NovelToon NovelToon
Pembalasan Mafia Kejam

Pembalasan Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lovleyta

Raffaele Matthew, seorang Mafia yang memiliki dendam pada Dario Alexander, pria yang ia lihat telah membunuh sang ayah. Dengan bantuan ayah angkatnya, ia akhirnya bisa membalas dendamnya. Menghancurkan keluarga Alexander, dengan cara membunuh pria tersebut dan istrinya. Ia juga membawa pergi putri mereka untuk dijadikan pelampiasan balas dendamnya.
Valeria Irene Alexander, harus merasakan kekejaman seorang Raffaele. Dia selalu mendapatkan kekerasan dari pria tersebut. Dan harus melayani pria itu setiap dia menginginkannya. Sampai pada akhirnya ia bisa kabur, dan tanpa sadar telah membawa benih pria kejam itu.
Lalu apakah yang akan dilakukan Valeria ketika mengetahui dirinya tengah berbadan dua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovleyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Siapa Dia Sebenarnya

Raffaele berdiri dengan para anak buahnya, memandangi para polisi yang bergerak berpindah-pindah tempat di setiap ruangan Mansion. Dia tampak tenang sekali.

"Maaf tuan Raffaele, apa saya boleh bertanya?" Seorang jurnalis mendekat. Dia bernama Eliza.

"Silakan." Jawab Raffaele singkat.

"Sebelumnya, saat penggeledahan terjadi tuan Raffaele tidak berada di Mansion ini. Lalu, kenapa tiba-tiba tuan sudah berada di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin Anda sembunyikan? Atau mungkin lenyapkan?" Pertanyaan dari Eliza ini cukup berani. Jurnalis ini membuat Raffaele tersenyum sinis.

"Apa Anda pikir, para anak buah saya ini akan diam saja dan tidak melaporkannya ke saya?" Balas Raffaele.

"Dan yang kamu katakan tadi. Saya menyembunyikan sesuatu? Menyembunyikan apa? Sampai saat ini saja para polisi ini tidak ada yang menemukan hal yang bisa dicurigai." Lanjut Raffaele.

Eliza terdiam. Ia belum bisa menyangkalnya. Karena memang belum ada hasil dari penyelidikan. Tapi anehnya, ia merasakan keanehan di sini. Ia mencurigai pria yang terkenal sebagai seorang CEO ini.

"Tuan kami sudah mengecek di semua ruangan. Tidak ada apapun yang menjadi kecurangan kita tuan. Hanya saja..." Ucap salah satu anggota polisi itu menggantung.

Riccardo mengernyitkan kening. "Hanya saja apa?"

"Hanya saja ada satu ruangan yang belum kami periksa. Karena pintunya terkunci." Balasnya.

Riccardo menghampiri Raffaele. Sedangkan pria yang dihampiri itu sudah tahu arah apa yang akan dilakukan oleh pria polisi ini.

"Ruangan itu kamar saya. Dan itu sangat privasi bagi saya." Ujar Raffaele.

Kecurigaan pun kembali muncul. Eliza kali ini yang berbicara bukan lagi Riccardo. Padahal, pria tersebut sudah akan membuka mulutnya, tapi kalah cepat dengan suara Eliza.

"Jika dalam keadaan penyelidikan seperti ini. Tidak ada lagi ruangan privasi tuan Raffaele. Semua harus diperiksa." Ujar perempuan itu.

Dari tadi, rupanya jurnalis ini cukup berani nyalinya. Sepertinya, perempuan ini ingin bermain-main dengan seseorang Raffaele. Ingin merasakan bagaimana kejamnya seorang Raffaele.

Dengan wajah datar dan dinginnya, akhirnya Raffaele memperbolehkan mereka melihat isi kamarnya.

"Baiklah saya akan buka pintu kamar saya. Tapi jangan terkejut jika kalian melihat tempat privasi saya itu." Kata Raffaele.

Tepat di depan pintu kamar yang baru saja Raffaele buka kuncinya. Mereka semua menunggu. Ketika Raffaele sudah membukanya, dan memperlihatkan isi kamarnya kepada polisi dan jurnalis perempuan tadi. Semuanya langsung masuk ke dalam.

Namun, ketika akan melakukan pengecekan. Mereka dibuat berhenti saat seorang wanita baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian lengkap.

Valeria terkejut juga. Melihat para polisi dan satu orang perempuan tengah menatapnya. Dari belakang mereka, Raffaele muncul. Pria itu berjalan menghampiri Valeria. Dan merangkul pinggangnya mesra. Valeria saja heran dengan tingkah Raffaele ini. Tapi ia tak jadi heran, sebab pria tersebut pasti melakukan itu karena di depan polisi saja.

"Ini kekasih saya. Maaf karena telah membuat kalian terkejut. Bukankah saya tadi sudah bilang jika ini ruangan privasi saya? Tapi kalian tetap menginginkan untuk mengeceknya juga. Jadi, silakan lakukan pengecekannya." Ucap Raffaele.

Tanpa menunggu lagi. Riccardo meminta anggotanya untuk segera bertindak. Valeria memperhatikan pergerakan itu didalam rengkuhan Raffaele. Lalu pandangannya bertemu dengan Eliza. Perempuan satu-satunya yang ada dirombongan para polisi.

"Ada apa nona ini melihat ke arah kekasih saya?" Raffaele kembali bersuara. Ia tak suka saat tatapan jurnalis itu melihat Valeria.

