NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

'Apa itu?..' Batin Leon. Ia membatin. Keningnya sedikit mengerut.

'Apa?' Rafael mendengarnya. Ia bertanya dalam batin. Dari nada Leon berbicara, sepertinya ia melihat sesuatu yang tidak biasa.

'I-itu, di depan mu..' Leon membatin lagi. Ia menunjuk ke arah sesuatu itu. Leon begitu serius saat mengatakannya.

Sesuatu itu tepat berada di depan jendela yang Rafael bersihkan. Rafael kaget saat melihat nya.

Sesuatu itu sangat mirip seperti..... Seseorang. Leon seakan familiar dengan sosok itu. Ia seperti pernah melihat nya sebelumnya.

Tapi, sepertinya itu hanya roh?

Rafael mundur kebelakang, ia mengerutkan dahinya. Ia tidak takut, hanya heran. Sosok itu memiliki wajah yang seram. Ia tidak mengenali sosok yang ada di depannya ini.

'Mengapa ia marah?' Batin Rafael. Bertanya kepada Leon. Sembari menatap sosok itu.

Leon juga tidak tahu. Ia akan melanjutkan perkataannya. Tapi segera setelahnya...

"Apa yang kalian lihat?" Seseorang bertanya dari pintu. Sepertinya ia anak tingkat Thaerun.

Suaranya dingin. Membuat Leon dan Rafael menoleh.

Pemuda itu berjalan mendekati Rafael. Melihat jendela yang Rafael pandangi dengan kerutan di wajah nya tadi.

"Tidak ada apa-apa.. Mengapa sampai begitu melihatnya?.." Tanya pemuda itu. Ia melipat tangan depan dada. Sembari menaiki satu alis.

"A-aku sedang melihat diriku sendiri.. Ya, melihat muka ku! Sangat tampan!" Rafael seketika merubah ekspresi nya.

Ia hanya beralasan. Mana mungkin kakak itu percaya dengan apa yang dilihatnya tadi.

Sosok itu telah menghilang. Dan itu membuat Rafael sedikit merinding. Tidak begitu dengan Leon.

Leon masih ingin mengenali muka nya lagi. Ia berusaha mengingatnya, tapi sepertinya ia sama sekali tidak ada ingatan tentang anak itu.

Pemuda itu sepertinya tidak peduli dengan alasan Rafael.

"Mengapa kau ke gedung ini? Ada urusan apa?" Tanya pemuda itu. Tanya nya jelas bukan hanya sekadar bertanya, tetapi penuh interogasi.

"Aku diberi hukuman untuk membersihkan R-3 ini. Menggantikan pembantu yang di pecat. Aku diperintah Alea"

Kata Rafael. Melanjutkan bersih-bersih nya.

Leon memperhatikan pemuda itu dengan lekat. Menatap matanya. Ia mulai menilai pemuda itu.

"Hanya sendiri?" Tanya nya. Pemuda itu bertanya kepada Rafael. Suaranya dingin penuh misteri.

Tanpa menoleh Rafael menjawab. "Ya.. Teman ku sudah selesai.." Jawab Rafael. Ia sedikit memberi penjelasan.

"Sungguh?... Kau sungguh sendiri?..." Tanya pemuda itu memelankan nada nya. Seolah ia mengetahui sesuatu. Ia bukan bertanya karena tidak tahu, ia hanya mengetes.

Rafael mengerutkan dahinya. Apa-apa an orang ini, Rafael berpikir begitu. Ia lama menjawabnya.

Leon hanya bersantai. Mengelilingi pemuda itu. Sembari melayang-layang.

Namun hal yang tak terduga terjadi. Pemuda itu melirik Leon yang tengah memutarinya. Membuat Leon kaget setengah mati.

Ia menyeringai ke pada Leon.

Leon bimbang. Ia melihat mata ku atau.. Hanya sekedar melihat.. angin?.. Mana mungkin seseorang bisa melihat Leon.

Seketika Leon berhenti mengelilinginya. Dan benar saja. Mata pemuda itu juga berhenti. Ia menatap mata Leon.

Membuat Leon bergidik.

"Apa maksudmu?" Tanya Rafael. Ia berbalik ke arah pemuda itu. Nama nya Damian.

"Lalu... Ini siapa..?" Tanya Damian dengan tatapan dingin dan seringaian yang dingin. Ia menunjuk tepat kearah Leon.

Membuat Rafael dan Leon tersentak secara bersamaan. Ia tahu?!

