NovelToon NovelToon
Karyawanku Bahagia, Aku Menguasai Dunia

Karyawanku Bahagia, Aku Menguasai Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Anak Lelaki/Pria Miskin / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sukma Firmansyah

"Apa gunanya uang 100 Miliar jika tidak bisa membeli kebahagiaan? Oh, tunggu... ternyata bisa."
Rian hanyalah pemuda yatim piatu yang kenyang makan nasi garam kehidupan. Dihina, dipecat, dan ditipu sudah jadi makanan sehari-hari. Hingga suatu malam, sebuah suara asing muncul di kepalanya.
[Sistem Kapitalis Bahagia Diaktifkan]
[Saldo Awal: Rp 100.000.000.000]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15: Topeng Emas dan Raja yang Diam

Apartemen Sudirman Park, Unit 25.

Pukul 18.00 WIB.

Rian berdiri di depan cermin besar setinggi plafon (full body mirror).

Bayangan yang menatapnya balik nyaris tak ia kenali. Setelan jas Charcoal Grey (abu-abu arang) dari wol Italia itu memeluk tubuhnya dengan sempurna, menyembunyikan kekurussannya dan menonjolkan bahu tegapnya. Kemeja putih bersih tanpa dasi memberikan kesan santai namun berkelas. Rambutnya ditata rapi dengan pomade mahal, menyapu ke belakang, memperlihatkan dahi dan tatapan matanya yang kini tajam penuh percaya diri.

Di pergelangan tangan kirinya, jam tangan Patek Philippe seharga setengah miliar melingkar manis. Bukan sekadar aksesoris, benda itu adalah simbol bahwa waktu Rian kini sangat berharga.

"Permisi, Pak," suara Maya terdengar dari arah ruang tamu.

Maya masuk membawa sebuah map kulit berwarna hitam. Ia mengenakan gaun malam sederhana namun elegan berwarna navy. Sebagai sekretaris profesional, ia bersikeras ikut untuk "mendampingi dan memastikan Bos tidak salah bicara".

"Dokumen legalitas perusahaan sudah selesai, Pak," lapor Maya sambil menyerahkan map itu. "Akta Notaris, SK Kemenkumham, NPWP Badan, dan Izin Usaha. Semuanya sudah jadi sore ini berkat koneksi lama saya. Mulai detik ini, PT. BAHAGIA SEJAHTERA resmi berdiri secara hukum."

Rian menerima map itu. Rasanya berat. Ini bukan sekadar kertas, ini adalah fondasi kerajaannya.

"Kerja bagus, Maya. Kamu memang penyihir," puji Rian tulus.

[TING!]

Suara lonceng sistem bergema nyaring di kepala Rian.

[MISI SELESAI: Legalitas Itu Penting]

[Target Tercapai: Mendirikan Badan Hukum & Kantor Fisik]

[REWARD DITERIMA:]

Cetak Biru: Mesin Pengemas Vakum Industrial (Level 1)

Poin Reputasi Bisnis: +200

[INFO ITEM:]

Mesin Pengemas Vakum (Level 1): Mampu mengemas makanan basah (gulai/rendang) agar tahan 6 bulan di suhu ruang tanpa bahan pengawet kimia. Kunci menuju ekspansi global.

Rian tersenyum lebar. Dengan mesin ini, masakan Bu Ningsih bisa dikirim ke seluruh Indonesia.

"Ayo berangkat," kata Rian sambil menutup map itu. "Ada panggung sandiwara yang harus kita hadiri."

Hotel Mulia Senayan, Grand Ballroom.

Pukul 19.15 WIB.

Suasana lobi hotel bintang lima itu ramai oleh mobil-mobil mewah. Para alumni angkatan 2018 sedang berkumpul, saling memamerkan kesuksesan—atau kepalsuan—mereka.

Di dekat pintu masuk ballroom, berdiri sekelompok pria yang tertawa keras. Pusat perhatiannya adalah Dimas. Pria berwajah tampan namun arogan itu mengenakan jas biru mencolok. Di lengannya, bergelayut manja seorang wanita cantik dengan gaun merah menyala: Siska.

Siska adalah mantan pacar Rian. Wanita yang meninggalkan Rian di semester akhir karena Rian "tidak punya masa depan" dan memilih Dimas yang anak pejabat.

"Gila lo, Dim! Mobil baru lagi?" tanya seorang teman botak.

"Biasa lah, Bro. Bonus akhir tahun cair. Gue baru diangkat jadi Senior Manager," jawab Dimas sambil sengaja mengibaskan kunci mobil BMW-nya. "Lumayan lah buat jalan-jalan sama Siska."

Siska tertawa manja. "Ah kamu bisa aja, Sayang."

"Eh, ngomong-ngomong, si Rian diundang nggak?" tanya si Botak iseng.

Wajah Dimas langsung berubah mengejek. "Diundang sih. Gue sengaja undang. Kasian kan kalau dia nggak pernah makan enak di hotel. Paling dia lagi sibuk jagain parkiran atau jadi sales panci."

Semua orang tertawa.

"Jahat banget sih kamu," kata Siska, tapi dia ikut terkikik. "Tapi iya sih, dulu pas pacaran sama dia, makan pecel lele aja mikir dua kali."

Tiba-tiba, suasana lobi yang riuh mendadak senyap.

Sebuah mobil Toyota Alphard hitam mengkilap berhenti tepat di depan pintu utama lobi. Plat nomornya cantik: B 888 HPY.

Petugas Valet buru-buru mendekat, tapi pintu pengemudi terbuka lebih dulu.

