Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Penyihir
Pagi hari ini adalah waktu yang cukup baik untuk memeriksa hasil pertempuran kemarin saat menghadapi Drag dan Kolonel Britten. Beberapa kotak harta muncul di depanku. Puluhan, bahkan ratusan kaoin emas muncul di hadapanku, selain itu muncul juga beberapa gulungan sihir. Saat aku menyentuhnya, muncul miniatur dari meriam sihir yang langsung masuk kedalam persediaanku.
Meriam sihir merupakan sebuah meriam yang ditembakkan dengan kekuatan sihir dan memiliki kekuatan untuk mengabaikan pertahanan musuh, memberikan kerusakan sihir yang cukup besar. Kami memiliki satu sebelumnya di benteng pertahanan depan, namun rusak saat penyerangan Demon Mantis Legion, sehingga memilikinya sekarang akan sangat membantu kami dalam pertempuran selanjutnya.
“Sudah dengan emas dan perlengkapan pertahanan, aku ingin melihat senjata dan zirah yang kudapatkan,” ucapku dan membuka kotak hadiah yang tersisa.
Sebelumnya, kami berhasil mendapatkan pedang Drag, namun harus kami perbaiki terlebih dahulu, sedangkan untuk zirah Drag sudah hancur menjadi debu karena serangan gabungan kami. Sedangkan dari Kolonel Britten, kami mendapatkan Pedangnya dan serpihan zirah dan perisainya yang dapat kami gunakan ke perlengkapan baru.
Pedang Sihir Kapten Wyvern [SR]
Pedang Khusus Andalusia [R]
Serpihan Zirah Khusus Andalusia [R]
Setelah aku membuka seluruh kotak, terdapat banyak senjata dan zirah yang muncul, walaupun tidak semuanya kuat, tapi aku sangat membutuhkannya.
Bolt Buzzsaw Machine Gun [SR]
Winged Hussar Helmet [SR]
Captain Blake’s Cape [SR]
Camo Cloak [R]
Black Dagger x4 [N]
Valhalla Bow [SR]
Nightingale’s Morning Star [R]
Dan saat terakhir aku membukanya, sinar emas menyilaukan mataku, sebuah sinar sangat terang menyerang dan meredup dengan perlahan, memperlihatkan sebuah zirah berwarna kemerahan, zirah yang menjadi lambang salah satu Kerajaan dan Pangeran Andalusia.
Sunset Commander Battle Armor [SSR]
Zirah khusus untuk Pangeran Kedua Kerajaan Andalusia, yang juga merupakan kakak Verxina, seseorang yang dikenal sebagai Pangeran Angkuh, Arkham Dyna Drachen. Tapi, apa aku peduli ini zirah khusus untuk siapa? Tentu tidak, akan kupakai seluruh benda yang menjadi milikku, kecuali mereka mau membayar untuk ini.
“Yang Mulia!” ucap Ivory dari belakang pintu, kusuruh dia masuk setelah menggedor-gedor pintu dengan keras.
“Ini masih pagi Ivory, kuharap ini kabar bagus,” tanyaku padanya, dia terlihat lebih bingung daripada sebuah katak di dalam toples.
“Tentang Pasukan Bantuan dari Kerajaan,” ucapnya padaku, langsung kututup pintu dan menyuruhnya melanjutkan laporannya.
“Berapa banyak?” tanyaku padanya.
“Tidak ada Yang Mulia!” tunggu, apa yang dia katakan?
“Apa maksudmu tidak ada? Aku tidak salah mendengarnya kan, pernyataanmu sebelumnya itu?” tanyaku balik padanya.
“Seluruh tentara yang berada di setiap Kota terdekat hingga di Ibukota Kerajaan sekarang dimobilisasi secara masal ke titik pertempuran di perbatasan Kerajaan Yang Mulia,” jawabnya padaku.
“Seluruhnya? Kegilaan apa yang dimulai oleh mereka kali ini Tuhan!” ucapku yang menambah pusingnya diriku.
