NovelToon NovelToon
Anak Tersembunyi Sang Kapten

Anak Tersembunyi Sang Kapten

Status: tamat
Genre:Kehidupan Tentara / Cinta Lansia / Menikahi tentara / Tamat
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Deyulia

Juara 1 YAAW 2025 periode 1 kategori 2

Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.

Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama lima bulan serta masa dinas dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.

"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di kedinasan," janji Dallas.

"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.

Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala

    "Dia sudah pergi, Pak?" Syafa bertanya dengan rinai wajah yang muram. Kemunculan Dallas yang tiba-tiba setelah 19 tahun berlalu, kini seakan mengungkit kisah lama.

     Dallas yang tiba-tiba menalaknya di dalam sambungan telpon tanpa menjelaskan kenapa alasannya. Mata Syafa sembab, karena ia tadi sempat menangis. Karena rasa bencinya terhadap Dallas kembali menguap akibat pertemuan tanpa sengaja ini.

     "Sudah. Dia sudah pergi. Dia tahu kamu memiliki anak. Dia menuntut anak yang telah kamu lahirkan, dia menuntut kamu jangan sembunyikan darah dagingnya."

     Syafa terhenyak mendengar apa yang disampaikan Pak Syakir. Kenapa Dallas tahu dia memiliki anak, sementara dirinya dulu saat dalam sambungan telpon, tidak sepatah katapun mengungkapkan bahwa dia sedang hamil. Syafa justru tidak sempat mengatakan dirinya hamil, karena Dallas terlanjur menalaknya.

     "Tidak, Pak. Dia tidak tahu kalau Syafa mengandung. Bahkan ketika dia menalak Syafa lewat sambungan telpon, Syafa tidak keburu memberitahu dia, sebab dia keburu menalak Syafa," jelas Syafa dengan wajah gelisah.

     "Dia tidak ada hak menuntut seperti itu, karena dia sudah menalak Syafa." Syafa menghembuskan nafasnya kasar. Dia mempertanyakan kenapa dia kembali dipertemukan dengan Dallas disaat hati dan jiwanya mulai tenang.

     "Kalau begitu, Syafa harus segera kembali, Pak, Bu. Sepertinya keberadaan Syafa di sini sudah tidak aman. Syafa minta maaf kalau Syafa harus kembali pulang ke Cikaracak." Syafa tergesa, meraih tasnya yang tadi ia gantung di atas paku.

     "Jangan tergesa-gesa. Kamu tenangkan diri dulu. Kamu makan dan minum dulu, setelah itu kamu bisa pulang dengan hati tenang. Kalau sekarang mau langsung pulang, tidak menutup kemungkinan dia masih menunggu kamu di depan jalan itu," bujuk Pak Syakir menyadarkan Syafa.

     Syafa tersentak, benar apa yang dikatakan bapaknya, bisa saja Dallas masih mengawasinya di depan dan sengaja menunggunya.

     "Baiklah, Pak. Syafa akan ikuti saran Bapak. Syafa pun takut, kalau dia ternyata menunggu di depan jalan itu." Syafa setuju dengan saran bapaknya, untuk menunda kepulangannya satu jam ke depan.

     Satu jam kemudian, Syafa pun bersiap untuk kembali pulang, meskipun hatinya masih dilanda was-was.

     Syafa berpamitan dan memasuki grab yang sudah menjemputnya.

     Kini beralih ke Dallas. Sepanjang jalan Dallas masih memikirkan seputar pertemuannya dengan Syafana tadi di trotoar simpang empat. Awalnya Dallas tidak menyangka kalau perempuan yang terjatuh di trotoar itu adalah Syafa.

     Dallas terhenyak, ternyata Syafa kini sudah berhijab dan semakin bertambah umur, Syafa semakin cantik dan anggun. Wajahnya menyiratkan sebuah ketenangan dan kedamaian sebelum sadar kalau yang menolongnya adalah Dallas. Namun Syafa berubah muram, ketika dia tahu siapa orang yang telah menolongnya.