"A-apa? Disana tidak ada seseorang.." Kata Rafael. Ia dengan cepat menghilangkan tatapan kagetnya.

Walau itu sangat tepat, menunjuk Leon. Tapi Rafael tetap menyembunyikannya.

Lalu Damian tertawa pelan. Ia sangat dingin.

Dengan rambut berwarna hitam, menutupi mata sebelahnya. Mata kirinya yang tertutupi rambutnya.

Warna mata kanannya merah.

Lalu ia menatap Rafael, sembari mengangkat rambut yang menutupi mata kirinya, menampakkan mata yang indah nya. Menyeringai kearah Rafael.

Matanya belang! Mata yang tertutup berwarna kuning! Dan yang kanan... Merah?!

Rafael kaget. Ia seketika sadar, bahwa anak ini bukan anak biasa.

Leon juga membulatkan matanya. Berusaha mencerna semua nya.

"Ini adalah Mata Dewa.." Kata Damian. Sembari mengembalikan rambutnya, menutupi mata kirinya kembali.

"M-mata Dewa?.." Tanya Rafael ragu dan gugup. Ia tidak percaya.

Tidak ada jawaban. Lagi lagi Damian menatap ke arah Leon. Lalu menunjuknya.

"Dia... Master mu kan?.." Tanya Damian. Menoleh ke Rafael lagi.

Kaget. Rafael kaget.

"Eh? B-bagaimana kau?.." Ia tidak mau melanjutkan perkataannya. Ia langsung tersadar. Bahwa Mata Dewa itulah yang memberitahunya.

"Salam kenal.. Aku Damian Martines.." Perkenalan secara tiba-tiba.

Tapi, kata terakhir itu membuat Leon bergidik, tersentak. Seketika jantungnya berdebar. Ia dari keluarga Martines..

Lauren Martines! Mereka sekeluarga. Lauren, anak yang malang itu, mati karena Perintah Kontrak Leon.

Leon seketika tersadar. Ia sebisa mungkin tidak terlihat panik. Andailah Damian tahu bahwa dialah yang membunuh Lauren, pasti Rafael bisa tamat.

"Apa mau mu?" Tanya Rafael. Ia sedikit membentak. Kali ini ia sedikit berwaspada.

Biasanya bila orang sudah memperkenalkan nama, pasti ada suatu maksud tersembunyi yang ia inginkan.

"Kau pasti tidak ingin kebenaran ini di ketahui oleh orang lain, kan?.." Kata Damian. Ia bertanya untuk memastikan saja.

Rafael mengangguk. Ia mengerutkan dahinya. Namun Leon masih saja syok. Ia masih tidak percaya ada seseorang yang bisa melihat sosok manusianya.

"Bagaimana jika aku memberi tahu kepada semua orang?.." Tanya Damian. Jelas ia ingin mempermainkan Rafael dan Leon.

Leon kaget. Matanya membulat. Begitu juga dengan Rafael.

"Jangan!!" Bentak Leon. Ia akhirnya sadar.

Suara itu juga bisa didengar oleh Damian. Mendengar itu, ia menoleh ke Leon.

"Lihat... Master mu melarangnya" Kata Damian. Ia memiliki rencana.

"B-baiklah! Jangan beritahu siapapun! Ku mohon!.." Kata Rafael. Ia berlutut. Ini semua baginya perintah mutlak Master-nya.

"Hoho.. Ada syaratnya dong~" Damian mengangkat kepala Rafael. Ia menyeringai penuh maksud.

"Apa syarat nya?! Aku akan menurutinya!" Kata Leon. Ia tampak panik. Jika saja semua orang tahu Leon berada di genggaman Rafael, maka semua orang akan membunuhnya, dan memutuskan Kontrak.

Bahkan Riley saja akan berubah menjadi hewan buas saat mengetahui kebenarannya. Sebegitu berharga-nyalah Leon, si Buku Sihir Ajaib.

"Begini... Kita akan membuat Kontrak" Kata Damian. Ia berbalik arah. Melihat ke jendela luar.

Rafael bangkit. Mendengarkannya dengan saksama.

"Aku akan menutup mulut-ku rapat-rapat, dan kau harus membantu misi-ku.. Bila kau melanggarnya, maka kebenaran tentang Master-mu akan tersebar"

Kata Damian. Ia berniat membuat Kontrak. Bukan dengan tanpa alasan. Tetapi karena ia ingin meminjam kekuatan Leon sebagai Buku Sihir Ajaib untuk membantu nya.

