NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AVENGERS Rising

"Pemirsa, kami baru saja menerima laporan mengejutkan dari pusat kota. Sebuah rumah sakit ternama diguncang ledakan dahsyat sekitar pukul 01:00 malam waktu setempat. Ledakan ini terdengar hingga radius beberapa kilometer dan menyebabkan kepanikan warga sekitar."

"Tragedi besar ini, menimpa kota ini. Seluruh orang yang berada di dalam Dream Hospital dipastikan tidak tertolong. Tim penyelamat telah mengonfirmasi bahwa tidak ada satu pun korban selamat dari dalam bangunan yang luluh lantak akibat ledakan dahsyat malam ini."

Reporter berhenti sejenak, wajahnya tegang, lalu melanjutkan dengan suara bergetar, "Namun yang lebuh mengejutkan, hasil investigasi awal menunjukkan bahwa Dream Hospital bukan hanya rumah sakit biasa. Di balik dinding putih yang selama ini kita kenal sebagi pusat pengobatan, ternyata tersimpan rahasia kelam. Polisi menemukan jejak laboratorium tersembunyi berisi bahan-bahan kimia berbahaya serta indikasi kuat adanya produksi barang terlarang dalam skala besar. Dengan kata lain, tempat ini di duga menjadi pusat pembuatan obat-obatan haram yang selama ini beredar di pasar gelap."

Layar televisi menampilkan rekaman drone: runtuhan bangunan terbakar, beberapa bagian meledak kecil lagi kerena reaksi kimia yang belum padam. Api menjilat langit malam, sementara sirene terus meraung, menambah suasana horor di lokasi.

"Warga sekitar mengaku terkejut, tidak pernah menyangka rumah sakit ternama yang dipercaya masyarakat ternyata menyimpan rahasia mematikan. Kepolisian belum merilis pertanyaan resmi mengenai siapa dalam di balik semua ini, namun investigasi besar-besaran akan dilakukan."

Narator berita menutup dengan nada muram. "Dream Hospital–tempat yang seharusnya memberi harapan, kini tinggal puing-puing penuh rahasia kelam."

Layar televisi terus menayangkan rekaman investigasi.

Kamera menyorot sebuah gudang gelap yang penuh dengan rak-rak beri berkarat. Di atasnya, tersusun rapi paket-peket kecil berisi bubuk putih yang diduga kuat adalah sabu. Kotak-kotak besar bertuliskan kode ekspor menumpuk hingga hampir menyentuh atap gudang. Beberapa di antaranya sudah disiapkan dalam kontainer, siap di kirim ke luar negeri.

Sorot kamera kemudian bergeser, memperlihatkan mesin-mesin kimia berukuran besar, tabung-tabung kaca berisi cairan berwarna aneh, serta botol-botol kecil yang disusun dalam kardus. Lebelnya ditutup rapi, seakan berusaha menyembunyikan isi sebenarnya. Namun, catatan investigasi yang dibacakan reporter dengan jelas menyebut: obat-obatan berbahaya, diproduksi secara ilegal dengan jumlah masif.

Layar semakin mencengkam ketika tumpukan uang tunai terlihat berserakan di atas meja panjang. Dollar, rupiah, hingga euro menumpuk tanpa henti, menandakan betapa besar bisnis gelap dijalankan. Jumlahnya bukan lagi ratusan juta, melainkan milyaran, bahkan triliunan.

Suara reporter menegas, "Dan kini, identitas di balik semua ini akhirnya terkuak. Dalang besar dari jaringan internasional ini adalah seorang tokoh medis terkemuka–Dokter Andre Kurniawan."

Nama itu membuat keheningan mencekam. Sosok yang selama ini dipandang sebagai penyelamat, ternyata justru menjadi peracik neraka bagi banyak nyawa.

Namun tiba-tiba, siaran itu terganggu.

Layar bergetar, gambarnya berganti dengan cepat. Suara statis memenuhi ruangan. Beberapa detik kemudian, tampak sebuah vidio yang jelas bukan milik stasiun televisi–vidio yang sengaja disusupkan.

Vidio itu adalah rekaman yang sebelumnya berhasil didapatkan Xander. Rekaman gelap, diambil diam-diam, memperlihatkan aktivitas ilegal para dokter dan staf Andre di dalam laboratorium rahasia. Tangan-tangan mereka sibuk mencampurkan cairan, menimbang serbuk putih, hingga memasukkan paket-paket ke dalam kotak pengiriman. Ada pula momen ketika Andre sendiri terlihat memberi arahan dengan wajah dingin, tanpa menyadari kamera tersembunyi merekam semuanya.

Kemudian, layar berganti lagi.