Keluarlah sosok Pak Teguh. Dengan seragam safari hitam ketat, kacamata hitam, dan earpiece, dia terlihat seperti Paspampres. Posturnya yang tegap dan wajah garangnya membuat orang-orang di lobi menahan napas.

"Wih, pejabat mana tuh yang dateng?" bisik si Botak.

Pak Teguh berjalan memutar, lalu dengan gerakan tegas namun lembut membukakan pintu penumpang belakang (sliding door).

Keluarlah sepasang sepatu Oxford hitam mengkilap yang menyentuh karpet merah lobi.

Rian turun.

Dia berdiri tegak, mengancingkan satu kancing jasnya. Cahaya lampu kristal lobi memantul di jam tangan mewahnya. Di belakangnya, Maya turun dengan anggun, memegang clutch dan iPad, berdiri satu langkah di belakang Rian layaknya asisten pribadi konglomerat.

Dimas melongo. Siska mematung.

Rian melepas kacamata hitamnya perlahan, lalu menatap kerumunan teman lamanya itu. Tidak ada senyum ramah, tidak ada rasa minder. Hanya tatapan tenang seorang raja yang melihat rakyat jelata.

"Ri... Rian?" gumam Siska tak percaya.

Pak Teguh menyerahkan kunci mobil ke petugas Valet dengan angkuh. "Tolong parkir di VIP. Jangan sampai lecet. Bos saya nggak suka nunggu."

"S-siap, Pak!" Petugas valet itu membungkuk dalam.

Rian melangkah masuk, melewati Dimas yang mulutnya masih terbuka.

"Halo, Dimas. Siska," sapa Rian singkat, suaranya berat dan tenang. "Lama nggak ketemu."

Dimas tersentak dari keterkejutannya. Ego-nya terluka melihat Rian tampil lebih "mahal" darinya. Otaknya langsung mencari celah untuk menjatuhkan.

"Woy! Rian!" panggil Dimas lantang, mencoba mengembalikan dominasi. "Gila, keren banget lo sekarang! Sewa baju di mana? Atau... lo jadi sopir bos mana sekarang sampai bisa bawa mobil ginian?"

Tawa canggung terdengar dari beberapa teman yang cari aman. Mereka berpikir, Masuk akal juga. Mana mungkin Rian si miskin bisa sekaya ini dalam 2 tahun? Pasti mobil kantor atau sewaan.

Rian berhenti melangkah. Ia tidak berbalik. Ia hanya menoleh sedikit.

Maya yang menjawab. Dengan nada dingin dan profesional, Maya maju selangkah.

"Maaf, Pak Dimas ya?" potong Maya tajam. "Pak Rian datang ke sini sebagai tamu undangan, bukan untuk meladeni lelucon tidak berkelas. Kami baru saja closing proyek besar dan Pak Rian agak lelah. Tolong jaga sopan santun Anda."

Dimas merah padam ditegur wanita asing. "Eh, lo siapa? Pacar sewaannya?"

"Saya Sekretaris Pribadi beliau. Dan mobil itu adalah aset operasional PT. Bahagia Sejahtera, perusahaan milik Pak Rian," jawab Maya lugas, menekan kata 'Milik Pak Rian'.

Hening.

Siska menatap Rian dengan tatapan yang sulit diartikan. Penyesalan? Kaget?

Rian akhirnya tersenyum tipis. Sangat tipis. Ia menatap jam tangannya.

"Ayo, Maya. Kita masuk sebentar. Saya lapar," kata Rian, mengabaikan keberadaan Dimas sepenuhnya. Seolah Dimas hanyalah debu tak kasat mata.

Rian berjalan masuk ke Ballroom, diikuti Maya dan Pak Teguh yang mengawal di belakang. Meninggalkan Dimas yang mengepalkan tangan menahan malu di depan pacarnya sendiri.

[Misi Sampingan Update: The Silent King]

[Status: Berlangsung]

[Poin Reputasi Awal Diperoleh: +500]

[Sistem Note: Pukulan mental jauh lebih menyakitkan daripada pukulan fisik. Lanjutkan.]

Di dalam ballroom, bisik-bisik mulai menyebar seperti api.

"Eh, itu Rian? Seriusan?"

"Katanya dia yang punya Warung Nasi Bahagia yang viral itu lho!"

"Hah? Yang di-review Om Gembul tadi pagi? Yang omzetnya puluhan juta sehari?"

Malam ini baru saja dimulai. Dan Rian belum mengeluarkan kartu As-nya.

1
Purbalingga Jos
jangan kelamaan thor
Sukma Firmansyah: adohhhh, kopinya mana kopinyaaaa
biar author semangat wkwkwkkww
total 1 replies
Paulina al-fathir
wiiihh ceritamu memang the best lah 👏👏👏🤩🤩👍👍
Purbalingga Jos
jangan kelamaan dong
Sukma Firmansyah: baik diusahakan
total 1 replies
Paulina al-fathir
bagus banget ceritanya 😍😍smpi deg2an bacanya.mantap 👍💪
Denn King
gasss thorrr
Purbalingga Jos
lanjuuut donk
Travel Diaryska
mantull
Travel Diaryska
ini ceritanya bagus banget, tolong dilanjutin sampe tamat ya thorr🙏✨
Sukma Firmansyah: terimakasih atas support nya, jangan lupa like dan vote
agar author tetap semangat
total 1 replies
DREAMS
ini dilanjutkan atau sampai sini aja?
Sukma Firmansyah: baik
dibantu like/upvote
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!