Kerajaan Andalusia sering melakukan peperangan, apalagi dengan Kerajaan sekitar dan nusuhnya yang tentu saja tidak sedikit. Namun, memobilisasi seluruh pasukan Kerajaan, apakah mereka telah kehilangan kewarasannya, siapa yang ingin mereka perangi kali ini?
“Untuk kabar tentara bayaran yang sampai disini bagaimana?” tanyaku padanya.
“Seluruhnya telah diserap ke tentara untuk Northridge Yang Mulia, untuk tentara bayaran dari kota sekitar juga telah banyak yang bergabung dengan kita,” ucapnya sembari memberikan beberapa lembar kertas data.
“Baiklah akan kupikirkan langkah selanjutnya, aku ingin seluruh pertahanan yang kuminta dan seluruh jebakan yang tersedia harus telah selesai sebelum pertempuran selanjutnya terjadi,” ucapku padanya.
“Apa yang kau tunggu, cepat lakukan itu,” ucapku mengusirnya dari kamar ini.
“Baik Yang Mulia!” jawabnya yang langsung keluar dari kamarku.
“Padahal suntikan pasukan Kerajaan akan berdampak besar bagi kami,” ucapku sebelum merebahkan punggungku ke Kasur lagi.
Pasukan Kerajaan adalah tentara yang memiliki pengalaman lebih baik dalam pertempuran daripada pasukan tentara bayaran. Mereka memiliki pengalaman dan pelatihan yang lebih lama. Selain itu, disiplin tinggi dan mental mereka lebih kuat daripada pasukan tentara bayaran. Hal ini membuat mereka pasukan yang lebih superior saat awal dan pertengahan permainan.
Namun, pada akhir permainan, semuanya menjadi kekuatan yang tidak terlalu berarti seperti saat tiga Jenderal utama Raja Iblis mulai bergerak yang bahkan para Pahlawan saja kesulitan menghadapi mereka walaupun dengan perlengkapan yang sangat bagus.
Kucoba mengingat pertempuran apakah yang mengakibatkan mobilisasi pasukan Kerajaan secara masal, namun tetap tidak bisa kuingat, karena tidak ada pertempuran besar selain melawan kelompok separatis di Utara Kerajaan.
Perbatasan Timur yang menjadi batas wilayah dengan Kerajaan Edelweiss juga tidak ada perang disana saat penyerangan Raja Iblis. Begitu juga dengan Perbatasan Barat yang berhadapan langsung dengan Kekaisaran Nacht, walaupun adanya bentrok-bentrok tipis, tidak menimbulkan perang skala besar. Lantas apa yang terjadi disini sekarang?
Apakah mungkin Perang suksesi tahta Kerajaan terjadi sekarang? Bukankah itu terlalu cepat untuk Perang terjadi?
Perang Suksesi Tahta Kerajaan adalah salah satu Event penting di Game Empress Decree. Perang yang dilakukan oleh Pangeran Mahkota dan Pangeran Kedua Kerajaan ini dimulai di pertengahan Game. Perang untuk memperebutkan Tahta walaupun Raja masih dalam keadaan yang Prima.
Pangeran Pertama yang memimpin pasukannya yang adalah Pasukan Khusus Kerajaan Andalusia, pasukan yang memiliki kemampuan hampir setara dengan para Pahlawan melawan Pangeran Kedua dengan Pasukan Bayangan Kerajaan Andalusia yang secara khusus memiliki kemampuan dalam pertempuran secara diam-diam.
Di dalam Game, Putri Verxina dapat memilih salah satu diantara dua faksi dan mengikuti pertempuran yang terjadi. Terdapat juga pilihan untuk tetap Netral dan pilihan untuk tidak mengikuti urusan Kerajaan. Jika hal ini dipilih maka, kemungkinan Pangeran Pertama akan menang adalah 78% sedangkan Pangeran Kedua hanya memiliki 22% kemenangan.
