NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Anna

Cinta Untuk Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Mata Anna membulat menatap Abel yang memejamkan matanya seolah menikmati ciuman itu.

'ya Tuhan, dia mencium ku! ' Anna tak menyangka.

Clara beranjak dari kursinya dan pergi masuk ke kamar.

Anna mendorong Abel, mereka saling menatap dan terengah.

"Dia sudah masuk" ucap Anna seolah lepas dari rasa sesak.

"Tapi aku belum selesai"

Abel mendekati lagi, kali ini sambil merangkul pinggang Anna. Dia mencumbu Anna untuk beberapa saat lagi.

Anna mencoba untuk menolak, namun tangan Abel begitu erat merangkulnya. Anna pun menyerah dan membiarkannya.

**

Di kantor.

"Mereka semua yang melamar untuk posisi mu?" tanya Viona.

"Hmm" jawab Anna singkat.

"Kamu kenapa? Kenapa terus menyentuh bibir kemudian dahi terus seperti itu" tanya Viona.

Anna menatap dengan mata seolah kebingungan.

"Aku? Menyentuh bibir? " tanya Anna seolah tak sadar melakukan itu seharian.

"Ya, sejak kamu datang" jawab Viona.

'ahhh dia benar-benar membuatku gila' ucap hati Anna.

Tapi yang keluar dari mulutnya hanya hela nafas yang keras.

"Oh ya, Pak Abel ga kedengeran manggil kamu, kemana dia? " tanya Viona.

Anna menatap pintu ruangan Abel.

"Entah.. " jawab Anna.

Viona terheran karena Anna selalu menjawab singkat dan seolah bingung.

Abel pergi ke kantor lebih dulu, meninggalkan Anna yang terlelap di ranjangnya semalam.

Anna terbangun saat semuanya sudah pergi. Clara pun tak ada di kamarnya.

Anna datang terburu-buru namun masih tak mengerti mengapa semalam dia menikmati cumbuan Abel dan mau tidur satu ranjang dengannya.

"Jadi kapan mulai interview nya? " tanya Viona.

"Ah...? " Anna masih tak bisa berkonsentrasi.

"Anna! " Viona menguncang bahunya.

"Ya aku ada, disini! " Anna benar-benar sulit menyadarkan diri.

Bunyi telpon dari ruangan Abel membuat mereka menatap telponnya.

"Angkat! " Viona menunjuk.

"Kau saja! " Anna seolah takut.

"Nanti dia marah kalau aku yang angkat! " Viona merinding.

Anna menggigit bibirnya kemudian menjawab.

"Ya Pak! " jawab Anna.

"Antar mereka satu persatu, kau juga ikut melihat interview nya, pilihkan yang benar-benar cocok" ucap Abel.

"Baik Pak! " jawab Anna.

"Sudah mau mulai? " tanya Viona.

"Hmm... " angguk Anna.

Viona pun pergi, sementara Anna mengajak para pelamar kerja satu persatu untuk masuk.

Anna berusaha untuk fokus. Dia memperhatikan satu persatu dari mereka yang mungkin cocok dengannya.

Abel juga fokus, dia mendengarkan semua motivasi dan cara bicara mereka.

**

"Gila, masa ada acara baca satu lembar essay dalam bahasa inggris, harus terdengar merdu lagi! " ucap salah seorang dari pelamar yang sudah masuk.

Viona mendengarnya, dia sedang mengambil berkas dari Departemen lain.

Dia kembali ke ruangan Anna.

"Sthhh... " panggilnya pada Anna yang terlihat sudah duduk di meja nya.

"Apa? " jawab Anna kemudian berdiri mendekati.

"Sudah selesai? " tanya Viona.

"Ya, baru saja" jawab Anna terlihat lelah.

"Aku dengar ada sesi baca essay bahasa Inggris segala" ucap Viona.

"Hmm, dia bilang kalau aku bicara banyak dengan klien dalam bahasa inggris, memperkenalkan perusahaan dan semuanya" jawab Anna.

"Memang kamu begitu? " tanya Viona merasa tak percaya.

"Hehe, klien tertentu.... terutama yang tampan" jawab Anna seraya menggaruk kepalanya meski tak gatal.

"Ada ada saja, beberapa mengeluh tadi, aku dengar pas mau kesini" ucap Viona.

"Yang mana? " tanya Anna.

Dia menunjukkan berkas berisi foto pelamar. Viona merasa aneh, tapi dia menunjuk.

"Ok, makasih sayangku! " ucap Anna.

Anna langsung ambil gambar memakai ponselnya dan mengirimkannya pada Abel.

Viona memperhatikannya.

"Sudah sana, nanti Pak Zidan cari cari kamu" kibas Anna dengan tangannya.

