NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 : Seorang Mata-mata

Aku menatap pantulan diriku sendiri pada cermin kamar mandi. 3 bulan, ya! Aku sudah memutuskan untuk menyelesaikan semuanya dalam tiga bulan. Sekarang aku tidak akan menahan diri lagi. Aku pernah mencoba menahan diri, untuk tidak terlalu berlebih. Tapi akibatnya, orang yang kucintai harus dalam bahaya.

Air hangat yang membasuh tubuhku terasa segar dari segala penat. Aku menutup mata, membiarkan air hangat mengalir di wajahku, menghilangkan kelelahan dan stres yang telah menumpuk. Tiga bulan, itu adalah waktu yang singkat, tapi aku yakin aku bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuanku. Aku tidak akan ragu lagi, aku akan melakukan apa saja untuk melindungi perusahaan dan orang-orang yang ku sayangi. Aku membuka mata, menatap pantulan diriku sendiri.

...***...

"Hallo?" Ini bukan suara Freya, ini suara ibunya. Ah, aku ingat kalau perbedaan waktu di jepang dan Indonesia berbeda.

"Selamat siang, Tante.." Ucapku sopan.

"Selamat siang, Fonix.." Aku sedikit mengernyit. Ada yang aneh dengan nada bicara ibu Freya. Apa yang terjadi?

"Bagaimana kabar Freya? Apa aku bisa berbicara dengannya?" Pintaku.

Ibunda Freya diam sejenak, sebelum akhirnya kembali berbicara, "Freya sedang tidur, setelah pemeriksaan rutin."

Benarkah dia sedang tidur? Kenapa perasaan menjadi tidak enak?

"Baiklah, maafkan aku. Tapi bagaimana kondisi Freya?" Kembali aku bertanya.

"Kondisi Freya sudah mendingan.." Sesuatu membuatku curiga.

"Syukurlah kalau begitu, 3 bulan lagi aku akan pulang ke Indonesia. Tolong sampaikan pada Freya, untuk banyak beristirahat."

"Iya, nanti tante sampaikan.."

Panggilan terputus saat itu, tapi tetap ada yang mengganjal di hatiku. Aku merasa ada yang tidak beres dengan panggilan telepon tadi. Nada bicara ibunda Freya terdengar tidak seperti biasanya, dan kalimatnya yang terdengar sedikit dipaksakan membuatku curiga.

Aku berharap bahwa Freya benar-benar sedang tidur dan tidak ada yang serius terjadi padanya. Tapi, perasaan tidak enak itu masih menghantuiku. Aku memutuskan untuk mencoba menghubungi lagi nanti, mungkin setelah aku selesai dengan tugas-tugas di Jepang. Saat ini, aku harus fokus pada rencanaku untuk melindungi perusahaan dan menghadapi keluarga Natio. Aku tidak bisa membiarkan kekhawatiran tentang Freya mengganggu konsentrasiku.

...***...

"Fonix, mau kemana?" Tanya ayahku yang sedang berbincang dengan tuan Himea.

"Aku ingin bertemu teman lamaku, dia bekerja di rumah sakit Akita." Ucapku.

"Perlu saya antar, tuan muda?" Tawar Himea.

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri.." Ucapku berlalu.

...***...

Aku memarkirkan mobilku di basemen rumah sakit. Aku melangkah keluar dari mobil, menuju resepsionis, menanyakan tentang seseorang yang bekerja di sini.

"すみません、シャンジュ博士は今日来ましたか?" (Permisi, Apa dokter Shanju datang hari ini?) Tanyaku.

"医師は手術をしています、あなたは少し待つことができます" (Dokter sedang melakukan operasi, anda bisa menunggu sebentar).

"さて、ありがとう" (Baik, Terimakasih). Balasku.

Aku memutuskan menunggu di kursi tunggu yang di sediakan. Rumah sakit Akita cukup ramai hari ini. Aku menunggu dengan sabar, memperhatikan pasien-pasien yang berdatangan dan pergi, serta dokter-dokter yang sibuk dengan tugasnya.

Setelah beberapa menit, aku melihat dokter Shanju, Dokter yang pernah merawatku saat aku kecil menghampiriku, ia nampak sedikit lelah, tapi tetap profesional. Aku langsung berdiri dan mendekatinya, berharap bahwa dia bisa membantuku.

