Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Mulai Menyingkirkan Kesalahpahaman
Pulang kuliah, Gina mengajak Anna ke mall. Apalagi tujuannya kalau bukan ingin minta dibelikan ini dan itu oleh Anna. Sayangnya, Anna menolaknya.
"Maaf Gina, aku tidak punya uang sekarang. Tidak enak jika minta kamu yang traktir, memangnya masalah gaun itu sudah selesai?" tanya Anna.
Anna masih berpura-pura seolah memang tidak pernah terjadi sesuatu yang besar di antara mereka. Anna masih berusaha menahan diri, dah bersikap seperti Anna yang dulu. Yang begitu manis, penurut, dan sangat lembut jika pada Gina dan keluarganya. Seolah hanya mereka yang bisa membantu Anna dan menjadi teman Anna.
Gina menghela nafas panjang. Cukup tersinggung juga dia, Anna bilang seperti itu. Bukankah itu, seolah mengingatkan Gina pada kemarahan ayahnya saat itu.
'Siall, kenapa dia menolak sih? biasanya dia tidak pernah menolak!' batin Gina kesal.
"Lagipula aku sudah banyak ketinggalan materi, aku harus ke perpustakaan. Kamu mau ikut?" tanya Anna pada Gina.
Raut wajahnya penuh harap. Sekolah dia memang benar-benar ingin Gina ikut dengannya menemaninya ke perpustakaan.
Gina tentu saja segera menggelengkan kepalanya. Dia akan bosan di tempat itu. Lebih baik, dia ke perusahaan bertemu dengan Ferdi.
"Aku, aku lupa kalau harus menemani ibuku pergi. Tapi lain kali, aku pasti temani kamu kalau mau ke perpustakaan lagi. Tidak apa-apa kan?" tanya Gina.
Anna tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja tidak masalah" jawabnya.
Keduanya pun berpisah, Gina terlihat pergi meninggalkan kampus. Sedangkan Anna, dia mencaritahu tentang Lukas.
Anna menunggu Kanaya, karena setahunya, Kanaya memang akan keluar setelah semua orang di kelas keluar.
"Kanaya!" panggil Anna.
Alih-alih menjawab, atau menghampiri Anna. Kanaya malah berjalan dengan cepat menjauh dari Anna.
"Kanaya!" panggil Anna lagi, "Kanaya tunggu!" kata Anna sedikit berteriak.
"Jangan ganggu aku lagi, kenapa sih?" tanya Kanaya marah.
Wajar jika dia marah, dia pernah punya pengalaman yang sangat buruk dengan Anna. Meskipun bukan benar-benar Anna yang memerintahkan hal itu pada Gina. Tetap saja, Anna dekat dengan Gina. Kanaya mana mungkin percaya jika bukan Anna yang melakukan itu.
"Aku minta maaf, oke! aku sangat minta maaf. Masalah sepeda motorku yang dirusak oleh Gina dan teman-temannya. Aku akan menggantinya. Jika masih ada kerugianmu yang lain akibat Gina, dan dia mengatakan itu atas perintahku, katakan saja. Aku akan menggantinya..."
Anna menjeda ucapannya saat Kanaya mendorong lengan Anna.
"Kalian orang kaya, mulut kalian itu mudah sekali berucap. Kamu tahu tidak, apa yang dilakukan orang tuaku untuk memperbaiki motor itu! mereka sampai pontang-panting siang dan malam! kamu juga paling hanya bicara omong kosong, ingin menghinaku kan?" Kanaya sungguh emosi.
Sejahat itulah dia di pikiran Kanaya. Dan dia tidak pernah tahu hal itu. Dia pikir, ada yang salah dengannya sampai dia dijauhi banyak orang. Ternyata, orang-orang itu menjauhinya, karena dia di anggap sangat jahat dan kejam, bahkan tanpa berbuat seperti itu.
Kanaya terus berlari meninggalkan Anna. Anna merasa begitu sedih, dia sungguh tak enak hati. Memikirkan, namanya telah menjadi sangat buruk. Memikirkan bagaimana orang-orang itu kesulitan dan menderita hanya karena ingin berbuat baik padanya.