Viona semakin heran dengan sikapnya yang jadi berubah bersemangat. Dia pun pergi kembali ke ruang kerjanya.

Sementara Anna, dia mengetuk pintu ruangan Abel.

Tok... tok... tok...

"Masuk! " seru Abel seraya memeriksa berkas tertunda untuk dia baca tadi.

"Pak, saya sudah dapat! " seru Anna.

Abel menatapnya.

"Dapat apa? " tanya Abel.

"Orang untuk menggantikan saya" seru Anna seraya mendekati dan menunjukkan fotonya.

"Dia! " tunjuk Anna.

Abel mengingat, gadis ini bicara santai dan lugas.

'kenapa dia memilih gadis ini? apa dia sengaja? ' tanya Abel dalam hatinya.

"Saya suruh datang besok? " tanya Anna dengan mata membulat, kesukaan Abel.

"Senang sekali kamu sudah dapat pengganti, seburu buru itukah mau pergi meninggalkan aku? " tanya Abel.

Anna jadi terdiam, dia menatap wajah Abel dan bibirnya. Kembali dia teringat dengan ciuman mereka tadi malam.

Anna menjauh dan berdiri tegak di depan mejanya.

"Tidak... hanya saja, lebih cepat lebih baik bukan? Saya bisa mengajarkannya lebih cepat juga" ucap Anna tanpa menatapnya.

"Kamu pilih dia, dia itu cantik loh, kamu ga minder kalau ngajarin dia? trus gimana kalau nantinya aku suka dia? jatuh cinta! " ucap Abel seraya berdiri menggerakkan tangannya menggambarkan ucapannya.

Anna menganga, tak paham dengan tingkah bosnya.

"Loh, ya terserah Pak Abel, mungkin dia lebih luwes pura-pura menjadi pacar Pak Abel dibandingkan saya" ucap Anna.

"Pura-pura? " Abel menatapnya.

"Pak, menjadi asisten sekaligus sekretaris Bapak itu ga mudah, ditambah harus pura-pura jadi pacar kalau ada bu Clara, itu berat! " Anna menggambarkan seolah sedang menanggung beban sangat berat.

"... belum lagi dengan pelecehan yang anda lakukan, entah ciuman bibir atau memaksa tidur satu ranjang, itu berat... "

Anna menatapnya kali ini.

"Pelecehan? " Abel semakin tak menerima dengan semua ucapan Anna.

"Ya, saya anggap semua itu tindakan pelecehan yang anda lakukan pada saya dan saya merasa sangat keberatan... saya.... "

Abel mendekati seraya menatapnya tanpa berkedip.

"Kamu yakin kamu keberatan? " tanya Abel.

Anna mundur perlahan hingga akhirnya tak bisa bergerak karena menabrak meja.

"I.. iyyaa... " jawab Anna tak berani menatapnya.

Abel terus mendekati hingga wajahnya tepat ada di depan wajah Anna.

"Hei... ini kantor! " seru Zidan yang masuk tanpa mengetuk.

Abel tak peduli, tapi Anna merasa terselamatkan. Dia pergi dengan sedikit membungkuk melewati lengan Abel.

"Maaf Pak! " Anna pergi keluar.

"Dia benar-benar.. " Abel geram.

"Kenapa? Benar-benar manis? " tanya Zidan.

Abel duduk melipat tangan menatap ke arah jendela dimana meja Anna tepat berada.

Anna menghindari tatapannya.

"Viona bilang dia sudah menemukan penggantinya, dan dia terlihat senang, tapi kenapa saat aku datang, justru sepertinya pengunduran dirinya adalah jalan yang baik untuk permulaan hubungan kalian" Zidan duduk di depan Abel, menghalangi pandangan Abel pada Anna.

Tapi Abel merasa ucapan Zidan ada benarnya.

"Hmm benar bukan? " Zidan merasa pemikirannya benar.

"Entahlah" jawab Abel mengingat semua ucapan Anna tentang semalam.

"Kenapa kamu ngga naikkan pangkatnya, jadi manager pemasaran mungkin, dia kan pandai, sesuai dengan jurusan sekolahnya. Selain tidak menyia-nyiakan biaya sekolah yang kamu keluarkan, stempel sekretaris juga akan hilang dari gunjingan orang, meskipun tetap mereka akan menggunjingkan statusnya sebagai janda anak dua" jelas Zidan.

Abel menatap Zidan.

'Dia ini pintar, tapi tetap bodoh' ucap hati Abel.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>

1
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
q ksih bunga lagi pokok cpet update
kalea rizuky
iri ya lu bio aneh
kalea rizuky
q ksih bunga deh
kalea rizuky
flashback nya mana thor
ANGELBRODROIX
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!