Kembalinya Cinta Pertama

Kedua tangan Nada terkepal dengan kuat. Setelah berbalas pesan dengan Alika. Ingin rasanya Nada menghajar wajah wanita itu. Bukan hanya si wanitanya, Tapi ingin sekali Nada menghajar Xavier habis-habisan.

Sejak awal Xavier memang pria yang baik. Pria itu juga sering melakukan perhatian kecil meski selama berumah tangga Nada dan Xavier tidak pernah melakukan hubungan layaknya suami dan istri.

Jika di bilang Nada punya rasa cinta atau tidak. Jelas jawabannya adalah Iya. Seorang wanita memang sangat gampang untuk jatuh cinta, Tapi masih beruntung rasa cinta itu belum begitu besar. Sehingga saat dirinya di sakiti seperti ini rasa sakit yang Nada rasakan tidak terlalu parah.

Ya, Meskipun tak dapat di pungkiri, Dalam sudut hatinya merasa nyeri sekali. Sang suami enggan menyentuhnya sebagai istri. Padahal sudah satu tahun lebih, Dan sekarang lihat? Xavier justru kembali kepada cinta pertamanya.

"Bahkan dia tidak punya malu.. Padahal apa yang di lakukannya adalah zina.. Ck.." Nada memang mencintai Xavier, Tapi wanita itu tak mau menjatuhkan harga dirinya. Untuk apa bertahan dengan pria yang seperti itu. Lelaki seperti Xavier memang cocoknya di buang di tempat sampah. Biarkan si Alika yang memungutnya.

"Sekarang kau bisa bangga dengan semua itu.. Tapi lihat saja, Aku tidak mau memelihara model seorang pelakor seperti dia.." Nada tersenyum penuh arti. Adik dari Nalendra itu segera menghubungi seseorang.

"Halo..

"Halo Kak Han..

"Ada apa?

"Aku mau minta tolong dong..

"Yee.. Giliran gini minta tolong.. Mau minta tolong apa?

"Aku ingin mengajukan perceraian..

"What?? Are you serious

"Aku serius..

"Tapi kenapa?

"Aku akan cerita nanti..

"Om Al dan Tante Alea tahu tentang ini..

"Mereka belum tahu.. Tapi aku akan memberitahu semuanya.." Nada memang belum memberitahu seluruh keluarganya tentang ini. Tapi bukan berarti Nada akan diam saja. Dia tidak ingin pernikahan ini terus berlanjut. Nada juga akan membalas Alika. Wanita itu tidak tahu saja siapa direktur tempatnya bekerja. Kita lihat seperti apa reaksinya nanti.

"Baiklah.. Aku akan urus semuanya..

"Hm, Terimakasih Kak.. Dan aku mohon jangan kasih tahu siapapun..

"Baiklah adikku sayang..

Nada memutuskan panggilannya. Wanita itu menghela nafas panjang. Ada rasa lega juga dalam hatinya.

Nada keluar dari kamarnya. Begitu dia sampai di lantai dasar, Nada melihat Xavier yang baru saja pulang. Nada hanya menatap datar pria itu tanpa punya niat ingin bertegur sapa.

Nada sudah memantapkan hati tak ingin peduli lagi dengan pria itu. Memang Xavier adalah suaminya, Tapi jika suaminya seperti itu apa harus Nada menghormatinya? Nada tidak ingin mengabdikan dirinya pada orang yang salah.

Nada ingin punya suami yang seperti Daddy dan kakaknya. Tapi Xavier?

Xavier terdiam melihat Nada yang seolah berbeda hari ini. Biasanya Nada akan menyambut kedatangannya dengan senyum. Tapi sekarang wanita itu abai saja..

"Ah, Sudahlah.. Mungkin dia sedang lelah saja.. " Xavier akhirnya pergi ke kamarnya. Pria itu memilih untuk tidur karena merasa lelah.

****

Nada masuk ke dalam kamarnya. Baru satu langkah, Telinganya mendengar suara dering ponsel. Bukan miliknya melainkan milik Xavier.

Nada mendekat, Ia tahu siapa yang telah menghubungi suaminya ini. Wanita itu tersenyum sinis lalu mengangkat benda pipih itu.

"Halo Xavier.. Sayang, Apakah kau sudah sampai? Aku sangat khawatir padamu.. " Nada hanya mendengarkan tanpa ada niat untuk bicara.

"Halo Xavier sayang.. Kenapa...

Tuuuuuutt...

Nada mematikan ponsel milik sang suami. Saking enaknya tidur, Xavier sampai tidak sadar kalau ponselnya sejak tadi berdering berulang kali.

