NovelToon NovelToon
Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Rebirth For Love / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Seorang putri Adipati menikahi putra mahkota melalui dekrit pernikahan, namun kebahagiaan yang diharapkan berubah menjadi luka dan pengkhianatan. Rahasia demi rahasia terungkap, membuatnya mempertanyakan siapa yang bisa dipercaya. Di tengah kekacauan, ia mengambil langkah berani dengan meminta dekrit perceraian untuk membebaskan diri dari takdir yang mengikatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Delapan bulan berlalu sejak Wang Yuwen pergi ke wilayah yang terkena bencana. Delapan bulan pula usia kandungan Cheng Xiao. Selama itu, wanita itu dijaga oleh Lian'er, pelayan setianya, dan juga Jenderal Tang atas perintah Kaisar dan Putra Mahkota Wang Yuwen sendiri.

Kini, Cheng Xiao sudah sedikit membaik dan mulai berdamai dengan luka di hatinya berkat kehadiran calon bayinya. Senyum mulai menghiasi wajahnya, meskipun kadang masih terlihat sendu. "Kakak ipar, aku datang!" Suara Su Jing Ying tiba-tiba terdengar dari lorong istana putra mahkota, memecah ketenangan taman istana tempat Cheng Xiao tengah menikmati teh sore.

"Nona Su, bisakah kau pelankan suaramu? Tuan Muda akan terkejut mendengar suaramu," ujar Lian'er dengan nada khawatir, sambil mengelus perut membuncit Cheng Xiao.

"Hey, jangan salah. Bisa saja keponakanku akan lebih sayang padaku karena lebih mengenal suaraku dibandingkan kamu," balas Su Jing Ying dengan nada bercanda, namun matanya menatap lembut ke arah perut Cheng Xiao.

Ternyata Su Jing Ying tidak datang seorang diri. Ia datang bersama dengan Wang Jian dan beberapa pelayan yang membawa beberapa kotak kayu berukir indah. "Wah, apakah Xiaoxiao akan bermain Guzheng?" seru Wang Jian dengan nada antusias, saat melihat Cheng Xiao hendak memainkan Guzheng-nya.

Lian'er, pelayan Cheng Xiao, mengangguk membenarkan. "Ya, Nona sedang ingin memainkannya," ujarnya sambil tersenyum.

Namun, kebahagiaan dan keceriaan mereka terhenti seketika saat Jenderal Tang tiba-tiba datang dan mengumumkan bahwa Putra Mahkota telah kembali ke istana. Suasana langsung berubah tegang, semua mata tertuju pada Jenderal Tang dengan ekspresi terkejut dan penasaran.

Cheng Xiao terdiam, jantungnya berdegup kencang. Ia tidak tahu harus merasa senang atau khawatir mendengar kabar kembalinya Wang Yuwen. Di satu sisi, ia merindukan suaminya dan ingin segera bertemu dengannya. Namun di sisi lain, ia takut Wang Yuwen masih belum bisa melupakan Su Jing Ying dan menerima kehadirannya serta calon bayi mereka.

Su Jing Ying dan Wang Jian juga tampak terkejut dengan berita tersebut. Mereka saling bertukar pandang, seolah-olah sedang berkomunikasi tanpa kata. Su Jing Ying terlihat sedikit cemas, sementara Wang Jian berusaha menenangkan istrinya dengan menggenggam tangannya erat.

"Yang Mulia Putra Mahkota sudah kembali?" tanya Cheng Xiao dengan suara pelan, berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Jenderal Tang mengangguk hormat. "Benar, Yang Mulia sudah tiba di istana, dan tengah berada di halaman istana kekaisaran. Tapi..." Jenderal Tang tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya, ada keraguan yang terpancar dari matanya.

