TERDAMPAR DI PONDOK JANDA PERAWAN

 Dio menatap punggung hanifah yang terlihat memar, dengan perlahan tangan dio menyentuh luka itu, itu adalah luka akibat benturan semalam .

" Apa sakit ? " tanya dio sambil pengusap pelan luka itu.

" tidak apa mas, ini akan baik-baik saja " .

" kalau begitu kita ke kota sekarang, kita ke rumah sakit "

" ini sudah siang mas, kita akan kemalaman di jalan nanti saat baliknya "

" kita akan menginap di kota "

" tidak usah, besok saja kita ke kota, hari ini mas sama teman-teman Mas istirahat saja, kasihan mereka juga capek mas, aku akan buat ramuan untuk kesegaran kalian dan juga untuk obat memar ini "

" tapi han..."

" Mas lupa, bagaimana aku menyembuhkan luka mas fandi, hanya dengan ramuan ku, tenang saja mas luka ini tidak parah, aku sudah mengambil bahan bahan untuk membuat ramuan, mas istirahat saja " ucap Hanifah.

Dio sadar, benar kata hanifah, lukanya dulu bahkan lebih parah dari lukanya hanifah, dan hanifah hanya menggunakannya ramuan dari tumbuh - tumbuh untuk menyembuhkan beberapa luka tusukan itu yang ada di tubuhnya.

" Kamu yakin han ..."

" iya mas " ucap Hanifah sambil menaikkan kemejanya.

dio menghentikan tangan Hanifah yang hendak merapikan bajunya, dio lantas beralih berdiri di depan Hanifah.

hanifah sontak terkejut karena kancing kemejannya belum ia sematkan semuanya, sehingga terlihat dada hanifah yang masih terbungkus kain.

" Mas..." ucap pelan Hanifah.

Dio menahan tangan Hanifah yang hendak merapikan bajunya.

" Biarkan saja " ucap dio, ia mengangkat bahu hanifah, agar hanifah berdiri di depannya.

nafas dio sudah terlihat memburu, ini adalah rekor terlama ia tidak menyentuh wanita, tidak tahu kenapa dio bisa tahan selama ini tak menyentuh hanifah, walaupun terkadang nafsunya sering timbul saat ia tidur sambil memeluk hanifah, tapi ia selalu bisa menahan hasratnya, ia ingin memberi waktu untuk hanifah sampai hanifah siap.

Walaupun hanifah seorang janda dan dio yakin kalau hanifah juga sudah pernah melakukan hubungan suami istri, tapi karena pernikahan mereka yang mendadak, dio tak ingin melakukan itu atas dasar paksaan, ia tahu hanifah belum sepenuhnya menerima dia sebagai suaminya, hatinya pasti masih ada pada mantan suaminya.

" Han...pernikahan kita sudah jalan tiga bulan, apa ...."

Dio tak melanjutkan kalimatnya, karena Hanifah langsung menundukkan kepalanya.

Dio menghela nafas panjang, perlahan ia menurunkan tangannya dari bahu hanifah.

" Bagaimana dengan teman-teman Mas di luar " ucap pelan Hanifah dengan suara yang hampir tak terdengar.

" han..." ucap dio ada sedikit senyum di bibirnya.

tangan Hanifah perlahan memegang pinggang dio, dio merasakan tangan Hanifah yang gemetaran .

Hanifah tahu tugasnya sebagai seorang istri selama ini belumlah sempurna, ia tahu waktu seperti ini akan terjadi, hanifah pun sudah menyiapkan dirinya.

" Bagaimana dengan teman-teman mu mas " gumam kembali hanifah hampir tak terdengar.

" Biarkan saja, mereka akan pergi dengan sendirinya nanti " ucap dio sambil mengangkat dagu hanifah.

dio langsung terkesima dengan wajah hanifah yang memerah .

dio tersenyum dan kemudian ia mendekatkan wajahnya pada wajah hanifah, tangan Hanifah semakin mencengkeram pinggang dio.

perlahan bibir dio menyentuh dahi, mata, hidung, dan bibir hanifah.

Tubuh hanifah menegang saat bibir dio me******* pelan bibirnya, cengkraman erat semakin di rasa oleh dio, di dalam hati dio tersenyum bahagia.

