[UPDATE 2–3 CHP PERHARI]
Liu Xian, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil dirawat oleh Liu Long, pemimpin Sekte Naga Langit. Meski tidak memiliki bakat dalam kultivasi, Liu Xian menyimpan mimpi besar: menjadi seorang kultivator yang mampu membawa kedamaian bagi dunia.
Namun, kenyataan berkata lain. Semua orang percaya bahwa Liu Xian hanyalah pemuda biasa tanpa masa depan. Hingga suatu hari, ketika sedang menjalankan sebuah tugas sederhana di hutan, ia tanpa sengaja menemukan sebuah kristal misterius yang tiba-tiba menyatu dengan tubuhnya.
Apa sebenarnya benda itu? Dan jalan seperti apa yang akan terbentang bagi Liu Xian setelah pertemuan takdir tersebut?
Ikuti perjalanan Liu Xian menapaki jalannya menuju puncak kekuasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24: Pertarungan Kultivator Bertopeng
BAB 24: Pertarungan Kultivator Bertopeng
Setelah meninggalkan sekte Teratai Salju, Liu Xian terus terbang selama berhari-hari dengan kecepatan yang luar biasa, hingga membuat orang-orang yang melihat lesatan Energi biru-putih itu berpikir bahwa itu adalah bintang jatuh.
"Terbang dengan kecepatan tinggi memang jauh lebih efektif daripada berlari," gumam Liu Xian.
Setelah berlatih dengan Liu Yuan dan Qing Long, Liu Xian akhirnya paham bagaimana caranya terbang tanpa banyak menguras energi. Selama ini, ia hanya mengetahui bahwa untuk bisa melayang di langit, setidaknya seseorang harus mencapai tahap Nascent Soul terlebih dahulu.
Namun setelah diajari oleh Qing Long dan Liu Yuan, kini dirinya bisa terbang bebas ke mana saja tanpa takut kehabisan energi.
"Sebaiknya aku berhenti dan mengisi tenaga terlebih dulu," ucap Liu Xian sambil memegang perutnya yang mulai terasa lapar.
Liu Xian kemudian turun di sebuah bukit yang cukup tinggi. Di puncak bukit itu, ia duduk dan mengeluarkan perbekalannya dari cincin ruang, lalu memakannya dengan lahap.
Beberapa menit kemudian, setelah Liu Xian selesai makan, tiba-tiba dua ekor burung elang raksasa terbang melintas dan berputar-putar di atasnya, seolah tengah mengawasi keadaan di sekitar bukit tempat Liu Xian beristirahat.
"Kedua burung elang ini terlihat sangat mencurigakan," gumam Liu Xian.
"Tuan, izinkan aku menyelidikinya," ucap Qing Long dari dalam dunia jiwa.
"Baiklah, itu ide yang bagus. Lagipula saat ini aku masih ingin beristirahat," jawab Liu Xian.
"Terima kasih, tuan!" jawab Qing Long.
Cahaya biru melesat keluar dari tubuh Liu Xian dan langsung terbang mendekati dua burung elang yang sedang berputar di langit.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Qing Long sinis.
Kedua elang itu bergidik ketakutan saat merasakan aura mengerikan dari pria yang berdiri di hadapan mereka. Mereka langsung berhenti berputar dan menundukkan kepala sedikit kepada Qing Long.
"Yang mulia penguasa kaum hewan, maaf jika kedatangan kami mengusik anda. Kami hanya ingin singgah dan mencari makan di sini," jawab salah satu elang.
Tidak ada satu pun hewan yang tidak mengetahui siapa itu Naga Azure. Meskipun ia dalam wujud manusia atau bentuk lain, mereka tetap bisa merasakan aura khas penguasa kaum hewan. Dan bagi semua jenis hewan, tunduk di hadapan sang penguasa adalah kewajiban mutlak.
Kaum hewan, atau bangsa hewan, baik itu hewan biasa, hewan buas, bahkan Beast Spirit sekalipun, memiliki empat penguasa, yaitu Harimau Putih sang penguasa daratan, Qilin sang penguasa sihir para hewan, Phoenix sang penguasa udara, dan terakhir Naga Azure, sang penguasa dunia hewan. Bahkan ketiga penguasa lainnya pun akan tetap tunduk di hadapan sang penguasa Naga Azure.
Naga Azure, sang penguasa dunia hewan, keberadaannya setara dengan penguasa dunia manusia maupun penguasa para dewa. Bahkan kekuatan Naga Azure mampu menggetarkan Kekaisaran Langit, tempat tinggal para dewa itu sendiri.
"Benarkah hanya itu tujuan kalian?" tanya Qing Long tegas.
"Benar, penguasa," jawab kedua elang itu serempak.
"Baiklah kalau begitu, silakan kalian berburu di sini," ucap Qing Long, kemudian pergi dari hadapan kedua elang tersebut dan langsung kembali ke dunia jiwa.