"Bukan apa-apa. Hanya melihat luka di lengannya saja." Jawab Eliza, dan dengan cepat Valeria menutupi bekas cambukan dari Raffaele beberapa hari yang lalu itu.

"Anda benar-benar kekasihnya tuan Raffaele?" Tanya Eliza.

"Tidak perlu takut. Ada kami di sini." Lanjutnya.

Rahang Raffaele mulai mengeras. Ia merasakan emosinya meningkat. Dengan berani dan kurang ajarnya jurnalis ini berbicara seperti itu. Perempuan itu benar-benar menantangnya.

"Jaga ucapan Anda nona!" Bentak Raffaele.

Riccardo yang mendengarnya lantas mendekat ke sana. Ia bingung dengan apa yang terjadi. Sampai Raffaele berteriak seperti tadi.

"Ada apa ini tuan? Kenapa tuan marah?" Ujar Riccardo.

"Tolong suruh jurnalis ini untuk menjaga mulutnya. Dia sudah sangat keterlaluan dengan menuduh jika orang di samping saya ini bukanlah kekasih saya." Balas Raffaele dengan nada yang masih marah.

"Saya bukan asal berbicara tuan. Saya bertanya seperti itu sebab mencurigai luka pada tubuh wanita ini." Sahut Eliza.

Arah pandang Riccardo jadi ikut melihat pada lengan wanita di samping Raffaele. Memang ada beberapa luka memanjang. Dan seperti bekas luka cambukan.

"Ini bekas luka aku terjatuh beberapa hari yang lalu. Bukan karena dia." Valeria memberikan respon.

Tanpa diminta, ternyata Valeria memberikan jawaban yang membela Raffaele. Pria itu bahkan tidak percaya jika wanita ini melakukannya. Segitu inginnya wanita tersebut menemui makam kedua orang tuanya.

"Dengar kalian. Kekasih saya ini sudah menjawabnya, ini luka karena dia jatuh." Jawab Raffaele.

"Tapi itu seperti bukan luka jatuh. Itu seperti luka cambukan."

"Nona, Anda tidak perlu takut. Katakan yang sejujurnya." Masih saja Eliza mendesaknya.

"Anda ini sepertinya tidak percayaan sekali orangnya. Kekasih saya sudah memberikan jawaban, dan seakan-akan Anda ini menuduh saya yang melakukan kekerasan pada kekasih saya ini." Ujar Raffaele.

"Ya karena ini memang janggal! Jadi tuan..." Ucapan Eliza terhenti, saat anggota polisi menghampiri mereka dan melaporkan tidak ada apapun di kamar ini.

Riccardo memberikan isyarat gerakan dari kepalanya pada Eliza. Untuk menghentikan semuanya. Sesuai perjanjian mereka di awal tadi. Jika tidak menemukan apapun. Maka mereka harus segera pergi dan tidak mencurigai Raffaele lagi.

"Sudah cukup nona Eliza. Di sini tidak ada apapun yang kita curigai. Kita harus pergi dari tempat ini. Dan jika nona ini tidak mengakui apa yang Anda katakan tadi. Mungkin memang itu benar adanya. Jangan ikut mengurusi hubungan orang lain." Ujar Riccardo.

...****...

Mereka saat ini sedang dalam perjalanan ke sebuah tempat. Di mana semua obat-obatan terlarang dan senjata di sembunyikan.

Ya. Semuanya sudah dipersiapkan oleh Raffaele. Ia tidak pernah menyimpan semua barang-barang itu di Mansion. Melainkan di sebuah markas lain, di dekat pelabuhan.

"Aku suka kamu jadi penurut seperti tadi." Kata Raffaele, di sampingnya Valeria hanya diam memandang luar jendela mobil.

"Aku melakukannya demi bisa mendapatkan keberadaan makam kedua orang tuaku." Jawab Valeria, ia sudah terlihat tidak mempunyai semangat hidup lagi.

Raffaele tersenyum tipis, dan senyumnya itu penuh makna. Makna yang hanya diketahui oleh si pemilik senyum itu.

"Cepat lakukan transaksinya jangan sampai ketahuan lain seperti kemarin!" Perintah Raffaele.

Valeria diam memandang pria di depan sana. Yang saat ini tengah menyuruh para bawahannya untuk menyiapkan beberapa kotak yang entah apa itu isinya.

"Tuan ini semua akan di kirim ke Tuan Lorenzo? Atau ada tujuan lain juga?" Tanya salah satu anak buahnya.

"Serahkan semuanya ke Lorenzo. Dia yang akan mengedarkan selanjutnya." Jawab Raffaele.

Tunggu!

Kedua mata Valeria membola. Ia baru menyadari jika saat ini, di depannya terjadi sebuah transaksi ilegal. Semua itu obat-obatan terlarang. Sebenarnya, siapa pria itu?

Dor!

1
Putri Sahara
lanjut thor
partini
kalau sampai bisa kabur dan bibi membantu nya ,wah bisa di eksekusi kamu bisa
Mia Camelia
lanjut thor😁
Risnanyabudi
aku rasa Raffaele itu hnya dimanfaatkan oleh Daddy angkat nya papinya mungkin dibunuh sama Daddy angkat Raffaele 🙄klo kebenaranya terungkap pasti bakal nyesel tu raffaele
TRI FAA
lanjut thorr
partini
setalah kabur semoga Rafael stres karena sudah ada rasa di hati nya biar nyesek orang ko jaharaaa sekali
Raquel Leal Sánchez
Wahhh!!
lord ivan
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Dear_Dream
Jalan ceritanya bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!