NovelToon NovelToon
A Quiet Resurrection

A Quiet Resurrection

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Pengkhianatan itu bukan datang dari musuh, tapi dari orang yang paling dia percaya.
Vilya Ariestha Elora — dihancurkan secara perlahan oleh pacarnya sendiri, dan sahabat yang selama ini ia anggap rumah. Luka-luka itu bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa yang dipaksa hancur dalam diam.

Saat kematian nyaris menjemputnya, Vilya menyeret ke duanya untuk ikut bersamanya.

Di saat semua orang tidak peduli padanya, ada satu sosok yang tak pernah ia lupakan—pria asing yang sempat menyelamatkannya, tapi menghilang begitu saja.
Saat takdir memberinya kesempatan kedua, Vilya tahu… ia tak boleh kehilangan siapa pun lagi.

Terutama dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Mengeluh

Marvin berbalik, menatap Arabelle yang masih berdiri membeku. “Arabelle.”

Baru saja melihat Elena dan Erland dipukuli, Arabelle langsung tegang saat namanya dipanggil. Ia mundur selangkah, wajahnya pucat.

“Aku akan suruh seseorang mengantarmu pulang sekarang.” Tatapan marvin dingin.

Meski ia tak dipukul, ini pertama kalinya ia dipulangkan di tengah malam. Arabelle tahu orang tuanya pasti akan marah besar.

Tapi dia juga korban! Rambutnya dipotong oleh Vilya.

Dengan sorot mata yang penuh dendam, Arabelle menatap tajam ke arahnya. “Tunggu saja, ini belum selesai.”

Gadis yang ditatap, hanya mengangkat tangan, melambaikan perpisahan singkat dengan senyum tipis.

Setelah semuanya reda, Marvin duduk di sofa sambil menyesap air hangat.

Rasa kantuknya hilang total.

Elmira langsung menyuruh seseorang memanggil dokter untuk memeriksa luka Elena.

Para pelayan kembali ke kamar masing-masing. Meski begitu, kejadian barusan membuat suasana rumah tak lagi tenang.

"Ayah, aku mau kembali ke kamar," ucapnya pelan, lalu melangkah pergi tanpa menoleh pada siapa pun.

"Vilya." Marvin memanggilnya tiba-tiba.

Ia berhenti dan menoleh, "Ya?"

"Mulai sekarang, hal seperti ini tak akan terulang lagi. Kamu bisa tinggal di sini dengan tenang." Tatapan nya penuh penyesalan.

"Baik. Selamat malam, Ayah." Ia tersenyum tipis, lalu naik ke lantai atas.

Langkahnya tenang. Namun tidak dengan pikirannya.

Ia mendengar ucapan sang ayah barusan. 'Tidak akan terjadi lagi?' Lucu, ini baru permulaan.

Elena tidak akan diam.

Arabelle juga pasti akan mencari celah untuk balas dendam, dan Elmira? Tidak perlu ditanya. Hidup di rumah ini jelas nggak akan mudah.

Karena ia bersedia ikut pulang bersama sang ayah, berarti ia harus siap dengan segala rencana licik mereka.

Kalau mereka bermain kotor, dia pun tak akan segan membalas dengan cara yang sama. Dia sudah pernah mati sekali, jadi... apa lagi yang perlu ditakutkan?

Saat sampai di lantai dua dan hendak berbalik menuju kamar, ia melihat seseorang berdiri di sudut lorong.

Arlon, sang kakek, diam-diam menyaksikan semua yang terjadi di ruang tamu.

Tatapan pria tua itu kini mengarah padanya, tenang tapi penuh selidik.

Ia hanya mengangguk dan tersenyum tipis. “Selamat malam, Kakek.”

Arlon hanya menjawab singkat, “Em,” lalu berbalik dan pergi.

Ia tetap berdiri di tempatnya, menatap punggung kakeknya. Ada banyak hal yang berputar di kepalanya—semuanya penuh tanda tanya.

Di kehidupan sebelumnya, saat kakeknya menyuruhnya pulang. Namun, ia menolak.

Waktu itu, ia sempat berpikir mungkin karena ia tidak tumbuh di rumah ini, sang kakek pun tak terlalu peduli padanya.

Tapi sekarang... ia melihat sesuatu hal lain.

Hubungan kakeknya dengan Elena tampak biasa saja.

Bahkan ketika Elena dipukuli habis-habisan malam ini, Arlon tidak bersuara. Kalau pun ingin melindunginya, Marvin pasti tak akan berani menentangnya. Tapi... dia hanya diam.

Apa karena Elena sudah terlalu keterlaluan?

Atau karena bagi Arlon, Elena hanya cucu sambung?

Ia menghela napas dan kembali ke kamar. Awalnya ia pikir cukup membalas dendam. Tapi semakin ke sini, semuanya terasa jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.

Ia harus menyusun ulang semua langkah. Dan yang paling penting—tetap waras di tengah semua ini.

Saat ini, Elena terbaring di ranjang dengan air mata mengalir deras. Saat dokter datang mengoleskan obat, tangisnya malah makin keras.

Elmira yang ada di sampingnya ikut merasa nyeri, hatinya seperti diremas tiap kali mendengar anaknya meringis.

Begitu dokter pergi, Elena tetap tak berhenti menangis. Sejak kecil, dia belum pernah dipukul apalagi dipermalukan seperti ini. Semua ini gara-gara Vilya, pikirnya. Gadis itu benar-benar keterlaluan!

