Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 7
Victoria menatap lurus kearah Gracia, lalu Kemudian menegakkan tubuhnya untuk memulai pertanyaan.
"Apa memang begini aturan di Restoran ini?" tanya Victoria.
"Aturan?, maksudnya?" tanya Gracia tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Kau hanya sekretaris suamiku disini bukan?"
"Lalu?"
"Apa ada perlakuan khusus hingga seorang sekretaris bisa datang dan pergi sesuka hati?"
Gracia tersenyum, kini menatap balik Victoria yang berada tepat dihadapannya.
"Ada" ucapnya singkat.
"Maksud mu?" tanya Victoria.
"Seandainya Ricardo masih hidup, semua akan lebih jelas lagi" jawaban yang tidak pernah di sangkan oleh Victoria.
"Ricardo?, kau memanggilnya begitu?"
"Maaf, maksud ku, Tuan Ricardo"
"Lalu, apa yang bisa di jelaskan oleh suamiku jika masih hidup?" lanjut Victoria.
Tak ada jawaban dari mulut Gracia, hanya senyuman tipis yang masih bisa di tangkap oleh indera penglihatan Victoria.
"Maaf, biar itu menjadi hak Tuan Ricardo, karena aku tak bisa menjelaskannya, tapi sebentar lagi pasti bisa di mengerti"
"Jangan main tebak-tebakan dengan ku Gracia, katakan dengan jujur"
Disaat yang bersamaan, ponsel Victoria berbunyi, rupanya wali kelas anaknya menghubungi.
"Hallo, ada apa pak?" tanya Victoria segera beranjak dan membelakangi Gracia saat bicara.
Dan tak lama sebuah kabar didengar, dimana Sella tiba-tiba saja menghilang dari sekolah, bahkan tas yang di bawa masih tergeletak di atas bangkunya.
Tanpa berkata lagi, Victoria berbalik dengan wajah panik yang tak bisa di sembunyikan.
"Urusan kita belum selesai" ucap Victoria lalu menyambar tas dan segera melangkah pergi keluar ruangan, meninggalkan Gracia yang sudah tak di pedulikan lagi.
*
*
Sementara itu di sebuah sekolah, nampak beberapa guru telah mengumpulkan murid-murid untuk di tanya tentang keadaan Sella sebelum menghilang.
Namun dari semua penggalian Informasi, tidak ada yang mendapati dengan jelas kemungkinan keberadaan Sella saat ini.
Tak lama kemudian, Victoria datang, berjalan cepat menuju ke ruangan Kepala Sekolah, rupanya di sana sudah ada wali kelas dan beberapa guru yang menunggu kedatangannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Victoria dengan tetap berdiri.
"Silahkan duduk Nyonya, kami sudah menelpon pihak berwajib juga, pencarian akan kita lakukan bersama-sama" ucap wali kelasnya.
"Tunggu, apa tidak ada kemungkinan Sella hanya bermain di luar sana, dia kadang suka bermain-main dengan teman-temannya" jawab Victoria.
"Kami sudah melakukan pencarian, semua siswa di sekolah ini juga sudah di pastikan sudah di tanya, tapi kita tidak menemukan hasil apapun Nyonya, untuk itu kami segera menghubungi anda tadi" Jawab kepala Sekolah.
Victoria semakin bingung, berusaha sekuat tenaga menenangkan diri, kini duduk perlahan di samping wali kelas putrinya, berusaha mengingat perkataan Sella sebelum berangkat sekolah, barangkali ada yang di lupakan Victoria.
"Sella tidak mengatakan apapun" Gumamnya lirih, setelah menyadari tak ada tanda apapun yang di tinggalkan Sella, apalagi putrinya adalah anak yang selalu memberitahukan keberadaannya dimanapun berada.
"Kami juga masih menyimpan Ponselnya, karena peraturan disekolah, memang siswa tidak boleh menggunakan ponsel di lingkungan sekolah"
Victoria terdiam, lalu menerima ponsel anaknya yang diserahkan, dan sesat segera mengecek isinya, namun tak ada apapun di sana.
Waktu berlalu, ketegangan masih bisa dirasakan, dan kemudian tiba polisi yang bertugas, mereka menyambut dan mendengarkan informasi yang di berikan, namun hingga saat ini masih belum ada titik terang.
