia malah semakin dibuat khawatir, dia mengalihkan perhatiannya pada Azkha yang terlihat bingung kala Adelia mendapatkan perlakuan seperti itu dari Bundanya.
"Bun-,"
"Diam, Bunda enggak lagi ngomong sama kamu, tapi sama cewek cantik ini. Bisa-bisanya kamu mempengaruhi anak sekecil ini buat dinikahin, astaghfirullah Alzaskha!" Tukas Bunda Cia dramatis.
Kedua mata Azkha membulat, dia mengusap wajahnya kasar mendengar ucapan Bundanya yang dramatis. Terdengar seperti dirinya sudah melakukan sesuatu pada Adelia hingga membuat perempuan muda itu terpaksa menikah dengannya.
Apa sebegitu tuanya dia sampai Bundanya tidak percaya bahwa mereka saling suka! Tidak ada unsur pemaksaan.
"Sayang, kamu cantik masih muda, kamu yakin mau sama om-om kayak dia? Anak Bunda udah hampir mau empat puluh tahun umurnya, udah uzur kamu masih muda."
"Bun!"
"Loh!" Adelia dan Azkha berbicara beriringan menimpali ucapan Bunda Cia yang blak-blakan.
"Loh, bukannya Mas Azkha masih tiga puluh tahunan ya? Lihat mukanya masih muda, masa mau empat puluh tahun, Tante salah ngitung mungkin." Ucap Adelia dengan segala kebingungan yang tengah melandanya.
Hampir empat puluh tahun? Apa benar?
Adelia menatap Azkha yang terlihat salah tingkah, laki-laki itu mengalihkan wajahnya ke arah lain saat Adelia terus saja menatapnya.
Darimana empat puluh tahunnya sih?
"Kamu ngebohongin dia Bang? ya Allah, sayang cantik, dia itu udah tua, mau kamu nikah sama anak Bunda yang udah tua? kamu yakin, mumpung masih belum kamu pikirin lagi deh, Bunda enggak mau kalau nanti menantu Bunda enggak puas sama-,"
"Bunda!" Azkha kembali menyela, dia memotong ucapan Bunda Cia yang Los dol.
Adelia yang mendengar tentu saja paham kemana arah pembicaraan perempuan di hadapannya ini, sungguh untuk perawan sepertinya itu memalukan.
"I-Iya enggak apa-apa tua juga Tante, kata orang makin tua makin mateng, kalo cabe makin tua makin pedes, A-aku mau kok nikah sama Mas Azkha walaupun katanya udah tua, aku mau." Ucap Adelia dengan malu-malu, dia tidak bisa mundur tidak peduli juga dengan usia yang dimiliki oleh Azkha.
𝙈𝙖𝙨𝙖𝙗𝙤𝙙𝙤 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙪𝙢𝙪𝙧, 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙩𝙪𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙖𝙩𝙚𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙥𝙚𝙙𝙚𝙨!
bener ga tuh bahasa sundanya, kak def zeyeeennnnnkkk?
wong solo ajar basa Sunda gegara novel kakak nih /Grin//Grin//Grin/
MasyaaAllah... bang azkha bener² bkin neng adel klepek² n bkin kita yg baca jadi pgn diklepekin juga /Drool//Drool//Drool//Drool/
hadeeuuuuhhhh, si ameledung. jadi orang kok isinya cuman iriiii mulu ama orang lain /Hammer//Hammer//Hammer/
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪🏃🏃🏃
trs jd artis deh....
wahhh... Ais bakalan jd Mama Artis donk..
🤭🤭🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃🏃
hati hati loh...tidur jadi gk nyenyak..hidup jadi GK tentram nnti klu dengki 😁