Mencintai Setelah Kehilangan
"Mas, tolong aku! kakiku tidak bisa di gerakkan!"
Tangis seorang wanita pecah, ketika dia melihat kobaran api di rumah mewahnya. Dia berada di ruang tengah, dimana malam itu angin berhembus begitu kencang.
Dia juga heran, kemana semua pelayan dan penjaga rumah.
Sementara pria yang dimintai tolong olehnya. Hanya berdiri mematung dengan pandangan yang tak pernah dia lihat sebelumnya terpancar dari pria itu.
Tak tak tak
Sebuah langkah kaki lain, terdengar oleh wanita itu.
Wanita itu melihat sosok yang sangat dia kenal. Dengan cepat meminta bantuan pada seorang wanita cantik dengan gaun malam mini dan tampak berjalan mendekati pria yang ada di hadapan wanita yang tengah merintih kesakitan sambil memegang kakinya itu.
"Gina, Gina tolong aku. Panggil pemadam kebakaran! Tolong panggil ambulance!" pintanya dengan sorot mata penuh harap.
Tak ada kecurigaan sama sekali di hatinya. Pada dua orang yang bahkan seperti senang melihatnya menderita itu.
"Kenapa harus panggil pemadam kebakaran?" tanya Gina yang segera merangkul bahu pria di depan wanita yang terlihat shock bukan main itu.
"Gina" lirihnya.
"Anna, lihat baik-baik! Mas Ferdi sudah merancang semua ini untukmu. Kenapa aku harus menggagalkan rencananya?"
Mata wanita bernama Anna itu melebar. Ferdi, laki-laki di depannya itu, yang sekarang sedang di peluk mesra oleh sahabatnya itu adalah suaminya. Suaminya yang dia nikahi dua setengah tahun lalu. Bagaimana mungkin?
Anna menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia masih sangat tidak percaya. Ferdi adalah suaminya, Ferdi sangat baik padanya dah sangat mencintainya. Ferdi selalu ada di sampingnya, menemaninya, menuruti apapun keinginannya. Itu sama sekali tidak mungkin.
"Tidak! tidak mungkin!" Anna masih mencoba mengelak.
"Apa yang tidak mungkin?" tanya Gina yang saat ini berada di depan Ferdi, dan meraih tangan pria itu untuk memeluk pinggangnya, "lihat baik-baik Anna. Yang di cintai mas Ferdi sejak dulu itu adalah aku. Bukan kamu! kami bahkan punya seorang anak yang sangat manis. Flo, dia bukan keponakanku. Dia adalah anakku dan mas Ferdi. Di lahir saat aku katakan padamu, aku dapat pekerjaan di luar negeri, tepat di hari pernikahanmu dengan mas Ferdi!"
Anna semakin tak percaya. Wajahnya yang penuh air mata menjadi pucat, seperti tak ada darah mengalir di tubuhnya.
Namun mendengar semua itu, Anna masih mencoba untuk menyangkal.
"Tidak mungkin, kamu pasti berbohong. Mas Ferdi sangat mencintaiku!"
Gina sepertinya mulai kehabisan kesabaran. Wanita itu menyentuh lembut wajah Ferdi.
"Sayang, katakan pada wanita bodohh ini! dia masih saja buta, padahal matanya jelas-jelas melihat kita seperti ini!" kata Gina manja pada Ferdi.
Tangan Ferdi, merengkuh belakang kepala Gina dan mencium bibir Gina di depan Anna.
"Mas, jangan lakukan itu!" kata Anna yang hatinya terasa tersayatt begitu pilu.
"Sekarang kamu bisa percaya kan, Anna?" tanya Ferdi.
Air mata Anna mengalir semakin deras. Pria itu, pria di depannya itu yang tak punya pekerjaan pada awalnya. Teman sekolahnya yang mengejarnya sejak dia SMA. Dan di terima oleh Anna, karena Anna merasa Ferdi begitu tulus. Malah menyakitinya seperti ini.
Setelah Anna mengorbankan segalanya untuk Ferdi. Bahkan bertengkar dengan ayah dan ibunya supaya Ferdi bisa di terima di perusahaan.
"Oh ya, ayahmu juga bukan sakit jantung. Dia jatuh dari tangga, karena aku yang mendorongnya!" kata Ferdi lagi semakin membuat hati Anna tercabik-cabik.
Bayangan ayahnya tersenyum, dan menangis saat Anna memutuskan lebih memilih Ferdi daripada keluarganya melintas begitu saja di benak Anna.
"Kamu jahat!" pekik Anna.
"Ya ampun Anna, kenapa berteriak begitu? kamu hanya akan menghabiskan energi terakhirmu. Sup yang kamu minum itu, sudah di beri racun. Sebentar lagi kamu tidak akan bisa bergerak dan tak bisa bicara. Sungguh kasihan!"
