NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

Artha menatap singgasana putih kosong yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Saat ini Artha sedang berada di sebuah aula luas juga terbuka. Bukan tanpa alasan dan tujuan Artha hadir di tempat tersebut, melainkan karena undangan langsung dari maharaja.

“Kamu tau kenapa aku mengundangmu sekarang ARTHAPUTRA?”

Artha diam. Artha tentu tidak bodoh. Maharaja dengan khusus mengundang untuk datang berarti memang ada sesuatu yang sangat penting.

“Sebagai Raja, kamu tentu tau aturan yang sudah di tetapkan bukan?”

Artha masih diam. Pria itu yakin ada hal yang membuat Maharaja marah atas perbuatannya, baik secara sengaja atau tidak.

“Aku tau apa yang kamu alami. Kehilangan yang paling di cintai memang sulit untuk di terima. Tapi aturan tetap aturan. Dan siapapun tidak boleh melanggarnya, termasuk kamu.”

Artha menarik napas panjang dan menghelanya perlahan lewat mulut. Ucapan Maharaja terlalu berbelit.

“Jangan kamu kira aku tidak tau apa yang kamu lakukan Artha.”

Artha terus menatap singgasana putih tanpa tuan itu. Singgasana yang jarang di tempati namun tetap harus di hormati karena tuannya adalah penguasa di langit.

“Mengatur reinkarnasi seseorang seenaknya adalah perbuatan yang tidak bisa di maklumi.”

Artha mendelik. Jika yang di maksud adalah Dewi itu artinya Dewi berada dalam bahaya sekarang.

“Perbuatan kamu sudah membuat rusuh. Banyak iblis yang mengincar gadis itu sekarang.”

“Apa?” Gumam Artha tidak menyangka.

“Karena apa yang kamu lakukan terlalu cepat, jantung gadis itu menjadi incaran hampir semua makhluk di sekitarnya. Jiwanya yang masih sangat murni, juga darahnya yang suci. Semua itu membuat para iblis menginginkannya.”

Sekarang Artha tau kenapa saat itu ada iblis yang mencoba mencelakai Dewi.

“Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?” Artha bertanya lirih. Ketakutan membuat nya tiba tiba bingung.

“Melindungi gadis itu berarti melindungi langit. Aku kasih kamu satu kesempatan. Jika kamu bisa melindungi gadis itu dengan baik, maka aku anggap semuanya impas. Tapi jika sampai kamu tidak bisa melindunginya dari para iblis itu, aku sendiri yang akan memusnahkan kamu.”

Artha tersenyum mendengar apa yang di katakan maharaja. Tanpa diminta pun Artha pasti akan melindunginya. Karena Dewi adalah belahan jiwanya. Dewi adalah separuh hidupnya. Dan Dewi adalah alasan kenapa Artha berdiri di tempat itu sekarang.

*****

“Dewi terus saja dekat dengan Artha. Aku bingung harus melakukan apa lagi untuk bisa memisahkan mereka yah..”

Doni berdecak. Meski kesal karena setiap hari harus mendengar gumaman istrinya tentang Artha dan Dewi, namun Doni tetap bersikap tenang. Doni sendiri paham tentang apa yang sedang di pikirkan oleh istrinya. Ibu mana yang tidak khawatir putrinya dekat dengan makhluk yang tidak dia tau asal usulnya.

“Apa kita...”

“Bu... Dewi akan baik baik saja. Percaya sama ayah..” Sela Doni pelan.

Sita menghela napas kasar. Mungkin sekarang putrinya baik baik saja. Tapi nanti, tidak ada yang bisa menjamin Dewi akan tetap baik baik saja.

“Artha itu bukan manusia yah.. Dia naga. Dia ular. Dia.. Dia siluman.” Lirih Sita.

Doni diam. Pria itu mencoba menjadi pendengar yang baik untuk istrinya berkeluh kesah.

“Aku takut.. Aku takut jika Artha hanya memanfaat Dewi saja yah.. Aku takut jika Dewi akan di bunuh oleh Artha..” Sita mulai menangis. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan ke khawatiran nya terhadap Dewi, putri semata wayangnya.