"Sepertinya kau sangat lelah mas.. Sampai wanita itu menelfon berulang kali kau tidak bangun.." Nada tatap wajah polos Xavier. Selama setahun ini, Mereka tinggal satu atap. Satu kamar Bahkan satu ranjang.. Tapi selama itu Xavier tak pernah menyentuhnya. Terkadang pria itu tidur di ruangan kerjanya meninggalkan Nada seorang diri.

"Jangan salahkan aku Mas, Kalau aku abai akan tugasku sebagai seorang istri. Semua itu karena ulahmu sendiri.. " Seperginya Nada, Xavier mulai menggeliat. Perlahan mata itu terbuka. Tujuan utamanya sekarang adalah ponselnya. Meski masih mengantuk Xavier tetap memeriksa barang kali ada panggilan dan pesan dari Alika.

.

.

.

"Tadi aku menelfonmu.. Tapi kau tidak bicara sama sekali.." Kata Alika dengan nada semanja mungkin..

"Aku tidur, Aku lelah sekali..

"Tapi perasaan tadi kamu angkat kok.. Tapi cuma kamunya gak ngomong sama sekali.. "

"Apa? Tadi aku mengangkatnya?

"Iya sayang...

Xavier terdiam sejenak. Pria itu berpikir siapa yang mengangkatnya? Apakah Nada? Tapi setahunya Nada bukan wanita yang lancang.

"Mungkin memang aku mengangkatnya tadi.. Hanya saja aku tidak sadar..

"Oh begitu ya...Sayang.. Tadi aku lihat ada tas branded pengeluaran terbaru.. Bolehkan aku beli.."

"Beli saja, Biar aku yang bayar..

Diam-diam Nada mendengar percakapan suaminya dengan Alika. Dengan langkah berani Nada menghampiri sang suami.

"Mas.." Xavier terkejut melihat Nada yang tiba-tiba saja datang. Telfon masih tersambung.

"Na.. Nada..

"Mas..Kenapa kamu masih disini? Ini udah malam loh.. Gak baik malam-malam berada di luar.." Nada mengusap lembut lengan Xavier.

"Mas.. Dingin-dingin seperti ini lebih enak kalau kita melakukan yang hangat-hangat.." Ucap Nada dengan lemah lembut.

"Aku akan hubungimu lagi nanti.. " Usai mengatakan itu, Xavier langsung mematikan panggilannya.

Wajah Xavier mendadak menjadi memerah karena kesal. Pria itu mencengkram pergelangan tangan Nada dengan erat.

"Kamu apa-apaan sih mas.. sakit tahu!" Nada menghempaskan tangan Xavier dengan kasar membuat pria itu terkejut.

"Kamu itu bisa gak sih!! Bicara yang sopan? Aku lagi ada telfon sama seseorang! Dan kamu..

"Kamu apa mas? Emang aku gak boleh ya bicara seperti itu?

"Tapi tetap saja itu tidak sopan!

"Gak sopannya dari mana? Gak perlu aku bersikap sopan sama orang seperti kalian! Kamu jaga hati ja-llang itu tapi kamu sakiti hati aku.. Hebat kamu ya? Dasar pria sampah! Breng-sek!!.

Deg!

Xavier membeku mendengar umpatan sang istri. Dalam benak Xavier, Apa Nada sudah tahu? Tapi sejak kapan?

"Kenapa mas? Kaget kalau aku sudah tahu tentang hubunganmu dengan wanita itu? " Xavier menghela nafas panjang lalu menetralkan ekspresinya.

"Syukurlah kalau kamu sudah tahu tentang hubunganku dengan Alika. Karena memang dari awal, Aku tidak pernah mencintaimu.. Aku hanya mencintai Alika. Dia adalah cinta pertamaku.." Kedua tangan Nada terkepal kuat. Hatinya sakit mendengar pengakuan itu.

"Jadi ini alasan kamu gak mau nyentuh aku selama pernikahan kita?" Xavier diam tak lagi menjawab. Nada menarik nafas dalam-dalam..

"Diammu aku anggap jawaban iya mas.. Dan seperti nya keputusan ku untuk cerai dari kamu sudah bulat.." Mata Xavier terbelalak. Apa katanya tadi? cerai?

Tanpa mengatakan apapun lagi, Nada berbalik badan. Wanita itu meraih sesuatu di dalam lemarinya lalu melempar barang tersebut tepat mengenai wajah Xavier.

" Ini! Aku kembalikan kalung yang pernah kamu kasih ke aku.. Aku gak nyangka ya.. Kamu memberikan kalung yang harganya tak seberapa ini ke aku tapi justru membelikan kalung berlian yang harganya selangit buat wanita mura-han itu!

"Jaga mulutmu, Nada! Alika bukan wanita seperti itu!" Bentak Xavier tidak terima sang kekasih di sebut wanita mura-han. Nada terkekeh geli..

"Terserah! Yang pasti kita akan cerai! Dasar pengkhianat!!

.

.

.

TBC