NovelToon NovelToon
Membuang Suami Sampah

Membuang Suami Sampah

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lily Dekranasda

Jessy, 30th seorang wanita jenius ber-IQ tinggi, hidup dalam kemewahan meski jarang keluar rumah. Lima tahun lalu, ia menikah dengan Bram, pria sederhana yang awalnya terlihat baik, namun selalu membenarkan keluarganya. Selama lima tahun, Jessy mengabdi tanpa dihargai, terutama karena belum dikaruniai anak.

Hingga suatu hari, Bram membawa pulang seorang wanita, mengaku sebagai sepupu jauh. Namun, kenyataannya, wanita itu adalah gundiknya, dan keluarganya mengetahui semuanya. Pengkhianatan itu berujung tragis—Jessy kecelakaan hingga tewas.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua. Ia terbangun beberapa bulan sebelum kematiannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membalas Teman Molly

Jessy duduk di sofa ruang keluarga dengan santai, menikmati acara televisi yang sebenarnya tak begitu ia pedulikan. Tatapannya sesekali melirik layar ponsel, memantau CCTV.

Tak berselang lama, bunyi bel rumah berbunyi.

Ding-dong!

Di lantai atas, pintu kamar Molly terbuka dengan kasar. Jessy bisa mendengar suara langkah tergesa-gesa menuruni tangga. Molly pasti sudah tidak sabar menyambut tamu yang datang.

Jessy menyandarkan tubuhnya ke sofa, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil. “Akhirnya dimulai…” gumamnya pelan.

Di depan pintu, Molly membuka dengan cepat dan langsung tersenyum lebar begitu melihat sosok yang datang.

"Wey! Akhirnya datang juga! Udah lama banget nggak ketemu!" seru Molly dengan nada girang.

"Iyalah, siapa suruh lo sibuk terus?" jawab seorang gadis berambut panjang, yang tak lain adalah sahabat Molly.

Mereka berdua tertawa bersama, lalu melangkah masuk ke dalam rumah menuju ruang tamu.

"Gimana kabar lo? Pasti makin sibuk sama urusan-urusan Lo yang itu kan?" tanya Molly sambil menjatuhkan diri di sofa, mengajak sahabatnya duduk di sebelahnya.

"Yah, gitu deh. Sibuk sih, tapi tetep harus nyempetin waktu buat ketemu bestie dong!" jawab sahabatnya dengan semangat.

Mereka berbincang ringan, membicarakan hal-hal remeh seperti tren fashion terbaru dan gosip selebriti. Namun, momen santai itu tak berlangsung lama karena Molly tiba-tiba berteriak memanggil nama Bi Tuti.

"Bi Tuti! Cepat ke sini!" serunya lantang.

Tak ada jawaban.

Jessy yang duduk di ruang keluarga menahan tawa. Ia sudah menduga ini akan terjadi. Sebelum turun tadi, ia sengaja mengirim pesan kepada Bi Tuti untuk tidak pulang sampai petang. Ia ingin melihat bagaimana reaksi adik iparnya ketika sadar bahwa tak ada pembantu yang bisa ia perintah sesuka hati.

"Bi Tuti!" panggil Molly sekali lagi, kali ini lebih keras.

Tetap tidak ada jawaban.

Sahabat Molly melirik ke sekeliling rumah, lalu menoleh ke arah Molly dengan alis terangkat. "Eh, itu nama pembantu barumu yang lo ceritain, kan? Jadi, sekarang dia di mana?" tanyanya penasaran.

Molly mendengus kesal. "Harusnya sih ada! Tapi tadi disuruh pergi belanja sama kakak ipar gue. Apa... Jangan-jangan belum pulang, ya?" Ia menoleh ke dapur dengan ekspresi tidak sabar.

Sahabatnya menghela napas. "Aduh, gue haus banget nih. Suruh kakak ipar Lo aja yang bikinin minum, dong."

Tanpa berpikir panjang, Molly langsung berteriak lantang. "Kak Jessy! Tolong bikinin minuman buat tamu!"

Dari ruang keluarga, Jessy mendengar panggilan itu. Ia yang sejak tadi duduk santai di sofa, hanya menaikkan satu alis sambil tersenyum miring.

Tak butuh waktu lama, Molly muncul di ambang pintu dengan wajah tak sabaran. "Kak, temanku haus. Bikin minuman, dong."

Jessy menatapnya dengan tatapan malas. "Lagi sibuk," jawabnya santai.

Molly mendengus. "Halah, sibuk nonton doang. Kan gampang, tinggal bikin teh atau jus sebentar!"

Jessy menyeringai. "Kalau gampang, ya bikin sendiri. Tangan kamu masih nempel di badan, kan? Atau udah berubah jadi aksesoris?"

Molly melotot ke arah Jessy. "Kamu itu jadi kakak ipar nggak bisa lebih baik dikit, ya? Masa tamu datang nggak disuguhi apa-apa?"