Merasakan ada sesuatu yang disembunyikan, Cheng Xiao, Wang Jian, Su Jing Ying, dan Jenderal Tang segera bergegas menuju halaman istana kekaisaran untuk menyambut kepulangan Putra Mahkota. Jantung Cheng Xiao berdebar semakin kencang seiring langkah kakinya yang semakin mendekati halaman istana.

Namun, langkah Cheng Xiao tiba-tiba melambat, bahkan terhenti saat ia melihat Wang Yuwen kembali tidak seorang diri. Pria itu berdiri di tengah halaman istana, dengan seorang wanita di sampingnya. Wanita itu mengenakan pakaian serba hitam, dan wajahnya tertutup rapat oleh cadar, menyisakan hanya sepasang mata yang menatap lurus ke depan.

Tatapan Wang Yuwen bertemu dengan tatapan Cheng Xiao, lalu beralih menatap perut wanita itu yang semakin membuncit. Di sisi lain, Cheng Xiao hanya bisa terpaku, matanya terpaku pada tangan wanita bercadar itu yang menggenggam erat tangan Wang Yuwen. Ada perasaan sakit yang tiba-tiba menyeruak di dalam hatinya, melihat kemesraan yang terpancar dari kedua orang itu.

Tiba-tiba, rasa sakit yang luar biasa mendera perutnya. "Akh!..." rintih Cheng Xiao kesakitan, tubuhnya menegang.

Su Jing Ying, Wang Jian, Jenderal Tang, dan Lian'er langsung menoleh dan bergerak panik menghampiri Cheng Xiao yang memegangi perutnya. Peluh dingin tiba-tiba membasahi wajah wanita itu, menandakan rasa sakit yang tak tertahankan.

"Nona, ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Lian'er panik, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Ini... Sangat sakit..." ujar Cheng Xiao terbata-bata, suaranya bergetar menahan sakit.

Wang Yuwen yang melihat Cheng Xiao kesakitan tentu saja ingin segera menghampirinya, namun Jenderal Tang dengan sigap menggendong tubuh Cheng Xiao, menghentikan pergerakan Wang Yuwen. Tindakan Jenderal Tang itu seolah-olah memberikan batasan yang jelas antara Wang Yuwen dan Cheng Xiao.

Wang Yuwen terdiam sejenak, pandangannya penuh kekhawatiran dan kerinduan yang terpendam. Ia ingin mendekat, menyentuh dan memastikan Cheng Xiao baik-baik saja, tetapi Jenderal Tang menahannya dengan tegas, menatapnya dengan tatapan serius dan penuh kewaspadaan.

"Yang Mulia, tolong tenang dulu. Nona Cheng Xiao membutuhkan istirahat dan perawatan segera," ujar Jenderal Tang dengan suara lembut namun tegas, sambil mengangkat tubuh Cheng Xiao perlahan ke atas bahunya.

Cheng Xiao merintih lagi, tubuhnya bergetar karena rasa sakit yang semakin menjadi. Peluh dingin membasahi wajahnya, dan napasnya tersengal-sengal. Ia berusaha menahan rasa sakit itu, namun tubuhnya tidak mampu lagi. Ia merasa seolah-olah seluruh dunia sedang runtuh, dan rasa sakit di perutnya seakan-akan menembus ke seluruh tubuh.

"Jangan biarkan dia sendirian," bisik Cheng Xiao dengan suara lemah, matanya menatap Wang Yuwen dengan penuh harap dan kerinduan yang sangat dalam. "Aku... aku takut..."

Wang Yuwen, yang melihat kondisi Cheng Xiao semakin memburuk, merasa hatinya nyaris pecah. Ia ingin menyentuh, ingin menghapus rasa sakit itu, tetapi Jenderal Tang menahannya lagi, menjaga jarak agar tidak ada yang menyakiti Cheng Xiao secara tidak sengaja.

"Yang Mulia, mari kita bawa Nona ke ruang perawatan. Segera, tolong siapkan tempat untuknya," perintah Jenderal Tang dengan suara tegas, mengarahkan beberapa pelayan untuk membantu.

