NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Canggung

Mobil Arfandi tiba-tiba berhenti di depan rumah mewah. Aira tanpa kebingungan yang melihat ke arah Arfandi.

"Bukannya kita mau makan siang dan kenapa kita ke rumah kamu?" tanya Aira kebingungan.

"Ternyata kamu belum lupa rumahku," ucap Arfandi yang membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.

"Arfandi!" panggil Aira dan Arfandi sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"Ayo masuk!" ajak Arfandi yang membuat Aira mau tidak mau turun dari mobil.

"Kita mau ngapain Arfandi?" tanya Aira. Arfandi kebiasaan yang ditanya malah diam saja dan memasuki rumah yang disusul Aira.

"Assalamualaikum!" sapa Arfandi.

"Walaikum salam," sahut Sulastri yang menuruni anak tangga dengan mengerutkan dahi melihat putranya yang membawa seorang wanita.

"Arfandi Mama tidak salah lihat kamu membawa perempuan ke rumah," Sulastri terlihat tampak terkejut dan sementara Aira justru sangat canggung yang terlihat sangat gugup.

"Mama ingat Aira tidak. Ini teman SMA Arfandi dulu," ucap Arfandi dengan senang hati memperkenalkan Aira.

Sulastri tampak berpikir dengan mengetuk-ngetuk jarinya pada mulutnya.

"Oh. Iya Mama ingat. Aira!" sahut Sulastri tampak excited sekali. Aira tersenyum untuk menutupi ke rasa kegugupannya.

"Ya. Ampun Aira kamu cantik sekali, sudah lama kita tidak bertemu dan bahkan tidak pernah bertemu," ucap Sulastri memegang tangan Aira yang tampak senang dengan Aira.

"Iya Tante," sahut Aira.

"Baru saja Tante lihat-lihat album sekolah Arfandi, ternyata sekarang kedatangan tamu yang tidak pernah muncul. Aira kamu selama ini ke mana saja, kenapa tidak pernah perlihatkan diri. Kamu tinggal di Luar Negeri?" tanya Sulastri.

Aira menggelengkan kepala yang mungkin sangat sulit dijelaskan dan pasti orang-orang yang mengenalnya dulu akan mempertanyakan hal yang sama.

"Ahhh, sudahlah yang penting tante sangat senang melihat kamu datang berkunjung ke rumah Tante. Kamu tidak pernah berubah Aira, kamu semakin cantik, tubuh kamu yang mungil Ini membuat kamu terlihat awet muda dan seperti anak remaja," ucap Sulastri yang ke terus saja memuji Aira.

"Tante sangat berlebihan sekali," sahut Aira malu-malu.

"Hmmm, Kamu sudah menikah belum?" tanya Sulastri yang membuat Aira menggelengkan kepala.

"Sudah punya pacar?"

"Mah, ada tamu datang ke rumah itu yang pertama ditanya kabarnya bagaimana bukan mempertanyakan hal-hal seperti itu," sahut Arfandi.

"Iya-iya. Tetapi melihat dari aura Aira. Dia terlihat sangat bahagia," ucap Sulastri. Aira hanya tersenyum saja.

"Aku sama Aira tadi rencana untuk makan siang bersama di luar dan tiba-tiba mama ngechat yang menyuruh untuk makan siang di rumah. Jadi aku bawa Aira sekalian," jelas Arfandi yang juga memberikan penjelasan sekalian pada Aira yang sejak tadi bertanya-tanya.

"Hmmm, kebetulan sekali Tante memang memasak sangat banyak. Ayo langsung saja kita makan!" itu Sulastri begitu ramah yang mengajak Aira dan justru Aira yang terlihat sungkan yang melihat Arfandi dan Arfandi ngangkat kedua bahunya ya memang seperti itulah mamanya yang sangat akrab dengan siapapun.

Akhirnya Aira makan di rumah Arfandi.

"Bagaimana Aira, soto buatan Tante enak?" tanya Sulastri.

"Enak sekali tante," jawab Aira.

"Kamu makan pakai nasi dong," ucap Sulastri.

"Mah. Aira tidak suka makan soto pakai nasi, biarkan saja dia mau makan apa yang dia mau," sahut Arfandi.

"Hmmm, kamu ini tahu banyak tentang Aira. Hmmm bye the way sudah berapa lama kalian berkomunikasi seperti ini yang setahu Mama Aira tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun?" tanya Sulastri kepo.

"Aira karyawan magang di kantor. Jadi Arfandi baru tahu akhir-akhir ini," jawab Arfandi.

"Begitu. Wau itu berarti benar-benar sangat kebetulan sekali," sahut Sulastri. Aira hanya tersenyum saja yang sebenarnya malu-malu makan di tempat itu.

