NovelToon NovelToon
Pengasuh Si Pewaris Nakal

Pengasuh Si Pewaris Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Pengasuh / Bad Boy
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Besar

Arga tak main-main soal menyewa tukang kebun, entah kenapa dengan gampang dia menuruti saran dari pelayan barunya. Sementara itu Ariana menyiapkan seragam untuk Arkana, dan juga beberapa buku pelajaran hari ini.

”Nanti titip uang buat ibu ah ke Ario. Tuan Arga kasihnya lumayan banyak juga.”

Ariana menghitung lima lembar uang berwarna merah, pembayaran tunai atas upah lemburannya kemarin. Tak sabar dia ingin mengantar makan siang untuk tuan mudanya, dan bertemu dengan adiknya.

Gadis itu pun turun lalu menyiapkan dua buah piring untuk sang majikan. Beserta roti panggang dan telur setengah matang, permintaan dari tuan muda.

”Selamat pagi Ariana,” sapaan manis terdengar dari mulut majikannya. Dia tak menyangka jika Arga akan lebih dulu menyapanya.

”Selamat Pagi Tuan Arga, saya menyiapkan roti panggang, telur setengah matang dan juga segelas susu.”

Arga menganggukan kepalanya, sambil duduk menunggu anaknya untuk turun ke bawah. Arkana pun muncul dengan wajah cemberut, seperti biasa. Tak berkata apapun dan langsung duduk di meja makan.

”Selamat pagi Tuan muda,” sapa Ariana pada majikan kecilnya. Namun Arkana hanya menganggukan kepala, entah kenapa pemandangan di ruang makan antara Ariana dan papanya membuat dia tak berselera.

”Menu sarapan pagi ini roti panggang dan telur setengah matang sesuai yang Anda minta," jelas Ariana sambil membantu menyiapkan sarapan untuk Arkana.

”Gak perlu, gue bisa sendiri,” tolak Arkana yang membuat Ariana mundur. Sementara itu Arga mencium gelagat aneh pada putranya.

”Papa harap kamu berhenti melakukan hal seperti kemarin di luar sana. Papa takut jika ada yang dendam padamu dan mencoba untuk membalasnya,” ucap Arga yang khawatir dengan putranya. Dia tahu pasti jika tindakan putranya selama ini akan di ingat terus oleh orang yang tak menyukainya.

Arkana hanya diam, karena dia tahu pasti siang nanti pihak sekolah akan segera menghubungi papanya membahas masalah kemarin.

”Ariana, mulai saat ini bukan hanya Arkana yang kamu siapkan makan siang. Tapi saya juga,” permintaan Arga membuat Ariana sedikit terkejut apalagi putranya.

”Tumben papa minta bekal makan siang, waktu Bi Ipeh yang masak gak pernah tuh papa minta di buatkan makan siang,” Arkana mencoba memancing ayahnya, dia ingin tahu alasan apa yang membuat pria gagah itu ingin di antarkan makan siang oleh pengasuhnya.

”Papa harus mulai menghemat, untuk uang kuliahmu. Papa akan menguliahkanmu di luar negeri,” alasan Arga yang membuat Arkana menahan tawanya.

”Gak perlu susah payah menghemat, aku tinggal minta grandpa aja di sana,” kata Arkana dengan mudah membalikkan kalimat Arga.

Arga tak menjawab lagi, dia tak bisa membuat alasan lainnya. Dia hanya tak ingin memperpanjang perdebatan dengan putra semata wayangnya.

”Mulai hari ini kau harus les, papa akan menyiapkan guru les privat untukmu. Ariana, kamu juga harus mengawasi Arkana. Dia harus memperbaiki nilainya jika mau motornya kembali.”

Arkana hanya diam, mungkin lebih baik menerima perintah sang ayah agar motor kesayangannya kembali. Sementara Ariana menganggukan kepalanya.

”Rio dan Dimas boleh ikut gabung juga kan?” Tanya Arkana pada ayahnya. Arga hanya menganggukan kepala dan segera berdiri setelah menghabiskan sarapannya.

”Arka, jangan pernah membuat masalah lagi. Ingat itu.”

Arga segera pergi dari pandangan putranya, lalu kembali menuju ruang kerjanya. Sementara itu, Arkana segera menghabiskan sarapan dan bergegas pergi menuju sekolahnya.

...~~~...

”Sudah gue bilang, kita pasti di panggil sama si Rano,” ucap Rio yang sedang berjalan bersama Arkana dan juga Dimas ke ruang BK. Arkana hanya diam, karena ini juga sesuai dugaannya.