Wang Yuwen, yang merasa tak berdaya, hanya bisa menatap dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah. Ia tahu, saat ini, yang paling penting adalah keselamatan dan kesehatan Cheng Xiao. Ia berjanji dalam hati, akan melakukan apa pun demi melindungi wanita itu, dan anak mereka yang sedang tumbuh di dalam perut Cheng Xiao.

Sementara itu, di kejauhan, kerumunan orang mulai berkumpul, menyaksikan suasana penuh kecemasan dan ketegangan di halaman istana. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi mereka bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang sangat penting dan menyakitkan sedang berlangsung di balik dinding-dinding istana itu.

Tabib istana segera tiba dan langsung memeriksa kondisi Cheng Xiao dan bayinya. Wang Jian dan Su Jing Ying, yang tadinya memutuskan untuk kembali ke kediaman mereka, kini mengurungkan niatnya saat melihat kondisi Cheng Xiao yang memburuk setelah kepulangan suaminya yang membawa seorang wanita asing. Mereka berdua merasa bertanggung jawab untuk memastikan Cheng Xiao mendapatkan perawatan yang terbaik.

"Kakak, siapa wanita itu?" tanya Wang Jian dengan nada marah, menunjuk wanita bercadar yang berdiri di samping Putra Mahkota Wang Yuwen. Emosinya meluap melihat kakaknya yang seolah tidak peduli dengan kondisi Cheng Xiao.

Wang Yuwen tidak menjawab pertanyaan Wang Jian. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Cheng Xiao yang tengah diperiksa oleh tabib di dalam kamar. Rasa khawatir dan bersalah bercampur aduk di dalam hatinya.

Namun, sebelum Wang Yuwen sempat memberikan penjelasan, wanita asing itu tiba-tiba menjawab pertanyaan Wang Jian dengan suara lembut namun tegas, "Saya Zhou Mei, istri Wang Yuwen."

Jawaban wanita itu bagaikan petir yang menyambar. Wang Jian, Su Jing Ying, dan Lian'er terkejut bukan main. Bagaimana bisa, setelah meninggalkan istrinya yang tengah hamil dalam waktu yang lama, Wang Yuwen kembali dengan membawa seorang selir? Tindakannya itu sangat tidak pantas dan melukai hati Cheng Xiao.

Jenderal Tang, yang selama ini setia mendampingi Wang Yuwen, menatapnya dengan tatapan tajam dan penuh kekecewaan. Rahang pria tampan itu mengeras, kedua tangannya terkepal erat, menahan amarah yang membara di dalam dirinya. Ia merasa dikhianati oleh orang yang selama ini ia hormati dan kagumi.

"Kau gila!" teriak Wang Jian dengan suara lantang, amarahnya tak terkendali. Ia tidak menyangka Wang Yuwen bisa melakukan hal sekeji ini pada Cheng Xiao.

1
Natasya
👍
Nurhasanah
dari bab awal sampe bab ini ... fl nya cuma bisa nangis doang nggak ada gebrakan apapun😏😏
yumin kwan
ish.... kok kaisar ga langsung aja kasih dekrit perceraian....
semangat up nya 💪
Ani_Sudrajat
Cerita nya bagus ..
Marini Dewi
semangat thor biar bnyk up Nya. hehehe
Ani_Sudrajat
Orang tua mana yg tidak sedih melihat putri kesayangannya di perlakukan seperti itu??
yumin kwan
kasian sekali cheng xiao.....
semangat up lagi 💪💪💪
echa purin
👍🏻👍🏻
Ani_Sudrajat
Bagus ceritanya.
Semangat thor 💪
Marini Dewi
alur cerita y sangat menarik, semangat thor 💪💪💪
Ani_Sudrajat
Up nya tambah lagi thor 😄
Marini Dewi
bikin gregetan. up lagi Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!