"Fonix, lama tidak bertemu. Aku dengar kau bersekolah di Indonesia?" Tanyanya.

"Ya, memang. Ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan dengan Kakak." Dokter Shanju memang lebih tua dariku. Umur kami terpaut 10 tahun, Sejak dulu aku selalu menganggapnya sebagai kakak yang baik. Dan aku tidak lupa kalau dia adalah blasteran Indo-jepang, Meski dia lebih menyukai berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

"Baiklah, kita bicara di ruanganku.." Ajaknya.

Aku mengikuti kak Shanju ke ruangannya, yang terletak di lantai atas rumah sakit. Aku duduk di kursi yang disediakan, sementara kak Shanju duduk di belakang mejanya. "Kamu tumbuh menjadi remaja yang tampan ya, andai saja jika umurku 10 tahun lebih muda.." Ucap Kak Shanju sedikit terkekeh.

"Banyak hal yang sudah terlewati.." Ucapku melihat-lihat ruangan.

"Jadi, hal apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya kak Shanju.

"Aku hanya ingin bertanya, kapan kakak akan pulang ke Indonesia?" Tanyaku.

"Mulai besok aku akan pindah kerja, di salah satu rumah sakit di sana." Kata kak Shanju.

"Rumah sakit mana?" Tanyaku.

"Jakarta medikal center.." Ucapnya.

"Itu sempurna, boleh aku meminta tolong?" Pintaku.

"Hei, aku sudah mengenalmu sejak kau masih seorang bocah. Tidak perlu seformal itu untuk meminta tolong padaku, katakanlah.."

"Kekasihku sedang di rawat di sana, aku ingin kak Shanju menjadi mata-mata untukku. Kalau bisa, aku ingin kak Shanju menjadi dokter pribadinya." Pintaku.

"Kau ingin aku memata-matai kekasihmu, kenapa?" Tanyanya.

Aku menceritakan kronologis kejadiannya dari awal. Kak Shanju mengangguk memahami.

"Aku merasa ada yang orang tuanya sembunyikan, aku ingin Kak Shanju mengabariku kabar tentangnya."

Kak Shanju menatapku dengan ekspresi yang serius, dan aku bisa melihat bahwa dia memahami kekhawatiranku. "Baiklah, aku akan membantumu, Aku akan memantau kondisi Freya dan mengabari kamu jika ada sesuatu yang tidak beres." Ucapnya dengan nada yang tegas. Aku merasa lega, karena aku tahu bahwa aku bisa mempercayai kak Shanju.

"Terima kasih, Kak." Ucapku dengan nada yang tulus.

Kak Shanju tersenyum dan mengangguk. "Tidak perlu berterima kasih, Fonix. Aku sudah menganggapmu sedang adiku sendiri, sama seperti kau yang menganggapku kakak." Ucapnya dengan nada yang hangat. "Aku penasaran, Secantik apa gadis itu, sampai bisa membuat seorang Fonix Alverio Tantra yang sangat dingin ini, jatuh cinta?"

"Dia sangat cantik.." ucapku tersenyum tipis.

Kak Shanju tersenyum dan mengangguk. "Aku tidak sabar untuk bertemu dengan gadis yang bisa membuatmu jatuh cinta." Ucapnya dengan nada yang penuh rasa ingin tahu.

Aku tersenyum dan mengangguk. "Aku yakin kakak akan menyukainya. Dia sangat cantik dan baik hati." Ucapku dengan nada yang hangat. Kak Shanju mengangguk dan tersenyum.

Aku berdiri dan mengucapkan terima kasih lagi kepada kak Shanju. "Aku harus pergi sekarang, Kak. Aku harus kembali dan menyelesaikan beberapa urusan." Ucapku sambil berdiri.

Kak Shanju mengangguk dan berdiri juga. "Hati-hati di jalan."

Aku meninggalkan ruangan kak Shanju dengan perasaan yang lebih lega. Sekarang aku memiliki seorang mata-mata untuk mengetahui apa penyebab keraguanku.

'Freya, apa yang sebenarnya kamu sembunyikan?'

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!