”Kalian lagi, kalian lagi. Gak bosan apa buat masalah seperti ini!”

Rano yang melihat ketiga murid itu masuk segera mengeluarkan bacotan khas nya. Arkana pun duduk berhadapan dengan Rano, dan meminta Deon untuk datang juga ke ruang ini.

”Untuk apa aku memanggilnya, dia korban!”

Begitulah jawaban Rano, yang bersikap berat sebelah pada muridnya. Pandangan jijik di tunjukkan ketiga murid di hadapannya, dan berharap dia terkena serangan jantung mendadak.

”Permisi, apa Anda memanggil saya kemari?” Ariana datang dengan membawa kotak bekal untuk makan siang majikan dan temannya. Sementara wajah Rano mendadak berseri melihat Ariana yang sudah datang.

”Maaf sekali jika saya memanggil Anda kesini, seperti biasa Arkana dan kedua temannya telah berbuat onar.”

Rano menjelaskan apa yang terjadi, sementara Ariana mengernyitkan alisnya.

”Menurut saya itu tak bisa Anda campuri, karena kejadiannya di luar sekolah.” Jelas Ariana yang membuat Rano kelimpungan.

”Tapi korbannya adalah anak komite sekolah,” jawaban Rano membuat jelas jika dia memang berat sebelah.

”Korban? Atau dia hanya kalah bertarung?” Timpal Arkana yang tak tahan dengan perkataan guru BK nya.

”Kau menganiayanya kan? Tidak tahu malu jika kau menyebut ini sebuah pertarungan.”

”Tapi Arkana juga babak belur, lihatlah luka memar yang ada di wajahnya. Dan ini," Ariana menunjukkan foto lebam yang ada di punggung Arkana. Namun Rano menyebut hal ini sebagai trik murahan agar Arkana tak mendapat hukuman.

”Yang jelas, tuan Arkana tidak melakukan ini dengan seragam atau pun di lingkungan sekolah. Anda tak bisa menyalahi prosedur hanya karena takut kehilangan pekerjaan. Justru dengan hal ini, perbuatan Anda bisa di laporkan ke dinas pendidikan,” Ariana mulai mengeluarkan ancaman. Menyebalkan rasanya berhadapan dengan orang yang menjadi penjilat agar mendapat posisi atau uang.

”Anda siapa mengancam saya? Anda hanya seorang pelayan dari anak ini kan?”

”Tak jauh beda dengan Anda, yang menjadi pelayan komite sekolah.”

Jawaban Ariana tentu membuat Rano terpancing amarah, dengan ringannya tangan pria itu hampir melayang di wajah Ariana. Sebelum di tahan oleh tangan kekar Arkana.

Rio dan Dimas tak melewatkan kesempatan untuk merekam kejadian ini dari awal. Agar mendapat bukti jika Rano bukanlah orang yang cocok menjadi guru BK di sekolah ini.

”Satu pukulan untuk pengasuh ku, 10 tinju akan melayang di wajahmu.”

Ancaman Arkana tentu membuat Rano ciut, dia sama sekali tak memiliki skill bertarung. Lalu Rio dan Dimas pun menunjukkan video tadi yang akan menjadi bukti untuk dikirim ke Dinas Pendidikan.

”Hapus video itu, bagaimana bisa kalian menggertak ku seperti ini.”

Rano masih saja tak merasa bersalah, namun mendapat tatapan sinis dari Arkana dia pun mulai bertanya apa yang harus di lakukannya agar video itu di hapus.

”Panggil Deon kesini dan juga Ario Barrie,” pinta Arkana yang membuat Ariana terkejut. Begitu pula Rano dan dua teman Arkana.

”Hal itu berlebihan, dan kasus dengan Ario juga sudah lama,” sanggah Rano yang tak percaya dengan permintaan Arkana.

”Tapi trauma Ario tak hilang sampai sekarang, bahkan hinaanmu terhadap ibuku, masih membekas hingga kini!”

Ariana pun membuka suara dan mengaku jika dia adalah kakak dari Ario Barrie.

Rano terpojok, ke empat orang ini memiliki bukti atas perbuatan kasar yang hampir di lakukannya. Dengan berat hati dia pun memanggil Deon Mahendra dan Ario Barrie menuju ruang BK.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Fitri Widia
Tolong beri dukungan bagi karya baru saya, selamat membaca readers! /Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!