Seorang pria bertopeng hitam muncul, berdiri di depan latar belakang kosong yang hanya diterangi cahaya redup. Suaranya dalam dan bergetar, menggema seakan datang dari segala arah.

"Kebenara... akhirnya terungkap."

Pria bertopeng itu menatap kemera untuk terakhir kalinya. Sorot matanya dingin, seolah menusuk siapa saja yang melihatnya melalui layar televisi di seluruh negeri.

Tanpa sepatah kata lagi, ia berbalik perlahan. Mantelnya berayun mengikuti langkah, menimbulkan kesan misterius. Bayangannya memanjang di dinding redup, lalu perlahan menghilang begitu pintu di belakangnya terbuka dan menelan sosok itu dalam kegelapan.

Layar televisi bergetar sekali lagi. Tiba-tiba muncul sebuah tulisan besar dengan warnah merah menyala, diiringi dentuman suara berat seperti gema.

AVENGERS

Tulisan ini memenuhi layar, membuat setiap orang yang menonton terpaku. Kata itu seakan menjadi cap, tanda, sekaligus peringatan. Dunia kini tahu: ada sosok atau kelompok baru yang berani menantang kejahatan tersembunyi, dan mereka tidak segan menunjukkan diri.

Di ruang-ruang rumah warga, kafe hingga ruang kantor, semua orang terdiam. Jantung mereka berdegup lebih cepat, rasa takut bercampur dengan penasaran. Siapa mereka sebenarnya? Apa tujuan mereka?

Namun satu hal pasti–sebuah babak baru telah di mulai. Bayangan yang selama ini tersembunyi di balik gedung-gedung megah kini terbongkar, dan nama AVENGERS menjadi gema pertama dari perang yang lebih besar.

•●•.

Di sebuah warung kopi pinggir jalan, para pelanggan terdiam menatap televisi yang tergantung di sudut ruangan. Asap rokok yang semula mengepul kini terasa pekat, bercampur dengan ketegangan.

"Avangers? Maksudnya apa itu?" tanya seorang pria paruh baya dengan suara bergetar.

Seorang pemuda di sebelahnya menggenggam erat ponselnya, buru-buru merekam layar televisi. "Gila... ini bukan berita biasa. Mereka kayak-kayak kelompok rahasia yang bongkar semua kebusukan."

"Avengers... artinya pembalas dendam. Apa dia akan balas dendam untuk orang-orang kaum rendah seperti kita?" suara seseorang bapak tua di warung kopi itu bergetar, matanya tak lepas dari layar televisi.

Seisi ruangan mendadak hening. Pertanyaan itu seperti menampar kesadaran semua orang. Seorang ibu muda yang memeluk bayinya menunduk, lalu berbisik pelan, "Kalau benar begitu... berarti masih ada yang peduli sama kita."

Pemuda yang tadi merekam vidio itu mendadak tersenyum samar. "Kalau mereka beneran ada, gue akan dukung. Selama ini kita cuman bisa diam libat orang kuat berbuat semaunya. Kalau sekarang ada yang berani lawan mereka... itu harapan."

Bisik-bisik menyebar, suara lirih tapi penuh harapan. Namun Avengers menjadi bahan obrolan di sudut-sudut kota–di angkutan umum, di pasar, bahkan di jalanan gelap yang biasanya tak peduli berita.

Bagi sebagian orang, itu hanya kabar mengejutkan. Tapi bagi mereka yang merasa tertindas, kata itu jadi simbol baru–sebuah bayangan misterius yang mungkin bisa mengubah hidup mereka.

Bisik-bisik serupa merebak di seluruh kota. Di rumah-rumah, para ibu menarik anak-anaknya menjauh dari layar, khawatir. Anak-anak muda justru terpakau, merekam, dan langsung membagikan vidio itu ke media sosial. Dalam hitungan menit tegar

#DREAMHOSPITAL #ANDREKURNIAWAN dan #AVENGERS sudah memuncaki trending di jagat raya.

•○•

Di ruang rapat sebuah gedung pemerintah, suasana tidak kalah tegang. Beberapa pejabat tinggi berdiskusi dengan suara meninggi.

"Kalau rekaman ini benar, berarti selama ini ita kecolongan besar!" bentak salah satu menteri.

Seorang jendral polisi menepuk meja, wajahnya merah padam. "Andre Kurniawan di tokoh berpengaruh, punya banyak koneksi. Kalua dia benar dalangnya, ini bisa jadi skandal nasional. Tapi yang lebih berbahaya–siapa sebenarnya kelompok bertopeng itu?"

Semua terdiam. Lalu seorang staf muda berbisik pelan, "Mereka menyebut diri mereke Avengers.

Kata itu bergema di ruangan, membawa rasa was-was sekaligus ancaman yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!