"Aira kamu sering-seringnya main ke rumah Tante," ucap Sulastri yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Arfandi mengetahui bahwa gerak-gerik Aira sebenarnya kurang nyaman karena diajak makan di rumahnya. Tetapi sudah terlanjur mau bagaimana lagi dan untunglah sama Mas sangat welcome.

Akhirnya Aira dan Arfandi selesai juga makan siang di rumah Arfandi dan mereka berdua kembali memasuki mobil.

"Kamu marah denganku?" tanya Arfandi yang menoleh ke arah Aira yang sejak tadi hanya diam saja.

"Kamu tidak mengatakan kau akan makan di rumah kamu," jawabnya tanpa melihat ke arah Arfandi.

"Bukankah aku sudah memberikan alasannya," jawab Arfandi.

"Seharusnya katakan terlebih dahulu padaku," sahut Aira.

"Jika aku mengatakannya maka kamu memiliki alasan untuk menolak," sahut Arfandi.

"Jadi menjebak ku agar makan di rumahmu?" tanya Aira.

"Tidak Aira. Aku sudah berjanji kepadamu untuk kita makan di luar dan aku juga tidak bisa menolak permintaan Mama. Mama sudah terlanjur memasak banyak. Jadi apa salahnya aku mengajak kamu yang makanan itu juga tidak habis untuk kami berdua," ucap Arfandi.

"Jangan berpikiran jika aku menjebak mu. Jangan marah lagi," ucap Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

***

Karena bantuan dari Arfandi yang jelas-jelas sudah membuat Aira jauh lebih tenang sekarang ini.

Aira yang duduk di atas lantai sembari tangan yang terus-menerus nulis di dalam buku kecil yang diletakkan di atas meja. Aira yang merekap segala permasalahan keuangan yang harus dia bayarkan.

Tadi Arvin juga sudah menemani Aira membayar pinjamannya kepada salah satu Perusahaan pinjaman yang cukup besar dan alhamdulillah permasalahan itu selesai. Aira juga membayar uang sewa rumahnya yang sudah menunggak beberapa bulan.

Banyak tulisan yang sudah di ceklis Aira yang artinya, permasalahannya benar-benar selesai.

Huhhhhhhhhh

Aira menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.

"Alhamdulillah akhirnya semuanya selesai juga. Aku sekarang tinggal fokus kerja dan bisa mengembalikan semua uang Arfandi. Karena tidak mungkin aku terus berhutang kepadanya," batin Aira yang merasa lega.

"Arfandi mungkin salah satu perantara Tuhan yang telah menyelamatkanku. Lama tidak bertemu dan sekalinya bertemu justru membawaku keluar dari masalah ini," gumam Aira tersenyum miring.

*****

Aira hari ini ke rumah orang tuanya, kebetulan hari Minggu. Aira yang berada di dapur membantu Meisya membuat makan siang.

"Siapa teman Papa mengobrol itu?" tanya Aira yang memang sejak tadi Ardi sedang ada tamu di ruang tamu.

"Itu teman sekolah Papa dulu," jawab Meisya.

"Ohhhhh," sahut Aira tampak cuek yang melanjutkan pekerjaannya dengan memotong sayuran.

"Aira. Teman Papa juga memiliki anak. Kalian bisa kenalan dulu," ucap Meisya tiba-tiba yang membuat Aira menghentikan pekerjaannya dan melihat serius ke arah sang Mama.

"Teman Papa datang ingin menjodohkan anaknya denganku?" tebak Aira.

"Apalagi yang kamu tunggu. Usia kamu sudah matang untuk menjalani pernikahan. Mau menunggu pria yang seperti apa lagi. Kamu coba berkenalan dulu dan siapa tahu ada kecocokan," jawab Meisya yang berterus terang.

Sebagai seorang ibu mengkhawatirkan putrinya

"Mama kebanyakan mendengar omongan dari orang lain dan akhirnya mendesak ku untuk menikah," ucap Aira. Jika sudah berurusan dengan pernikahan maka dia akan sangat kesal sekali.

"Bukan begitu Aira. Mama juga ingin yang terbaik untuk kamu dan memang kamu tidak ingin menikah apa," sahut Aira.

"Sudahlah. Mah jangan membahas pernikahan. Aku belum kepikiran ke arah sana," ucapnya yang melanjutkan pekerjaannya. Tetapi sudah tampak terlihat tidak ikhlas melakukan semua itu.

Meisya menghela nafas yang lagi-lagi tidak bisa melakukan apapun. Karena pasti semua pasti tergantung Aira.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!