"Mah, sakit... ini beneran sakit..." isaknya dengan suara serak. Air matanya membasahi bantal. "Ini semua salahnya. Dia sengaja menjebak ku... Ma, aku nggak tahan..."

Disisi lain.

Arabelle mengepalkan tangannya, tatapannya penuh dendam. Ia bersumpah akan membalas gadis itu.

Ia tidak akan tinggal diam diperlakukan seperti itu.

Tapi rencana balas dendamnya seolah ditampar kenyataan. Saat ia dipulangkan tengah malam dari kediaman Elora, yang menyambutnya justru amukan dari orang tuanya.

Bagi keluarga biasa, pulang larut malam karena masalah besar saja sudah cukup memalukan.

Apalagi untuk keluarga bangsawan seperti mereka. Kalau kabar ini sampai tersebar, bukan hanya Arabelle yang malu, tapi nama baik keluarganya juga bisa tercoreng.

Orang tuanya yakin, jika Marvin sampai mengabaikan hubungan baik antara dua keluarga, pasti Arabelle telah berbuat masalah besar.

Sementara rambut yang paling dibanggakan Arabelle sudah digunting. Setelah satu jam dimarahi tanpa henti, ia berlari ke kamar kakaknya. Avaline, sambil menangis tersedu-sedu.

Avaline mendengarkan semua keluhan Arabelle, matanya menyipit saat melihat potongan rambut sang adik yang tak beraturan.

Wajahnya berubah dingin.

"Kak, kau harus bantu aku balas dendam," pinta Arabelle dengan suara bergetar.

"Elena juga ditipu sama gadis itu, dia sampai dicambuk Paman... Kakak harus bantu kami!"

Sang kakak mengusap kepala adiknya pelan. "Tenang, Kakak pasti akan bantu. Dan satu hal lagi, jangan terlalu percaya sama Bibi Elmira. Demi menjaga nama baik atau kepentingannya sendiri, dia bisa mengorbankan siapa aja—termasuk kita."

Arabelle semakin sedih mendengarnya. Bibirnya bergetar saat bertanya, "Tapi... kenapa papi dan mami malah nyalahin aku? Aku pulang dalam keadaan kayak gini, tapi dari tadi nggak ada yang nenangin?"

Mendengar pertanyaan Arabelle, Avaline menarik napas pelan. Ia memeluk adiknya dan berbisik, "Tenang saja... Kakak tetap ada buat kamu."

Pada akhirnya, keluarga yang tampak sempurna dari luar pun hanya sibuk menyelamatkan diri masing-masing.

Keluarga mereka masih butuh dukungan dari kediaman Elora. Mereka ingin hubungan antara kedua keluarga tetap terlihat baik di mata semua orang.

Jadi saat Arabelle dipulangkan tengah malam, hal pertama yang mereka pikirkan bukanlah luka atau air mata putrinya—melainkan dampaknya bagi reputasi mereka.

Petir membelah langit malam, dan tak lama, hujan deras turun membasahi jendela.

Di balik cahaya redup, wajah Avaline yang biasanya tenang berubah tajam. Sorot matanya dingin, menyatu dengan suasana mencekam di luar.

"Vilya, itu namanya, kan?" Ia menepuk pelan punggung Arabelle dan bergumam, "Dia harus membayar berkali-kali lipat dari ini."

Siapa pun yang berani menyentuh keluarganya, tak akan dibiarkannya lolos begitu saja.

1
vanyla.
bagus smgt thor
Ayudya
seru dan untuk tokoh utamanya tegas.aku suka dengan alurnya rekomded banget deh
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih atas dukungan nya ka 🥰🥰
total 1 replies
Ayudya
vilya kamu jangan takut ma aveline tunjukan kalau kamu lebih kuat dan licik dari avrline
Ayudya
seneng banget dengan sikap tegas lirya
Ayudya
ayo vilya kamu jangan mau di tindas ma bibi dan anaknya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ayudya
sangat licik dan harus di balas dengan kelicikan biar tau
Ayudya
tu pelayan minta di karung terus di hanyutkan ke laut
Ayudya: jadi ketahuan deh ma aothor.sama sama mak/Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: nanti author yang buang ka 🤣
terimakasih ka udh mampir 🤍🤍
total 2 replies
Elsiya
eh, bukannya rambut Arabelle ya? atau aku lupa
Elsiya: okee kakk👍🏻
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: sory ya ka, nnt aku revisi ulang😊🤍
total 2 replies
ˢ⍣⃟ₛ 🟡𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰
tetaplah jadi gadis baik yang kuat dan mampu melindungi diri
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
cerita nya seru banget
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅: sama sama
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih ka 🤍
total 2 replies
ᯓ★ֶָ֢⭑🥑⃟ꪱ꯱ꫀυᥣׁׅ֪༊· ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
yaampun sungguh mengenaskan
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
owh kakeknya Vilya menghilang?
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: sama2 kak syg
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: iya bnr ka, makasih udh mampir 🤍
total 2 replies
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
maaf jadi lompat baca nya kak
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
hm luar biasa baru bab pertama dah meledak!
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
untung org itu mengenal nya
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
kau kali yg bo*doh
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
ish mirisnya
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
gak baik itu balas dendam.. tp smoga karyanya meroket ya Thor, semangat
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: hehe sama2 kak🤗🙏
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih ya ka 🤍
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘᴘᵃˡⁱⁿᵍɪᵐᵘᵗᴘᵃˡⁱⁿᵍˡᵘᶜᴜ
lalu pernikahannya cumn sandiwara utk memancing kehadiran 2 org itu?
Reni
weeeee jadi bom bundir 🤔😲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!