Aku berhasil menamatkan game ini dengan berada di seluruh pilihan, di pihak Netral yang lebih sulit dilakukan, dan berada di pihak Pangeran Pertama yang cukup membantu pertahanan dengan memberikan pasukan tempur tambahan untuk kami, sementara berada di pihak pengeran kedua memberikan opsi lebih panjang untuk merekrut pasukan dari kerajaan lain.
Namun, apa yang mungkin terjadi jika aku tidak memilih pihak manapun, tapi memilih untuk menyelamatkan sang Raja yang aslinya ditawan saat terjadi Perang Saudara?
Memikirkannya saja membuatku terbayang hal-hal yang buruk, tapi aku tidak boleh terbawa dan aku harus menyelesaikan masalah yang ada di hadapanku, bagaimana cara untuk memenangkan Perang melawan Raja Iblis, memakai atau tidak memakai bantuan Kerajaan.
“Ah, sepertinya aku harus kesana lagi, coba saja kalo ada orang kuat untuk jadi Pahlawan di timku. Aku kekurangan penyihir sejati,” ucapku sebelum mengambil sebuah jubah dan berjalan keluar tanpa timku, hanya aku sendirian.
Perjalanan terasa lebih santai, Kota ini tidak terlalu ramai, tapi aku cukup menyukainya disini. Hari ini adalah hari yang cocok untuk berjalan-jalan, terutama jika tidak ada yang mengenalimu disini.
“Yang Mulia, kenapa anda ada disini?” Maria berada dibelakangku, kedua tangannya memegang barang belanja, dia memiringkan kepalanya saat melihatku dengan jubah kamuflase ini.
“Sebenarnya, aku bosa di sana seharian, aku juga ingin berkeliling melihat dan siapa tahu aku menemukan hal baru dan bagus untuk pertahanan kota ini,” jawabku padanya. Dia menyipitkan kedua matanya dan mengangkat kedua bahunya.
“Baiklah kalau begitu, tapi kenapa dengan jubah itu?” tanyanya kembali.
“Ini seharusnya membantuku untuk tetap tersembunyi, tapi sepertinya aku tak bisa tersembunyi darimu Maria,” jawabku sebelum menutup kembali penutup kepalaku.
“Nona Maria!” kami berdua melihat Elano yang berlari menuju arah kami, dia terlihat sedang kebingungan dan panik.
“Elano, ada apa? Sepertinya kau sedang bingung?” tanya Maria,
“Yang Mulia menghilang dari kamarnya pagi ini, Tuan Lukasz juga sedang bingung mencari Yang Mulia,” ucapnya panik, apakah dia tidak melihatku yang ada disini, atau efek ini hanya terjadi ke orang-orang tanpa penglihatan yang super seperti Maria?
“Itu mengerikan, katakan saja ke Tuan Lukasz, aku akan mencari Yang Mulia, katakan saja padanya Yang Mulia bersama denganku,” ucapnya dengan sedikit tersenyum.
“Benarkah? Tidakkah anda mau mencari Yang Mulia bersamaku?” tanya Elano ke Maria, benar-benar melupakanku disampingnya.
“Tidak usah, aku tahu dimana Yang Mulia berada, lagipula kau mengganggu waktu kami bersama,” jawabnya.
“Wah, saya benar-benar meminta maaf nona-nona. Saya pamit terlebih dahulu. Maafkan saya nona,” ucapnya sebelum pergi meninggalkan kami.
“Mungkin hanya dirimu yang dapat menangkalnya Maria,” ucapku padanya.
“Siapa yang mengetahuinya kan Yang Mulia,” balasnya padaku.
“Jadi, mau kemana anda sekarang?” tanya dia padaku.
“Serikat Petualang, kita benar-benar membutuhkan pasukan tambahan untuk pertahanan dan penyerangan selanjutnya,” ucapku benar-benar butuh akan kekuatan tambahan.