“Percaya sama ayah.. Artha tidak mungkin seperti itu. Buktinya sejak Dewi kecil Dewi selalu baik baik saja kan? Artha sangat melindungi Dewi.. Walaupun mungkin ayah dan Artha tidak sama. Tapi dari cara Artha melindungi Dewi, sepertinya Artha menyukai Dewi Bu...”

Sita menatap cepat pada suaminya. Wanita itu mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya.

“Apa? Artha? menyukai putri kita?” Tanya Sita dengan suara serak khas orang menangis.

“Enggak yah.. Enggak boleh. Jangan sampai itu terjadi. Dewi harus dengan manusia biasa. Dia harus dengan orang baik baik, orang yang jelas asal usulnya. Artha.. Dia itu siluman yah.. Dia bisa memakan Dewi kapan saja. Siluman tidak ada bedanya dengan hewan buas.”

Doni memijat pelan pangkal hidung nya. Entah harus bagaimana dirinya meyakinkan istrinya bahwa putrinya akan baik baik saja bersama Artha.

“Kita harus tetap mencari cara yah.. Kita harus bisa menjauhkan Dewi dari Artha..” Sita meraih lengan suaminya. Dia menatap penuh permohonan pada Doni yang tidak satu keyakinan dengannya tentang Artha dan Dewi.

“Bu.. Dewi sangat membutuhkan Artha. Dewi sudah biasa dengan Artha yang selalu ada disampingnya dan melindunginya. Apa kamu tega memisahkan mereka? Apa kamu tega melihat putri kita sedih nantinya?” Doni masih berusaha membujuk istrinya agar menyadari kenyataan yang ada.

“Dewi akan mengerti nanti yah.. Ibu yakin Dewi tergantung pada keputusan kita. Anak kita adalah anak yang baik, yang penurut.” Sita tetap bersikukuh.

Doni hanya diam saja. Dia bingung harus bagaimana sekarang. Dewi tidak ingin salah satu dari istri dan anaknya terluka. Memihak pada Sita akan melukai putrinya, begitu juga sebaliknya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengakhiri obrolan mereka tentang Dewi dan Artha. Doni menoleh kearah pintu, sedangkan Sita sibuk mengusap air mata di pipinya. Sita tidak mau orang lain melihat dirinya menangis.

“Kamu...” Doni bangkit dari duduknya. Dia menatap bingung pada Marchel yang tidak biasanya datang ke rumah nya.

“Om, Tante...” Senyum Marchel ramah.

Doni yang penasaran dengan kedatangan Marchel pun langsung melangkah mendekat.

“Ada apa?” Tanya Doni langsung.

“Maaf kalau saya mengganggu om sama Tante. Eum.. Dewinya ada nggak ya om?”

Doni terdiam sesaat. Dia tidak pernah tau kalau Dewi berhubungan sebagai teman dengan Marchel. Tindakannya menitipkan Dewi kemarin hanya karena tau Marchel satu kampus saja dengan Dewi.

Sita yang mendengar Marchel menanyakan tentang Dewi buru buru mendekat.

“Ada.. Dewi ada di kamarnya.” Jawabnya cepat.

Doni mengernyit heran. Dia menatap Sita dengan penuh rasa penasaran.

“Sebentar, biar Tante panggilkan.” Katanya semangat.

“Oh iya Tante...” Angguk Marchel sopan.

Doni hanya diam saja. Dia sudah bisa menebak apa yang di pikirkan istrinya. Dan Doni akan mencoba membicarakan nya nanti.

Sementara itu di kamarnya Dewi sedang rebahan sambil tersenyum bahagia menatap layar laptop dimana photo photonya bersama Artha berada. Dewi merasa sangat bahagia jika memikirkan Artha yang selalu ada untuk nya.

“Nak...”

Mendengar suara lembut Sita, Dewi menoleh. Dia buru buru menutup laptopnya kemudian mendekat pada sang ibu.

“Iya Bu...” Sahut Dewi dengan senyuman. Dia berdiri di depan ibunya di ambang pintu kamar.

“Di bawah ada Marchel. Dia cariin kamu.”

Senyuman Dewi memudar. Gadis itu tidak suka jika Marchel berada di dekatnya.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!