NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Angkuh

Transmigrasi Gadis Angkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Misteri / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Adira_Mutiara

Lisa Anggraeni , seorang gadis yang tengah berjalan dengan sahabatnya setelah dari aktifitas kuliah mengalami kecelakaan saat dia tengah menunggu bus yang ada di sebrang jalan. Dia menoleh dan melihat ada motor melanu cepat membuatnya mendorong Hani. Dan membuatnya menjadi korban kecelakaan. Lisa yang mengalami luka luka sempat di bawa ke rumah sakit. Namun sayang, saat dirinya sedang di operasi, nyawanya tak bisa di selamatkan.
Lisa yang tahu dirinya mengalami kecelakaan sebelumnya mengira dia selamat, dan berada di salah satu rumah sakit.
Tapi saat dia sadar justru, dia sedang di salah satu ruangan kosong gelap dan pengap.
Namun saat dirinya berusaha mencari jalan keluar, dia justru melihat bayangan seseorang dari kaca hias kecil.
"Aaaaaa... Wajah siapa yang ada di mukaku ini!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira_Mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama Makan Malam

suasana malam malam di restoran itu menjadi tegang dan mencekam. semuanya tak menyangka apa yang di dengar mereka sebelum kedatangan Iram dan keluarganya adalah kebohongan dari seorang gadis yang begitu mereka sayangi dan percaya.

tutur katanya yang begitu sedih tapi menguatkan membuat mereka percaya. belum lagi raut wajah dan sorot matanya yang menampakan kesedihan yang mendalam.

Siapa saja pasti akan percaya dan akan menuduh tanpa bertanya lebih dulu. mungkin Jenia mengira jika malam ini dia akan di sanjung kembali.

Huh,

Sayangnya, tidak.

Beberapa mulai curiga dan menatap ragu. dan wanita yang ada di sampingnya sedikit menatap tajam penuh tuntutan akan ucapan yang Jenia katakan sebelumnya.

Jenia yang berdiri langsung pucat pasi, dia sendirian tidak ada yang membelanya kali ini. ingin berbohong takut ada hal lain yang belum dia ketahui. karena semenjak dirinya menumpahkan kuah bakso, Jenia sudah tidak ke rumah kediaman Iram.

"udah, ma. kita kesini kan mau ketemu keluarga. makan bersama," Suara Rubby yang lembut dan tenang membuat amarah Iram dan Sonia mulai mereda.

Suasana sekitar sedikit menenang, ada rasa lega. tapi dari sorot mata Iram, pria itu masih belum menerima akan ucapan Jenia.

"duduklah. kau sudah di sini." ucap Iram yang berjalan menuju mejanya.

Jenia sedikit lega. tapi dia akan memikirkan cara untuk membuat Rubby di permalukan di acara makan malam ini. tapi sepertinya ada sedikit keraguan untuk menjalankan apa yang ada di pikirannya saat ini.

Mungkin dia harus mencari perhatian orang lain dulu untuk menjadi tempat membela dirinya saat Rubby memutar balikkan keadaan.

Beberapa saat kemudian,

Acara makan malam berjalan lancar, tidak ada drama apapun seperti biasanya. semuanya makan dengan tenang, sembari menikmati alunan musik yang menemani acara makan.

Rubby duduk dengan tenang bersama keluarganya, berbeda dengan Jenia yang sedikit terdiam sejak kejadian tadi. beberapa keluarga juga tak mengajak ngobrol Jenia, karena belum tahu kenyataan seperti apa. tapi jika Iram sudah bertindak, itu tandanya. jika Rubby benar, dan sedang dalam pengawasan Iram sendiri.

Jenia memainkan ponselnya untuk menghilangkan kebosanannya. dia menjawab beberapa pesan yang masuk. dimana mereka yang membalas tentang storynya makan malam bersama keluarga Madison.

Mereka semua iri dengan Jenia yang hidupnya di kelilingi orang kaya dan selalu berada di sisinya. Jenia tersenyum senang, dia membalas sedikit sombong tapi dengan cara halus pastinya.

"Jenia aku iri denganmu,"

"Jenia, kamu cantik. kamu pantas menjadi keluarga Madison."

"aku terpesona dengan kecantikan alami kamu Jenia."

"mereka begitu peduli denganmu,"

"andai aku berada di posisimu, aku pasti sangat bahagia."

Jenia terus membuka chat yang menyanjung dirinya, dia senang ada yang memuji dirinya dengan hebat.

Rubby melirik ke arah Jenia yang tersenyum tipis, tapi dia memiliki rencana lain. dia akan membuat Jenia dalam masalah besar. dan pandangan orang lain terhadap Jenia berubah.

Rubby berdiri sambil tersenyum tipis, lalu berkata, "ma, aku ke toilet sebentar, ya ma." Sonia melangkah mendekat dengan niat mengantar, " mama antar, ya."

namun Rubby menatap lembut sambil menggeleng halus, "ngga usah, ma. Aku sudah biasa sendiri. masa ke toilet aja harus di temenin sih,"

"Baiklah, mama tunggu disini,"

Dengan langkah ringan, Rubby keluar dari ruangan, menuju ke arah toilet yang tak jauh dari situ.