" Jangan tegang han, lakukan seperti biasanya " bisik dio lembut di telinga hanifah, hanifah bingung dengan apa yang di maksud dengan dio.

tubuh hanifah bergetar hebat saat bibir dio menyentuh telinga.

Dio terus saja memberi rang***** pada tubuh Hanifah, sehingga terdengar nafas hanifah yang memburu, dio semakin bersemangat, dengan perlahan ia melepaskan satu persatu pakaian hanifah.

Sedangkan di ruang tamu reyhan dan nino berulang kali melihat ke arah pintu kamar hanifah.

" bang dio kok lama ya bang ? " tanya nino pada reyhan yang matanya menatap kamar hanifah.

" Apa nyonya muda baik-baik saja, apa lukanya serius " ucap nino yang terlihat sedikit khawatir.

" Aku rasa tidak, aku tahu siapa dio, aku rasa dia akan segera keluar jika nyonya muda terluka parah, aku rasa ...." reyhan menghentikan ucapannya dan kemudian ia menatap nino.

" shit ...apa dio kuda kudaan di dalam " ucap reyhan dengan spontan.

" masa siang- siang gini bang, lagian ada kita di sini nggak mungkinlah bang dio berkuda"

" Kamu nggak tahu saja, dio itu sudah berubah, sejak mengetahui perselingkuhan kekasihnya dengan rekan kerjanya, apalagi dio mengetahui mereka sedang berhubungan badan di apartemennya, kamu ingat tamara kan, kekasih dio sejak semester 7, anak hukum "

nino mengangguk, ia tahu tamara gadis primadona di kampus, banyak sekali pria yang menyukai dirinya, tamara bukan dari kalangan orang berada,ia seperti nino, kuliah dengan hasil prestasi, cantik dan pintar, sudah menjadi modal utama tamara untuk menarik lawan jenisnya, hingga diolah yang beruntung bisa mendapatkan hati tamara.

Tapi setelah dio, tamara, dan reyhan lulus, nino jarang sekali mendengar kabar mereka walaupun dio dan reyhan sering mengubungi, tapi karena ada suatu masalah hingga nino harus meninggal kan kampus dan memilih bekerja sebagai detektif.

" Sejak mengetahui perselingkuhan itu, dio seperti orang gila, setiap malam ia minum minuman dan sering bergonta ganti pasangan, jika dio sudah bosan maka gadis itu akan di buangnya, hingga dia bertemu dengan seorang gadis yang membuat dirinya sedikit terobati lukanya, namanya kanaya, karyawanya yang bekerja sebagai chef di restorannya, tapi sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan, wanita itu lebih memilih pria lain dari pada dio " ucap reyhan.

" Sekarang aku yakin dio sedang berkuda, karena kalau dia sedang ingin, dia tidak akan tahu tempat dan waktu, aku yang selalu jadi korbannya, telingaku sudah tidak perawan lagi " ucap reyhan dengan nada kesal.

Nino tersenyum mendengar penuturan reyhan.

" Ayo ..." ajak reyhan.

" kemana bang..."

" ikut saja "

nino melihat reyhan berdiri dan kemudian menarik tangannya .

" kita mau kemana bang, jangan bilang abang ngajakin nino ngintip"

" sudah diam saja " kata reyhan sambil menarik tangan nino.

saat keduanya sampai di depan pintu kamar hanifah.

 " Shit "

" damn it "

ucap keduanya Bersama saat mendengar desahan dio dan rintihan hanifah dari dalam .

reyhan kemudian menarik tangan nino ke belakang rumah ke pondok belakang rumah.

reyhan menyesal sekali karena ingin membuktikan perkataannya, jadi dirinya kini yang jadi panas dingin.

" tuh..benarkan dia itu tak tau tempat dan waktu, nyonya muda pasti tak kuasa menolaknya " ucap reyhan.

" hei no..." seru reyhan yang melihat nino diam termangu.

" nino ..are you oke "

" bang nino pingin "

plaakk...sebuah pukulan mendarat di kepalanya nino.

Sedangkan di kamar dio berusah keras menerobos pintu baja hanifah.

" Ahh....sakit " terdengar suara hanifah yang tertahan, air matanya menetes dari pelupuk matanya, tangannya mencengkeram kuat punggung dio, nafasnya sedikit tersengal.

Dio menatap wajah hanifah yang ada di bawah kungkungannya, hatinya seperti tak percaya dengan apa yang dia rasakan,

" han ...kamu...."

#####