"Kenapa kalian melakukan ini?" lirihnya terisak.
"Karena kamu sudah mau matii, maka aku akan beritahu?" kata Gina.
Gina mendekat ke arah Anna, untuk menendang kaki Anna yang sudah mati rasa setelah rasa sakit yang luar biasa tadi.
"Karena aku dan Ferdi, ingin hidup bahagia bersama anak kami. Ayahmu sudah tidak ada, kakakmu di penjara karena tuduhan palsu, wanita yang dia perkosaa itu, menjebaknya. Kakakmu sudah di beri obat. Lalu, ibumu sekarang koma di rumah sakit, dan sebentar lagi juga akan mati karena kami tidak mau membayar biayanya. Aku sudah beritahu semuanya kan? sekarang kamu bisa mati dengan tenang!"
Kata Gina yang segera kembali mendekat ke arah Ferdi.
Anna sudah tidak bisa menggerakkan kaki dan tangannya.
"Ferdi... jangan lakukan ini padaku! aku memberikan apapun yang kamu mau, aku selalu patuh padamu. Jangan lakukan ini!"
Hatinya sakit, sangat sakit. Dia sudah mengorbankan segalanya untuk pria yang sampai sekarang masih suaminya itu.
"Aku tidak pernah menyukaimu, Anna. Aku mendekatimu hanya karena kamu kaya. Oh ya, yang mencintaimu itu kakakku, dia sangat bodohh. Dia bahkan merelakan kamu menikah denganku. Melepasmu demi kebahagiaanmu. Dia sama bodohhnya denganmu. Sekarang dia depresi, dan tidak tahu dimana! Sungguh kasihan!"
Anna masih tidak bisa mempercayai ini. Rasa cintanya pada Ferdi sangat besar. Hingga rasa sakit yang dia rasakan membuatnya gemetaran.
"Sedikit saja, apa kamu pernah menyukaiku..."
"Tidak pernah!" tegas Ferdi.
Tangis Anna kembali pecah. Dan warnanya tidak lagi seperti air mata. Rasa sakit yang luar biasa, di tambah racun yang di berikan oleh Ferdi. Membuatnya seperti ingin meledak.
"Sayang, Flo sudah menunggu kita. Biar dia mati terbakar di sini. Besok, kita tinggal klaim asuransinya" kata Gina sambil tertawa.
Seperti nyawa Anna itu sama sekali tidak berharga di mata mereka.
"Aku buta, aku buta karena percaya pada kalian berdua. Aku menyayangi kalian berdua, tapi apa balasan kalian padaku! Aku bersumpah, kalian tidak akan bahagia!"
"Ha ha ha, lucu sekali. Otakmu sudah tidak benar sepertinya. Mungkin efek racun itu, Anna. Kamu sudah mau mati. Ucapanmu itu sama sekali tidak berguna. Ayo sayang!"
Gina dan Ferdi sungguh berjalan sambil bergandengan mesra dan tertawa melihat keadaan Anna.
"Aku tidak akan memaafkan kalian berdua. Tidak akan!"
Kobaran api semakin besar, terdengar suara mobil meninggalkan tempat itu. Anna tak bisa lagi bersuara. Hanya dua garis merah di setiap sudut matanya yang terus mengalirkan air mata berwarna merah.
Brakk
"Anna! Anna!"
Anna sudah tak berdaya, tapi dia bisa melihat sosok tinggi dan suara yang familiar.
'Kak Frans' batinnya.
Frans yang sudah banyak terluka dan terlihat beberapa bagian tubuhnya terkena luka bakar segera menggendong Anna.
"Aku akan menyelamatkanmu, kamu pasti akan selamat. Percaya padaku Anna, aku akan melindungimu!"
Semakin deras air mata itu.
'Maafkan aku kak, aku tidak pernah menyadari keberadaan dan cintamu. Jika waktu bisa di ulang, aku tidak akan mengabaikanmu'
Brakkk
Keduanya terjatuh, kayu penopang pintu utama terbakar dan menimpa tubuh Frans. Kayu itu terbakar, tubuh Frans juga.
"Maafkan aku Anna..."
Anna menatap mata Frans yang terpejam. Pria yang dulu sering memperhatikannya dari jauh, tapi sikapnya sangat dingin. Siapa sangka pria ini punya cinta yang begitu tulus untuknya.
'Maaf kak...'
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Anonim
Anna menikah sama Ferdi selama dua setengah tahun masak tidak curiga gelagat busuk suaminya yang sudah mempunyai anak dengan Gina
2025-05-11
2
Anonim
baru baca....sudah pusing sama nasib Anna. Mendapat karma tidak tuh duo srigala tak punya hati
2025-05-11
2
Cinemon
cinta itu buta sih ya, menyesal juga percuma
2025-05-15
2