Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.
Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.
Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.
Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?
Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?
Ayo, ikuti kehidupan si kembar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BIG FAMILY
“Oke, Nak. Ayah akan menjelaskan silsilah keluarga ini agar kalian mengerti.” Kemudian Aditya menatap Jeff. “Izin menjelaskan, Dad,” lanjutnya meminta izin pada sang tertua yang baru beberapa menit yang lalu tiba, ikut berkumpul setelah semua anggota keluarganya selesai makan siang.
Jeff mengangguk, dia duduk di sebelah Nanda yang tampak merasa takut di dekatnya.
“Jadi, Nak, nama lengkap Ayah Reyditya Fahrian Wilson, anak pertama oma dan opa. Istri Ayah ialah Bunda kalian, Bunda Arizka Febiana Wilson. Harus diingatkan, ya, twins.” Aditya menjeda karena sedikit tertawa dengan kalimat akhirnya.
“Anak Ayah ada 5 termasuk kalian. Pertama ada Naldo, Reynaldo Fauzan Wilson yang sudah bekerja mengikuti jejak Ayah di dunia perbisnisan. Yang kedua ada Nata, Reynata Faradisa Wilson yang masih kuliah jurusan kedokteran. Ketiga ada Naldan, Reynaldan Fauzino Wilson yang masih kelas tiga SMA. Kalo keempat dan kelima itu kalian, lebih tepatnya Reynanda Feyza Wilson yang keempat, dan Reynando Feyzo Wilson yang kelima sebagai bungsu.” Penjelasan Aditya itu membuat Nanda terkekeh kecil dan jadi saling pandang dengan kembarannya yang duduk di dekat Aditya, berseberangan dengannya duduk. Yang lain mencar, anak-anak ada yang duduk di bawah, sedangkan para orang tua duduk di sofa semua. Sebelumnya juga waktu Aditya menyebutkan nama-nama itu, si kembar turut memperhatikan si pemilik nama.
“Kenapa, cucuku?” tanya Jeff yang sedari tadi mengelus rambut Nanda dengan cara merangkul cucunya itu agar tidak merasa takut lagi dengannya.
Nanda tersentak. “T-tidak, Opa. Nan— ah maksudnya Eza, jadi kepikiran yang dulu-dulu, kita berdua pikir kalau Ezo yang kakak, Eza yang adik.”
Ya, panggilan itu sudah disematkan sedari dulu oleh mereka. Eza untuk Reynanda Feyza dan Ezo untuk Reynando Feyzo. Maka dari itu mereka disuruh membiasakan panggilan itu mulai dari sekarang.
Alifah yang duduk di sebelah Nanda ikut tertawa. “Pasti karena kalian kira kalau laki-laki itu lebih tepat kalau jadi kakak, ya?”
Nanda tersenyum dan mengangguk. “Benar, Oma.”
“Lanjut ke Papa Reno ya, Nak,” lanjut Aditya, tapi setelahnya dia jadi menatap ke arah Reno. “Kau sajalah, Ren, yang menjelaskan keluargamu.”
Reno jadi berdecak pelan. “Nanggung sekali,” sahutnya, tetapi tak urung juga dia jadi menatap si kembar bergantian dan duduk dengan tegap. “Okey, twins. Ingat nama Papa, Reno Frederick Wilson, Papa anak kedua oma dan opa. Ini istri Papa,” jeda Reno sebentar guna merangkul sang istri yang di sebelahnya. “Panggilnya mama, mama Indah Rasvati Wilson.” Nanda dan Nando sontak mengangguk pelan.
“Anak papa ada tiga, anak pertama itu, anak kedua itu, dan anak ketiga itu, tuh, yang guling-guling.” Reno menunjuk anak-anaknya yang turut menyimak dan kini jadi menatap si kembar serasa melambaikan tangan singkat.
“Sudah kenalan kan tadi? Ah, tapi biar papa jelaskan lagi. Anak pertama papa ada Marselio Revanka Wilson yang saat ini masih menjomblo karena sibuk bekerja. Kedua ada Chandra Devanka Wilson yang masih kelas dua SMA dan terakhir si bungsu yang bukan bungsu ada Bobby Zevanka Wilson yang saat ini juga masih bersekolah kelas satu SMA.”
“Panggil Zevan bang Zev, ya, adik-adik. Wih, keren juga bang Zev,” kata Bobby, setelahnya dia jadi salting sendiri.
Nanda terkekeh gemas, sifatnya mirip Nando. Tanpa sadar dia meremas jari kanannya ke arah Bobby membuat yang lain keheranan, tetapi tak urung juga jadi tertawa.
“Kenapa, sayang?” tanya Arizka.
Seolah kembali ke dunia nyata. Nanda tersentak dan menatap Arizka dengan menggeleng-gelengkan kepala. “Nggakpapa, Bunda. Bang Zev lucu, mirip Ezo sifatnya.”
Bobby tambah salah tingkah mendengarnya.
“Lanjut ke anak ketiga opa dan oma. Teruntuk Reya atau Bian yg melanjutkan, dipersilahkan.” Reno menatap adik bungsu dan adik iparnya.
“Reya saja, Kak,” balas Bian membuat sang istri menghela nafas pasrah.
“Oke, twins. Call me Mami, mami anak bungsu or anak ketiga dari opa dan oma. Nama lengkap mami sebelumnya Reyalista Fairah Wilson, tapi sekarang sudah berganti marga menjadi Reyalista Fairah Anderson, ikut marga papi, Biantara Anderson, panggilnya harus mami papi ya, sayang.” Reya tersenyum. “Anak-anak mami juga ada tiga, duanya itu, tuh, terus yang satunya belum bisa pulang karena ada urusan kerjaan. Anak pertama namanya Alghibran Prans Anderson yang saat ini nggak bisa kumpul bareng. Terus anak kedua itu, Tama, Alghifaro Pratama Anderson, seumuran sama Nata, twins, masih kuliah. Terus terakhir, itu si bontot Alghafar Putra Anderson, masih SMA.”
Mendengar penjelasan semuanya, Nanda mengangguk paham. “Bener-bener big family.”
“Of course, sayang,” sahut Reya.
“Harus diingatkan, twins, welcome!” seru Tama antusias.
***
— t b c —