Monster yang akan menyerang adalah para Orc dan beberapa persen dari mereka adalah mantan Tentara Andalusia di masa lalu. 1000 Orc ditambah dengan 3 komandan mereka, Orc Champion akan menyerang kami dalam waktu kurang dari dua minggu.
“Yang Mulia, tentang para Orc itu, apakah benar mereka asalnya adalah para pasukan penjelajah Kerajaan pada masa lalu?” tanya Maria padaku.
“Aku tidak mengerti akan hal itu, tapi aku memiliki firasat bahwa mereka dulunya adalah pasukan Kerajaan. Salah satunya adalah Kolonel Britten Von Schaft yang menjadi Orc Champion disana,” ucapku ke Maria.
“Bagaimana jika itu hanya Orc yang memakai perlengkapan mereka, namun bukan mereka Yang Mulia?” tanya Maria, cukup masuk akal, namun aku dapat membantahnya dengan mudah.
“Maria, apa kau tahu tentang kalung identifikasi Dog Tag?” tanyaku padanya sebelum membuka pintu masuk ke Serikat Tentara Bayaran.
“kalung identifikasi tentara kan Yang Mulia? Apakah ada yang aneh dengan itu?” tanyanya padaku.
“Kalung itu, memiliki kemampuan untuk tetap berada di leher pemiliknya saat mereka masih hidup. Satu-satunya alasan kita bisa melihat dan mengambilnya adalah karena pemiliknya telah meninggal.”
“Dan bagian uniknya adalah jika monster mencoba mengambilnya, kalung identifikasi akan meledak menghilangkan bukti keberadaannya,” jelasku pada Maria yang akhirnya mengetahui mengapa aku dan yang lain meyakini bahwa Orc tersebut benar adalah Kolonel Britten.
Kami masuk kedalam, Serikat Tentara Bayaran yang sebelumnya ramai, kini cukup sepi dengan hanya beberapa orang yang berlalu-lalang. Karena ini juga masih jam kerja, memungkinkan suasananya cukup sepi.
Tidak ada banyak orang yang dapat kami rekrut untuk sekarang, rata-rata yang disini juga telah menemukan pekerjaan mereka, sehingga akan sulit untuk kami rekrut.
“Lebih sepi dari yang kuduga Yang Mulia,” ucapnya dengan pelan.
“Memang jam sepi sekarang Maria...” balasku padanya sebelum aku melihat sebuah cahaya ungu bersinar dari tempatku bertemu dengan Alessandro sebelumnya.
Seorang karakter [SR] berada disana, seorang gadis muda, mungkin seumuran dengan kami. Ia mengenakan sebuah gaun penyihir tanpa lengan berwarna hitam ditambah dengan sebuah topi penyihir hitam dengan sabuk kulit di berbagai tempat. Ia juga terlihat dengan kuku tangan berwarna hitam dan segala aksesoris berwarna hitam lainnya. Aku berani bertaruh celana dalamnya berwarna hitam juga.
Aku berjalan dan diikuti oleh Maria dari belakangku, saat kami sampai disana, aku ikut duduk dan memesan tiga minuman untuk kami bertiga.
“Bartender, tiga gelas,” ucapku yang sepertinya direspon olehnya. Aku tahu siapa dia, Michelle, seorang penyihir yang baru saja lulus dari akademi sihir dengan nilai hampir sempurna. Pengguna sihir dengan kekuatan yang bahkan melebihi karakter [SSR], namun memiliki tubuh yang sangat lemah.
“Untukmu temanku,” ucapku ke Maria dan Michelle.
“Ufufu, apakah kita sekarang berteman Yang Mulia?” ucapnya sebelum meneguk minumannya dan batuk disana. Kami menahan tawa sebelum ikut batuk karena minuman ini.
“Maaf saya lemah dengan alkohol, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya pada kami berdua.
“Kami pun lemah dengan alkohol,” ucap Maria mengaku.
“Jadi ada apa anda datang kemari Yang Mulia?” tanyanya padaku dengan melihat kearahku.