Anna memejamkan matanya, dia menghela nafas dengan sangat panjang. Anna memutuskan untuk mengikuti Kanaya. Begitu tahu rumah Kanaya, Anna pergi lagi ke dealer motor, dan membelikan satu motor dan surat permintaan maaf untuk Kanaya.
Malam menjelang, Anna kembali ke rumahnya hanya untuk mandi dan ganti pakaian.
"Mau kemana lagi?" tanya Anton yang sudah berdiri di depan pintu kamar Anna, ketika Anna baru saja mau keluar.
"Kakak, aku mau makan malam dengan mas Frans" jawab Anna jujur.
Anton sangat terkejut.
"Kamu serius? Frans itu kakaknya Ferdi, seperti apa Ferdi...."
"Kakak, mas Frans berbeda dengan Ferdi. Aku dulu takut padanya, karena Ferdi bicara yang tidak-tidak tentangnya. Sekarang aku tahu, dia sangat baik. Aku pergi dulu ya, aku akan terlambat pulang, tapi jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja!" kata Anna yang terlihat sangat bersemangat.
"Anak ini, kenapa dia cepat sekali dewasa" gumam Anton, yang seperti kakak laki-laki pada umumnya, yang entah kapan baru menyadari kalau adiknya sudah tumbuh menjadi sangat dewasa.
**
Sementara itu di kontrakannya, Frans juga sudah menyiapkan dirinya. Dia pakai setelan jas yang kemarin di belikan oleh Anna. Dan membawa hadiah Anna di saku jasnya.
Sayangnya, saat dia baru keluar dari kamarnya. Ferdi datang sambil membanting tas kerjanya.
"Siall! kenapa juga aku harus lembur? tanpa bayaran lagi. Menyebalkan! ayah Gina itu lama-lama cerewet sekali..."
"Kamu sudah pulang? aku sudah memasak, kamu tinggal hangatkan!"
"Mau kemana kamu kak?" tanya Ferdi.
"Bukannya kemarin aku sudah bilang ya? aku mau pergi untuk acara yang penting..."
"Cih, gayamu kak. Acara penting apa yang bisa dihadiri kuli pabrik, dan tukang sortir juga kirim paket sepertimu?" Ferdi terkekeh.
Dia menertawakan kakaknya, yang bahkan telah membiayai kuliahnya. Padahal Frans sendiri hanya lulusan SMA.
"Aku tidak akan berdebat denganmu. Aku berangkat, jangan lupa kunci pintunya. Aku akan pulang terlambat!"
Ferdi masih tertawa, dia menertawakan kakaknya. Dia pikir, kakaknya itu banyak gaya. Acara yang akan di datanginya juga pasti tidak penting.
Sementara itu, Ferdi tidak tahu. Bahkan Anna sudah mengenakan gaun dengan warna senada dengan kemeja Frans. Menunggu pria itu di seberang jalan.
Ketika Frans keluar dari pintu gerbang. Anna melambaikan tangan pada Frans di samping mobilnya.
Frans berlari menghampiri Anna.
"Mas tampan sekali!" Puji Anna.
Frans tertegun, pujian itu baginya sangat manis terdengar. Dan dia tidak akan bisa melupakannya.
"Mau kemana kita? oh ya, mas bisa menyetir kan? mas yang mengemudi ya?" tanya Anna.
Frans mengangguk perlahan. Dan dia pun segera bergegas menuju ke kursi penumpang bagian depan, untuk membuka pintu mobil untuk Anna. Anna tersenyum senang.
"Terimakasih" ucapnya.
Frans yang sudah duduk di kursi kemudi, menoleh ke arah Anna. Wanita di sampingnya itu, adalah kekasih adiknya.
"Anna..."
"Mas, kita mau kemana?" tanya Anna menyela.
"Ke restoran favorit kamu?" jawab Frans.
Anna cukup terkejut, bagaimana Frans tahu restoran favorit Anna.
"Mas tahu?" tanya Anna.
"Aku sering melihatmu dah Ferdi di tempat itu. Aku sering dapat orderan ke restoran itu, dari pelanggan" jawab Frans.
Anna menyentuh tangan Frans yang memegang setir kemudi. Frans pun menoleh ke arah Anna.
"Maaf ya mas, dulu sikapku sangat tidak baik padamu" kata Anna pelan.
***
Bersambung...
" hay sayang " 🤣🤣🤣