Ia benar-benar licik. Seperti rubah.

"Ya!.. Aku akan menurutinya!" Kata Leon. Ia mengatakannya dengan tegas.

"Pertama.. Perkenalkan dulu dirimu.." Kata Damian. Tatapan nya dingin. Berapa kali pun dilihat, matanya seolah telah membunuh banyak nyawa.

"Aku Rafael, dan Master ku Leon. Aku peringkat Novice" Rafael memperkenalkan dirinya. Ia juga dingin.

Tidak ada jawaban. Damian tidak terlalu peduli mengapa Rafael tidak menyebut nama keluarga-nya.

"Baiklah.. Sekarang kita sudah tahu satu sama lain.." Kata Damian. Ia ingin melanjutkan pembicaraannya.

"Besok kau kemari lagi, kan?" Damian bertanya. Sekarang mereka adalah sekutu Kontrak.

Rafael mengangguk. Besok ia memang akan bersih bersih lagi, tapi bersama Nel.

"Besok aku akan menjelaskan Kontrak nya.." Kata Damian. Ia hendak akan pergi.

Tidak ada jawaban. Seketika hening. Damian telah keluar dari ruangan itu.

"Apa?!" Leon berteriak. Ia benar-benar tidak menyangka. Ia bisa melihat Leon?! Secara logika harusnya tidak bisa, tapi, bila itu karena Mata Dewa itu, maka hal yang mustahil bisa menjadi mungkin.

"D-dia dari keluarga Martines!" Kata Leon. Ia menggigit kuku jempol nya. Tentu ia panik.

Ia membuat Kontrak dengan keluarga yang ia bunuh?! Leon tidak habis pikir. Sungguh hal yang tidak terduga.

'Memang nya kenapa bila ia dari keluarga Martines?' Rafael bertanya dalam batin. Ia tidak tahu kejadian yang Leon alami saat itu.

'Kau tahu, anak yang mati secara misterius di perpustakaan? Itu aku yang membunuhnya!' Kata Leon. Ia berbicara dalam batin, mengantisipasi kalau Damian masih ada disana.

Rafael tentu tahu anak itu. Ia kaget. Jadi... Leon yang membunuh anak itu... Akhirnya Rafael tahu kebenarannya.

'Kau sungguh kejam' Batin Rafael. Ia hendak pergi. Hari ini sudah selesai.

'Tidak! Aku sungguh tidak sengaja!' Kata Leon. Mereka pergi dari R-3.

Hanya keheningan yang tertinggal di ruangan itu. Sosok itu muncul kembali. Menyeringai, seolah menandai Leon dan Rafael.

••<~>••

Rafael melihat Nel dan Risver. Seperti nya mereka sedang makan bareng.

Ia menghampiri mereka.

"Lama sekali kau.." Kata Nel. Tampak banyak sekali makanan di meja kantin itu. Membuat Rafael lapar. Leon hanya bisa mengeluarkan liur, seketika melupakan kejadian yang tadi.

Alhasil mereka menyantapnya bersama. Sembari tertawa. Begitu juga dengan Risver. Ia telah berubah seutuhnya.

Mereka semakin memperdekat hubungan persahabatan mereka. Cerita satu sama lain. Dan Risver tampak sangat mendambakan Rafael.

Kali ini Risver tidak berbohong. Lihat saja tatapannya yang berbinar saat melihat Rafael. Begitu sangat tertarik.

Dan perubahan Risver di mulai karena Leon..

"Kau bersih-bersih dimana?" Tanya Nel. Sembari mengunyah makanan.

"Di gedung 3, R-3" Sahut Rafael. Ia tadinya ingin memberitahu bahwa ia ketemu kakak senior, tetapi ia mengurungkan niatnya.

"Kau ke gedung 3?! Enak nya.. Disana ada kakak senior kah? Pasti keren!" Kata Risver tiba-tiba. Ia juga sangat mendambakan kakak senior.

Rafael hanya tersenyum canggung. Ia tidak menjawab nya.

"Omong-omong.. Tangan kiri-mu baik-baik saja?" Rafael bertanya. Ia sengaja, ia ingin mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya! Lihat!" Sahut Risver. Ia menunjukkan lengan kirinya yang puntung.

Rafael tersenyum.

Mereka menyantap makanan secara bersamaan. Di kantin itu ramai, tapi masih bisa dibilang sepi.

Jam demi jam berlalu. Hari mulai gelap.

Mereka kembali ke kamar masing-masing.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!