Setelah sampai, Rubby masuk dan mengunci pintu. Suasana tenang menyelimuti, hanya suara air mengalir terdengar saat dia mencuci tangan dengan teliti. Setiap gerakan terlihat teratur, bahkan saat mengeringkan tangan dengan handuk kecil, ekspresinya tetap tenang namun penuh percaya diri.

Namun saat Rubby berbalik hendak keluar, matanya langsung bertemu dengan sosok Jenia yang berdiri di depan pintu dengan sikap angkuh. Tatapan Jenia menusuk, bibirnya tersenyum sinis. "Enak sekali kali ini hidupmu," sindir Jenia dengan nada dingin.

Rubby tidak tergoyahkan. Dia mengangkat dagu, menatap balik dengan sorot mata penuh tantangan. "Oh tentu. Kau iri dengan hidupku ini," jawabnya dengan nada sombong, suara yang mengandung makna tersembunyi, sebuah pertarungan diam yang belum selesai di antara keduanya.

"Kau..."

"Kenapa? Emang kenyataannya kan. Kau datang kesini, dan buat nama aku kotor dengan drama kecilmu itu, cih."

Jenia mengepalkan tangannya erat-erat, otot-otot di lengannya menegang seiring kemarahan yang membara di dada. Matanya menyala, menatap tajam ke arah Rubby yang dengan santainya melontarkan kata-kata yang menusuk hati. "Kamu pikir aku terima begitu saja?" pikir Jenia, napasnya memburu, tapi ia mencoba menahan diri agar tidak meledak.

Awalnya, rasa kesalnya merayap pelan saat tahu dia tak diajak makan malam keluarga Madison. Hatinya terluka, merasa diabaikan dan dijauhkan. Namun, dengan langkah mantap, dia datang seorang diri, berusaha mengobarkan api keretakan dengan merayu dan mempengaruhi kerabat Madison yang hadir. Suaranya lirih tapi penuh maksud saat mulai menyisipkan kata-kata yang bisa memecah belah.

Namun, suasana berubah ketika Iram, dengan tatapan tegas dan suara berat, berdiri membela Rubby, anaknya sendiri. Perlindungan seorang ibu itu menguatkan posisi Rubby di tengah ketegangan.

Jenia tak mau kalah. Dengan senyum sinis, ia mengangkat dagu dan membusungkan dada, "Lihat, pakaian gue jauh lebih bagus dan mahal dari lo," ucapnya dengan nada membanggakan, seolah penampilan adalah segalanya.

Rubby membalas dengan tatapan dingin, mengamati Jenia dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Hasil duit dari cowok mana yang buat kamu begini? dan denger dari mana tentang acara hingga sampai kamu bisa begini? Aku ingat ibumu tak pernah royal denganmu," ejeknya, suaranya penuh sindiran yang menusuk hingga ke dasar hati Jenia.

Kepalan tangan Jenia semakin kuat, jari-jarinya hampir memutih. Wajahnya memerah, campuran antara marah dan malu yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Suasana di ruangan itu seketika tegang, seperti medan perang yang siap meledak kapan saja.

Jenia tiba-tiba menyerbu Rubby di dalam toilet restoran yang sepi. Tangannya mencengkeram rambut panjang Rubby dengan kasar, menariknya hingga dress cantik yang dikenakan gadis itu terseret bersamaan. Wajah Jenia memerah, matanya menyala penuh kemarahan. "Bodoh, sakit sialan!" teriaknya, suaranya pecah karena rambutnya tertarik kencang.

Rubby yang sejak awal sudah kesal tak mau tinggal diam. Dengan gerakan cepat, ia membalas dengan mencakar wajah Jenia, goresan-goresan merah mulai muncul di pipi Jenia. Bentrokan antara keduanya semakin brutal, hingga Rubby berhasil mendorong Jenia hingga terjatuh ke lantai dingin.

Napasan mereka terengah-engah, napas panas bercampur amarah memenuhi ruang sempit itu. Rubby menatap dirinya sendiri di cermin, tangannya gemetar sebelum dengan kasar menampar pipinya sendiri, seolah menenangkan kemarahan yang menggelora. Ia kemudian mengarahkan semprotan air dari wastafel ke tubuhnya, membasahi baju dan kulitnya, mencoba membasuh sisa amarah dan kekacauan yang baru saja terjadi.

"Apa yang kau lakukan, hah!"

Tak lama Rubby menjatuhkan dirinya, dia menatap Jenia dengan senyum liciknya. Karena permainan ini selalu Jenia lakukan dan membuat dirinya menjadi di benci oleh keluarganya sendiri. Tak lama pintu toilet terbuka, Suara Sonia menggema dari ambang pintu saat melihat keadaan putrinya yang dari kata rapih.

"Sayang, apa yang terjadi? Kenapa baju kamu basah?,"

1
Gedang Raja
balas dengan cara lebih Badas Dan bar bar lagi Ruby tapi tetap bagus dengan elegan biar kapok, untuk author nya semangat untuk terus berkarya lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe 💪💪💪👍👍👍🤭
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
riani
ini ngak bakal gantung kan ceritanya, jadi up dong kak
Nur Ani
up LG dong ka
Nur Ani
cerita bagus suka bngettt alurnya
Nur Ani
d tunggu kelanjutannya
Daina :)
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
khun :3
Thor, update dong! penasaran banget nih 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!