Victoria meneteskan air mata saat berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang, hatinya terasa begitu sakit, kepalanya berat karena berpikir keras beberapa jam, bayangan wajah Sella yang manja padanya membuatnya tak bisa menahan air mata yang akhirnya tertumpah ruah membasahi wajahnya.
Setelah kehilangan Suaminya, datang cobaan berat kembali dalam hidupnya, hilangnya anak satu-satunya, dan Victoria harus menghadapi semuanya sendirian.
Tiba sore hari, Victoria tak langsung mengistirahatkan tubuhnya, keluar kembali bersama dengan pelayan dan penjaga rumahnya, beberapa titik di beritahukan, agar mereka semua menyebar untuk mencari keberadaan Sella di tempat-tempat yang mungkin di datangi.
Hingga malam pun tiba, sekarang pelayan dirumahnya merasa khawatir akan keadaan majikannya, Victoria seperti orang yang tak memperdulikan dirinya sendiri, tanpa henti mencari Sella hingga wajah dan bajunya terlihat begitu lusuh.
"Nyonya Victoria, tolong hentikan, ini sudah jam 2 pagi, sebaiknya kita pulang" ucapnya.
"Tidak, pasti sebentar lagi Sella kita temukan, jangan menyerah, ayo kita cari lagi"
"Nyonya, lihatlah anda sekarang, Nyonya Victoria butuh istirahat, kalau sampai sakit, kita tidak bisa melanjutkan pencarian ini"
"Aku tidak akan sakit, aku harus menemukan Sella, dia anakku, dia segalanya bagiku, tolong?!"
"Kami tau, tapi saat ini kita semua butuh istirahat Nyonya, terutama anda"
Victoria tanpa sengaja melihat pantulan dirinya dari kaca mobilnya, dan terdiam saat melihat dirinya benar-benar tidak karuan, lalu Victoria berjalan pelan, membuka pintu mobil dan masuk, "Kita pulang" ucapnya lirih.
Semua orang di sana segera mengikuti kepergian Victoria, setelah pencarian yang dilakukan belum menemukan hasil apapun.
Di jam Tiga pagi, Victoria baru bisa menutup matanya, tak kuat lagi dengan kelelahan fisik yang mendera.
Namun semuanya tidak bertahan lama, baru tiga Jam Victoria merebahkan tubuh lelahnya diatas sofa, ponselnya yang terdiam di atas meja berbunyi dengan nyaring.
Victoria segera menyambarnya, tidak peduli dengan kepalanya yang seketika berdenyut, dengan menahan sakit Victoria mengangkat panggilan.
"Hallo?"
"Maaf nyonya, jam delapan pagi akan ada rapat penting di Restoran, beberapa orang yang bekerja sama di dalam Restoran akan datang"
"Rapat?, Siapa yang memerintahkan hal itu?" tanya Victoria merasa kaget dan bingung.
"Kami hanya menyampaikan saja Nyonya Victoria, soal siapa yang memimpin rapatnya, kami tidak tau"
"Okey, aku datang" ucap Victoria, lalu segera mematikan ponselnya, dengan kepala yang masih begitu berat, Victoria segera masuk ke dalam kamar mandi.
Jam tujuh tepat Victoria sudah bersiap, kali ini tak ingin dirinya sampai tumbang di tengah jalan, berusaha memasukkan makanan ke dalam mulutnya, setidaknya fisiknya harus kuat walaupun pikirannya sangat kacau karena sang putri masih juga belum ada kabar sampai detik ini.
Mobil segera membawanya, Victoria memakai baju warna merah tua dengan setelah jas yang senada, sepatu yang dipakainya kini telah membentur lantai Restoran yang mulai ramai pelanggan.
Di lantai atas, sudah ada beberapa orang datang dan menduduki kursinya, Victoria mendapatkan informasi sebelumnya selama berada di jalanan, bahwa ada beberapa orang yang selama ini bekerja sama di Restoran telah datang.
Walau dalam hati Victoria masih mencari jawaban, siapa yang sudah berani membuat keputusan tanpa konfirmasi, dan bahkan mereka semua telah datang tanpa undangan resmi darinya yang kini menduduki jabatan tertinggi di Restoran.
Pintu ruangan Pertemuan terbuka, Victoria di kejutkan dengan seseorang yang kini sedang di tatapnya.
jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.