Jessy menatapnya balik dengan ekspresi datar. "Aku bukan pelayan, dan temen mu bukan tamu ku. Lagian, kalau emang kamu ingin menghormati tamu, harusnya kamu juga belajar jadi tuan rumah yang bener. Bukan memerintah aku, dasar adik ipar gak tau sopan santun!"

Molly terdiam sejenak, wajahnya merah karena kesal.

"Kau.... Terus, kalau nggak ada yang bikin minuman, gimana?" desaknya lagi.

Jessy mengangkat bahu. "Ya, ada dua pilihan, kamu bikin sendiri, atau tamu mu tetap haus. Hidup itu simpel, Adik Ipar."

Molly kembali ke ruang tamu dengan wajah masam. Ia duduk di sofa dengan kasar, membuat sahabatnya menatapnya dengan ekspresi kesal.

"Mana minumannya? Masa gue ke sini nggak disuguhi apa-apa?" keluh sahabatnya, melipat tangan di dada.

Molly mendengus kesal. "Kakak ipar gue nggak mau bikinin. Dia nyuruh gue bikin sendiri!" jawabnya dengan nada geram.

Sahabatnya langsung membelalak, ekspresinya berubah semakin jengkel. "Hah?! Kakak ipar lo yang udik itu? Yang sangat dekil dan biasanya hanya bisa diam itu?"

Ia terkekeh sinis sebelum melanjutkan, "Astaga, Molly, gue masih nggak habis pikir. Kok bisa sih lo punya kakak ipar yang kampungan gitu? Udah miskin, nggak tau sopan santun pula!"

Seketika, suasana ruangan berubah tegang.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi Jessy sudah menunggu ucapan seperti itu. Bibirnya menyeringai tipis sebelum akhirnya ia berdiri dari tempat duduknya di ruang keluarga. Dengan langkah anggun dan penuh percaya diri, ia berjalan menuju ruang tamu.

Saat Jessy muncul, teman Molly itu langsung terdiam. Tidak seperti di kehidupan pertamanya, kini Jessy tampil begitu memukau. Gaun anggun yang membalut tubuhnya, riasan natural yang menonjolkan kecantikannya, serta aura percaya diri yang memancar darinya, membuatnya terlihat jauh dari kata 'udik dan kampungan'.

Jessy menatap mereka dengan ekspresi datar, namun senyum dingin terukir di wajahnya. Ia melipat tangan di dada dan menatap sahabat Molly dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan pandangan menilai.

"Hmm... Jadi ini temanmu, Molly?" tanyanya dengan nada santai namun terdengar menusuk. "Gaya bicara norak, tapi penampilan..." Jessy mengamati gadis itu lebih teliti, lalu tersenyum miring. "SMA kan? Tapi kenapa dandanannya mirip tante-tante yang mau kondangan?"

Teman Molly langsung tersentak. "A-apaan sih lo?! Lo siapa, se enaknya ngomong sembarangan tentang gue!" serunya kesal.

Jessy terkekeh pelan, lalu melanjutkan dengan nada santai namun tajam, "Adik ipar, Aku jadi kasihan sama kamu. Temen kamu ini sok-sokan ngomongin aku kampungan, tapi lihat sendiri deh. Bedak tebal, alis kayak ulat bulu, blush on menor, dan lipstik merah menyala kayak tante-tante yang nyari perhatian. Baju ketat, tapi nggak cocok sama badan. Itu mau ke mana sih? Fashion show gagal?"

Jessy belum selesai. Ia mendekat, lalu menatap teman Molly tepat di mata. "Dengar ya, kalau mau ngehina orang, pastikan dulu kamu punya modal yang cukup. Ngatain aju kampungan? Sayang banget, justru kamu yang kelihatan norak. Ngomongin aku miskin? Nih, baju yang aku pakai harganya lebih mahal dari seluruh outfit kamu hari ini. Jadi sebelum buka mulut, pastikan dulu otak kamu cukup cerdas buat ngerti siapa yang kamu hina."

Teman Molly tidak bisa berkata-kata. Wajahnya memerah karena malu sekaligus marah.

Jessy tersenyum tipis dan menepuk bahu Molly pelan. "Next time, pilih teman yang lebih berkelas, ya. Biar nggak mempermalukan kamu sendiri."

Setelah berkata demikian, Jessy berbalik dan melangkah pergi dengan anggun, meninggalkan dua gadis yang masih terdiam karena kesal.

Melihat temannya dipermalukan, Molly ikut merasa geram. Ia menatap Jessy tajam, lalu berdiri dengan tangan mengepal. "Kak Jessy! Berani-beraninya Kakak ngomong kayak gitu ke temanku?! Apa Kakak nggak sadar kalau sekarang dia jadi malu gara-gara Kakak?!" serunya dengan nada tinggi.

Jessy yang sudah berbalik sempat berhenti sejenak, lalu menoleh dengan ekspresi datar. "Oh? Jadi kamu malu karena temen mu dihina?" tanyanya santai, lalu tertawa kecil. "Aneh. Padahal yang aku omongin benar semua. Kenapa? Kamu merasa gak enak dengan temanmu itu? Lain kali suruh temanmu itu dandan ke tempat yang lebih profesional, baru anak SMA dandanannya seperti ani-ani."