     "Kamu semakin cantik dan anggun Sya. Aku sungguh menyesal karena telah menghempasmu dahulu hanya karena menuruti ego orang tua. Aku sungguh menyesal. Dan sepertinya apa yang dikatakan bapakmu benar adanya, rupanya kamu sudah menikah. Tapi, kalau kamu memang sudah menikah, kenapa kalian tidak pergi bersama saat mau mengunjungi orang tuamu?"

     Dalam hati Dallas terus berpikir tentang benarkah Syafa sudah menikah. Dan apakah benar dari hasil pernikahan siri dirinya 19 tahun lalu, Syafa saat itu sedang mengandung ketika ia menalaknya?

     "Apakah kabar yang akan diberikan Syafa kala itu adalah tentang kehamilannya?" Pikiran Dallas masih berputar-putar seputar Syafa dan kehamilannya 19 tahun lalu.

     Meskipun Dallas pikirannya masih kalut dan kusut karena memikirkan Syafana, Dallas segera memacu mobilnya menuju sebuah tempat yang ia janjikan untuk bertemu seseorang.

     Mobil Dallas tiba di sebuah kafe yang ia janjikan. Dallas segera keluar dari mobilnya setelah diparkir dengan benar.

     Dallas menunggu di luar kafe lalu menghubungi nomer orang yang akan ditemuinya. Namun, belum sampai Dallas menghubungi, orang yang dimaksud tiba-tiba sudah tiba di depannya.

     "Pak." Orang itu menyapa seraya menyalami Dallas setengah ia cium di dahinya. Dallas terharu saat tangannya hampir saja menyentuh dahinya. Selama hidupnya Dallas belum merasakan diperlakukan layaknya seorang ayah oleh makhluk yang bernama anak.

     "Kita masuk dan makan. Nanti di dalam kita sambil membicarakan pendaftaran bintara yang akan kamu jalani nanti," ujarnya mengajak orang yang ditemuinya itu ke dalam restoran.

     Sakala, orang yang ditemui Dallas adalah Sakala. Sakala menepati janjinya dan menemui Dallas di depan sebuah kafe yang kini mereka masuki.

     Sakala dan Dallas sudah berada di dalam kafe dan bahkan kini mereka tengah menikmati hidangan yang tadi sempat dipesan.

     Obrolan mereka mengalir begitu saja, sejak makan dan kini mereka menyudahi makan, masih saja mengalir. Sampai pada pertanyaan yang dilontarkan Dallas, yang berhasil membuat Sakala mematung beberapa saat.

     "Kamu sebenarnya anak ke berapa dan siapakah ayahmu?" Pertanyaan ini membuat Sakala berpikir, di dalam kartu keluarga dia merupakan anak kedua dari Mak Sarma dan Pak Syakir. Apakah Sakala harus mengatakan sesuai kartu keluarga atau sesuai fakta.

     "Saya anak kedua dari dua bersaudara. Sementara nama orang tua saya adalah, ibu bernama Mak Sarma Lela. Sementara ayah saya adalah Syakir," jawab Sakala. Untuk sejenak jawaban Sakala cukup membuat Dallas berpikir dalam. Sakala menyebutkan nama Syakir saat menyebutkan nama bapaknya.

     "Syakir? Bukankah itu nama ayahnya Syafa. Apakah mereka hanya kebetulan mirip saja?" renungnya dalam.

     "Kamu saat ini tinggal di mana kalau boleh tahu?" tanya Dallas lagi meyakinkan. Padahal setahunya di dalam alamat yang tertera di dalam data diri Sakala, Sakala menuliskan tempat tinggalnya di Cikaracak.

     "Saya tingga di Cikaracak," jawabnya. Dallas langsung mengangguk dan otaknya kembali bekerja mencocokkan alamat kedua orang tua Syafa dengan alamat tinggal Sakala.

     "Tidak sama. Apakah nama ayahnya hanya kebetulan saja sama?" batinnya masih berusaha mencocokkan.

     "Baiklah, niat saya menyuruhmu menemui saya di sini adalah, saya hanya ingin memberikan soal bekas psikotes dan tes akademik bintara tahun lalu. Kamu pelajari semua, dan berlatih, karena soal seperti ini pasti akan ditanyakan ulang di tes berikutnya," jelas Dallas seraya memberikan kertas bekas yang lumayan tebal.

