Sinopsis
Samuel Kai wiegner datang ke Selandia Baru bukan untuk jatuh cinta. Ia hanya ingin melupakan luka dari hubungan yang gagal di Jerman.
Tapi hatinya tak bisa berbohong saat bertemu Nadya Putri Aulia mahasiswi S2 asal Indonesia yang juga bekerja di motel ayahnya.
Nadya bukan seperti gadis yang biasa ia temui. Sederhana, tulus, pekerja keras dan penuh tanggung jawab. Tapi cinta bukan prioritas dalam hidup Nadya. Ia sibuk kuliah dan bekerja untuk keluarga nya.
Sam jatuh perlahan, sementara Nadya masih bimbang, masih berpikir dengan perasaan nya.
Karena hidup nya bukan tentang cinta, tapi tentang bertahan.
Saat waktu, jarak, dan beban hidup menghalangi perasaan—akankah mereka memilih saling menunggu, atau saling melepaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yana Rafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jantung Yang Berdegup Di Taman
Sam mengantar pulang Nadya dengan berjalan kaki agar ia bisa bicara banyak bersama gadis itu, di pertengahan jalan Nadya mengajak Sam berhenti di sebuah Ray blank park, sebuah taman besar dengan banyak pohon yang cukup besar serta playground dengan beberapa mainan seperti ayunan lengkap dengan tiang untuk memanjat ala monkey bar, perosotan, jungkat jangkit dan beberapa meja yang menyatu dengan bangku yang berbahan kayu.
Nadya duduk di salah satu ayunan, Sam mendorong ayunan Nadya makin lama makin kencang. Gadis itu pun meminta untuk berhenti mendorong ayunan nya karena takut jatuh dan kemudian Sam pun duduk di ayunan samping Nadya.
"Sam apakah di Jerman juga banyak taman & playground seperti di sini?"
"Ofcourse, di Jerman, playground atau taman bermain gratis sangat banyak dan umum di berbagai kota dan daerah. Taman bermain ini biasanya ditemukan di taman-taman publik, di dekat sekolah, atau di area perumahan. Hal ini dikarenakan Jerman memiliki fokus yang kuat pada pendidikan dan kesehatan anak-anak, serta menyediakan fasilitas yang ramah anak".
"I see, seperti nya itu memang standar negara - negara barat sebagai fasilitas untuk warga negara nya ya?"
"Exactly, Jerman dan beberapa negara barat sangat mengutamakan kesejahteraan anak-anak, dan hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas dan kegiatan yang ditawarkan untuk mereka".
"Beda sekali dengan Indonesia, di sana tidak banyak ruang terbuka untuk playground atau fasilitas untuk anak. Jadi anak - anak di sana lebih banyak bermain di playground yang ada di mall, itu pun berbayar. I think I'm gonna miss New Zealand so much". Ujar Nadya pelan.
Sam turun dari ayunan nya, berjongkok di hadapan Nadya yang masih duduk di ayunan nya dan kemudian memegang tangan Nadya, gadis itu terlihat kaget.
"I know you might be dedicating yourself to your studies and career, and I’ll stand by your side every step of the way. I want you to know that my feelings for you are growing, and I’ll wait as long as it takes for you to open your heart to me."ucap Sam sambil menatap lekat wajah Nadya.
Nadya merasa hati nya berdetak semakin kencang, ada ketulusan di wajah Sam saat mengatakan nya. Sorot mata nya yang lembut menunjukkan ia berkata jujur dan ia tidak menyangka Sam menyukai nya.
"Aku, aku masih belum tau harus bagaimana Sam?" Ujar Nadya terbata , berusaha menahan hati nya yang semakin bergemuruh. Ia khawatir Sam mendengar nya.
"It’s alright, I will patiently wait for the day when your heart is ready to embrace me.” Ucap Sam tulus.
Ucapan Sam itu membuat dada Nadya terasa sesak sekaligus hangat. Ada bagian dalam dirinya yang bergetar, seolah dinding kokoh yang selama ini ia bangun mulai retak perlahan. Ia tidak menyangka Sam akan menyatakan perasaannya pada Nadya.
"Thank you Sam" Balas Nadya pelan. Wajahnya terlihat memerah.
Sam mengantarkan Nadya hingga ke rumah kost nya, di dalam kamar bahkan selepas Sam pergi jantung nya masih berdetak tak karuan, perasaan hangat, cemas, bahagia bercampur aduk menjadi satu. Pun demikian saat ia berbaring di ranjang, moment saat Sam menyatakan cinta padanya masih terus terngiang-ngiang hingga Nadya sulit tidur di malam itu.