Molly terdiam seketika.

Jessy tersenyum tipis, lalu melanjutkan dengan nada tajam, "Molly, ajarin temen mu buat jaga mulut? Biar lain kali dia nggak asal ngomong dan mempermalukan dirinya sendiri."

Teman Molly menggertakkan giginya. "Lo—"

"Dan satu lagi," Jessy memotong sebelum gadis itu bisa membalas. "Kalau kamu nggak siap dikritik, jangan mulai duluan. Aku cuma balas ucapan yang keluar dari mulut kamu sendiri."

Dengan itu, Jessy kembali melangkah pergi menuju ke kamarnya, meninggalkan Molly yang masih terdiam dengan wajah merah padam, sementara temannya hanya bisa menatap dengan kesal tanpa bisa membalas satu kata pun.

1
Nor Azlin
chika lo bantu teman bego mu itu deh jangan ssmpai balikan sama si bsjingan Bram itu yah ...lagi satu kamu bantu carikan pengacara yang bagus buat menggugat cerai pada di Bram tolong uruskan perceraian jessy deh kalau kamu tidak menolong nya bisa2 teman mu itu mati secara tragis yah ...untung ada kamu kalau tidak jessy hanya yinggal nama aja jangan pedulikan perasaan jessy kamu ajukan aja gugatan cerai buat nya nunggu dia sampai musim durian pun velum tentu dia meninggalkan keluarga toxci itu deh ...lamjutkan thor
Nor Azlin
ufah tau gitu msin minum aja deh bodoh banget yah ...betul2 bodoh sekali itu udah dirancanakan lho ksmu pasti hamil tu kerana itu juga perut mu begitu sakit yah kadihan banget deh kamu nya terlalu ahhh susah betul mau bicara sama kamy itu jess sampai kamu seperti ini kamu masih lagi mengatakan mereka itu keluarga jauh suami mu sadar dong itu selingkuhan nya didepan mata mu mereka bersetubuh tapu kamu mikir kesedihan si fina isteri jenis apaan kamu ini yah ...capek deh nasihat orang kayak kamu ini semoga kamu tidak kenapa2 yah ...cepat sembuh & tinggalkan mereka semua nya sebelum pergi kamu kadih miskin dulu & hajarkan mereka biar mereka tau diri juga kspok deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
nah gitu dong... mumpung lg masih muda lebih baik pergi
Nor Azlin
sakit hati lho baca nya gerget banget sama si jes nya yah udah kaysk gitu sudah tentu lah bermain api di belskang mu lah mana ada orang bisa betah begitu lama di kamar saudara atau sepupu sekali pun yah ...hadeeehhhh kalau aku itu udah lama mati keduanya yah aku bantai termasuk ibu mertua mu juga adik ipar setan mu itu ...kalau tidak dosa membunuh orang udah lama aku bunuh ni keluarga toxic ini mah 😡😡😡 ayo bangkit lah sebelum itu miskinkan keluarga mertua mu dulu biar tau rasa ni baru kamu bis keluar dari rumsh itu ....si Fina mau nya laki kamu kan nah biar dia rasa bahai mana nanti nya miskin apa dia masih mau bersama suami mu itu ...jadi untuk membuat dia mati kutu kamu harus bangkit & ambil semua nya biar mereka tidak ada apa2 lagi biar jadi gembel aja ...di masa itu baru dia tau kamu itu berharga dari selingkuhan nta itu yah ...mau jadi nyonyakan di rumah itu biar dia jadi nyonya gembel aja deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
Chika bersahabat dgn Jessy... knp gak dari dl klo Jason suka Jessy kan bisa di jembatani Chika...
Cicih Sophiana
jgn kalah dong Jes
Ira Kawai
keren...
Cicih Sophiana
semoga Jessy bisa mengungkap perselingkuhan Bram...
Cicih Sophiana
si pelakor atau si suami gi lanya yg merusak rem
Cicih Sophiana
ayo Jessy mantapkan jgn tunggu lama
Cicih Sophiana
jgn lembek di hadapan mereka dong Jessy...
Cicih Sophiana
lelet kamu Jessy... gimana gak di benci mereka... mereka menganggap kamu lemah yg mudah di permainan...
Cicih Sophiana
knp waktu mereka keluar dari ruang dokter kandung gak di foto itu kan bisa untuk ngumpulin bukti..
Cicih Sophiana
Jessy pergi aja dari rumah itu
Cicih Sophiana
Jessy aq jd gedek sama kamu...
Cicih Sophiana
Jessy jgn percaya omongan nya...
Cicih Sophiana
perempuan bo doh...
Cicih Sophiana
Jessy kamu punya o tak gak sih... kok gak di pake mikir yah
Cicih Sophiana
buat apa di pertahan kan suami gi la, mertua dan ipar gak punya akh lak
Cicih Sophiana
klo pelakor pinter drama... na jong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!