     "Wah, terimakasih banyak, Pak. Ini akan saya pelajari nanti di rumah." Sakala meraih tumpukan kertas itu dengan senang hati, lalu dimasukkannya ke dalam tas ranselnya.

     "Sayang sekali kemarin kamu tidak hadir saat tes wawancara. Dan terpaksa namamu dicoret dan gugur sebagai Catam. Itu sebenarnya kamu kenapa tidak hadir?" tanya Dallas sangat penasaran.

     "Oh itu. Sebetulnya saya pagi itu memang sudah siap akan pergi. Namun, tiba-tiba saja, mama saya terjatuh dari motor saat ban motor depan menginjak batu, sehingga motor mama jatuh dan menimpa kaki kanan mama sampai mama susah berjalan," jelas Sakala membuat Dallas teringat kembali pada Syafana yang kaki kanannya terlihat sakit, bahkan ia terpincang-pincang saat berjalan.

     "Kenapa kaki Syafana sama persis dengan kaki mamanya Sakala yang tertimpa body motor dan mengenai kaki kanannya?" Dallas masih belum berhenti mencocokkan antara Syafana dengan mamanya Sakala yang diceritakan Sakala.

1
Gio Raraawi
cerita nya gk masuk akal, terlalu norak 🤣
Lina Zascia Amandia: Hehhehe.... jangan gitu, norak juga akhirnya dibaca. Kan namanya cerita fiktik dong Abang ganteng. Tidak masuk akal dikit gpp, kan fiktif...
total 1 replies
Bunda Fariz
Luar biasa
De2130
lucu kak 😅
Lina Zascia Amandia: Makasih byk Kak...
total 1 replies
Dewi Yanti
palig sebel kalo lihat pemeran utama wanita punua sifat ky gini, antar baik polos atau bodoh
RithaMartinE
luar biasa
Sulis
cerita nya bagus..../Good//Good//Good//Good/
Tety Srisn
ka ini belum ada terusan nya ya
bibuk duo nan
kok gede amat kak smpe usia 8 bln, pdhl bayi 5 bln aja udh banyak pernak pernik nya apalagi bayi perempuan kak itu super buwanyakkkk
darsih
KA d tunggu kelanjutan nya
Lina Zascia Amandia: Karya baru udah ada Kak.. cari di profil ya.
total 1 replies
Kakek Awil
terimakasih author sudah menyajikan cerita yg epic saya pribadi sangat suka terbukti saya baca dr awal smpe tamat..cuma memang karena hp berbeda jf saya lanjut bab berikutnya dgn hp yg baru
𝙸𝚗𝚍𝚊𝚑 𝙵𝚊𝚝𝚒𝚖𝚊𝚑
pelajaran buat wanita jgn mau dinikahi diri ..kasihan pihak wanita apalagi punya anak tidak tidak secara negara
Lina Zascia Amandia: Iya betul. Kisah ini hanya sebagai gambaran kecil. Dan sebagai pelajaran agar tdk terjerumus ke dlm pernikahan siri yg merugikan pihak perempuan. Mksh sudah mampir Kak...
total 1 replies
AZTI
keren kak😍😍😍
Lina Zascia Amandia: Makasih banyak Kak. Sehat selalu, ya.
total 1 replies
Kakek Awil
waaahh sepertinya pak kapten berhasil niih nanem bibit unggul yg kedua
Lina Zascia Amandia: heheheh,,,,pasti.
total 1 replies
Kakek Awil
tunggu Ampe shakala punya adek thoor tamatnya
bibuk duo nan
kok aku jd deg degan baca part kelanjutannya
Lina Zascia Amandia: Hehehe..... tenang Kak... jangan deg degan.
total 1 replies
Arbaati
luar biasa
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak.
total 1 replies
ayu cantik
suka
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak.
total 1 replies
Adel Sahara
seruu
Arbaati
enak banget ya, habis nanam benih, di cerai terus minta maaf
Nur Halima
Luar biasa
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Kak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!