**
Setelah hampir satu jam beristirahat, Liu Xian kembali melanjutkan perjalanannya. Ia tidak ingin menunda lagi karena ingin segera sampai di kekaisaran agar bisa mengikuti turnamen Kultivator muda di seluruh kekaisaran.
Namun, meskipun Liu Xian tidak ingin menunda perjalanannya, takdir tampaknya memiliki kehendak lain. Saat sedang melesat dengan kecepatan tinggi, ia tiba-tiba dihadang oleh beberapa orang bertopeng dengan tingkat kultivasi yang tinggi.
"Siapa kalian? Mengapa menghalangi perjalananku?" tanya Liu Xian.
"Hahahaha! Tujuan kami hanya ada dua, yaitu merekrut dirimu menjadi bagian dari kami, atau menghabisimu," jawab pria bertopeng hitam.
"Kenapa kalian ingin melakukan itu?" tanya Liu Xian bingung.
"Tentu saja karena kau adalah Kultivator Kristal Abadi. Keberadaanmu akan sangat menguntungkan kami jika kau bergabung," jawab pria bertopeng merah.
"Darimana kalian mendapatkan informasi tentang diriku?" tanya Liu Xian heran.
"Itu bukan urusanmu. Yang jelas, kau harus bergabung dengan kami," jawab pria bertopeng emas.
"Jika aku tidak mau?" ucap Liu Xian dengan senyum khasnya.
"Maka tamatlah riwayatmu," ujar pria bertopeng hitam kemudian langsung melesat menyerang Liu Xian.
"Topeng Hitam selalu tidak sabaran," ucap pria bertopeng merah santai.
Topeng Hitam melesat cepat seperti bayangan hitam, tinjunya diselimuti energi gelap yang berputar cepat, menciptakan pusaran kecil di udara setiap kali ia mengayunkan tangannya. Suara ledakan kecil terdengar tiap kali kakinya menjejak tanah, dan dalam sekejap jarak ratusan meter lenyap.
Namun Liu Xian hanya memiringkan tubuhnya sedikit, membiarkan tinju itu melintas di sampingnya. Hempasan angin dari serangan itu menghancurkan batu besar di belakang Liu Xian, meledakkannya menjadi serpihan.
"Cepat sekali dia menghindar," gumam Topeng Emas sambil mengerutkan dahi.
Topeng Hitam memutar tubuhnya, mencoba menyerang dari belakang, tapi Liu Xian menangkis dengan satu tangan. Dentuman keras terdengar, dan gelombang energi menyapu seluruh area. Tanah retak, pepohonan tumbang, dan udara bergetar hebat.
BBOOMMMM!!
Ledakan keras mengagetkan Topeng Emas dan Topeng Merah. Keduanya terkejut melihat Topeng Hitam terlempar dan menghantam tanah, menciptakan kawah kecil di tempat ia jatuh.
Topeng Emas sempat menatap debu tebal yang mengepul di udara, lalu berkata pelan, "Kekuatan macam apa itu... Topeng Hitam terlempar hanya dalam satu tangkisan tangan?"
Topeng Merah merasa geram melihat temannya dikalahkan. Ia melesat dengan kecepatan tinggi ke arah Liu Xian. Dalam satu tarikan napas, Topeng Merah sudah berada di hadapan Liu Xian dan mendaratkan tendangan keras ke tubuhnya.
Tubuh Liu Xian terpental sejauh sepuluh meter akibat serangan mendadak itu. Merasa kesal karena diserang tiba-tiba, Liu Xian menggunakan kecepatan maksimalnya untuk mendekati Topeng Merah.
"Topeng Merah, awas!" teriak Topeng Emas.
BBOOMMMM!!
Ledakan keras kembali terdengar saat tinju Liu Xian dan Topeng Merah beradu. Namun, yang terpental justru Topeng Merah, karena pukulan Liu Xian sangat kuat dan padat tenaga.
"Tinjuku seperti menghantam batu," gumam Topeng Merah, tangannya sedikit bergetar akibat benturan tadi.
"Sebaiknya kita serang dia bersama-sama," ujar Topeng Hitam sambil berdiri kembali.
"Topeng Hitam, apa kau baik-baik saja?" tanya Topeng Emas.
"Aku baik-baik saja. Tapi dia tidak lemah, pukulannya luar biasa keras. Kita harus berhati-hati, jangan sampai terkena serangannya lagi," jawab Topeng Hitam.
"Benar yang dikatakan Topeng Hitam. Tanganku saja sampai bergetar setelah beradu tinju dengannya," timpal Topeng Merah.
"Baiklah, ayo serang bersama-sama," ucap Topeng Emas.
Mereka bertiga kemudian mengelilingi Liu Xian. Ketiganya memancarkan aura membunuh yang sangat kuat, mengarah langsung pada Liu Xian. Namun, aura membunuh itu sama sekali tidak berpengaruh padanya, karena tubuh Liu Xian dipenuhi oleh Aura Raja Naga dan Aura Kristal Abadi, dua jenis aura tertinggi yang bahkan tidak dimiliki oleh para dewa.