Sejak kecil Adrian Pratama Putra hidup di lingkungan keluarga yang menuntut kesempurnaan, dimana Orangtuanya selalu menetapkan standar yang sangat tinggi kepadanya, karena itulah Adrian setiap hari bekerja mati-matian agar bisa menjadi seorang anak yang diinginkan orangtuanya.
Hingga dimana Adrian telah berada dititik keputusasaan total — Telah menyerah dan tidak lagi mengejar dengan apa yang namanya keluarga. Di saat itulah dia mulai mengenal yang namanya novel yang selalu menjadi tempat hati Adrian yang dulunya retak kini mulai terpasang kembali berkat membaca novel.
Mungkin Akibat kebanyakan membaca sebuah novel Reyan tiba-tiba masuk kedalam salah satu novel yang pernah ia baca. Tapi masalahnya novel yang dia masuki itu ... dark fantasi!! Sebuah webnovel yang terakhir kali dia baca.
Terlebih lagi dia masuk kedalam tubuh lemah yang sebentar lagi akan menjemput ajalnya!?
Halo para readers. Ini karya pertamaku, jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dan typo yang bersebaran😓
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoxVerse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Sebuah Pilihan
Semuanya telah selesai makan, sang kaisar mengambil lab tisu untuk membersihkan bagian mulutnya, hingga ia membuka suara.
"Kami mendengar kau sudah membangkitkan mana, apa itu benar Sean?" nada kaisar bukan sedang bertanya, lebih ke memerintahkan Sean berbicara dengan jujur.
Adrian atau bisa sekarang masuk di tubuh Sean sedikit kesal dengan sikap dinginnya pada dirinya, dia juga tau rencana Kaisar untuk memanfaatkan ku.
Padahal jika dia berbicara dengan Darian pasti sikap dan cara berbicara nya akan berbeda 180 derajat. Padahal mereka berdua sama-sama anak kandungnya, cuma beda ibu saja, aku sangat ingin mengatakan kalimat kasar pada ayah brengsek ini.
Sean sangat ingin mengatakan itu di depan Kaisar langsung, tapi itu sangat tidak mungkin, kecuali jika Sean memiliki keinginan untuk mati di penggal karena menghina dengan lantang di depan Kaisar sendiri.
Dan Sean masih memiliki kewarasan untuk tidak melakukannya, sekarang Sean hanya bisa mengikuti alur yang di susun Kaisar, tunggu saja di masa depan, ketika dia sudah memiliki posisi yang mantap untuk melawan.
"Iya Yang Mulia, itu benar," Sean membalas ringan dan datar.
"BERANINYA KAU SI RENDAHAN MEMBALAS DATAR PERKATAAN AYAHANDA!!" hardik Darian di tengah-tengah percakapan, menatap tajam Sean yang berada di sampingnya.
"Hentikan Darian, kau sangat berisik." ujar Kaisar, sepertinya ketenangan kaisar terganggu karena teriakan kasar yang Darian lontarkan.
"T–tapi ayahanda, dia sudah menghina–"
DUM!
Satu pukulan tinggal mendarat di permukaan meja. Suaranya tidak nyaring, namun terasa berat dan menggetarkan dada siapa pun yang mendengarnya. Seketika, keheningan mencekam menyelimuti ruang makan.
"Aku bilang diam! Siapa yang menyuruhmu berteriak di tengah pembicaraan!." Kaisar Aldrich sedikit meninggikan suaranya, urat nadi muncul di pelipisnya, matanya sekarang menatap tajam Adrian yang kini sedang berkeringat dingin.
Siapa suruh berteriak, rasakan sendirian perbuatmu batin Sean senang melihat Darian dalam keadaan terpojok.
Meskipun Darian adalah anak yang paling di sayang, jika sudah membuat Kaisar tidak senang, kata kesayangan itu tidak ada artinya lagi di depan Kaisar.
Sebelum situasi ini semakin memanas Permaisuri membuka suara. "Minta maaflah Darian, kau telah melakukan kesalahan."
Jika situasi ini terus berlanjut, Darian akan mendapat hukuman berat karena telah membuat Kaisar murka. Permaisuri tidak ingin anaknya mendapat hukuman, itu sama saja harga dirinya yang di pertaruhkan, jadi dia harus melerai ini.
" ... Maafkan saya ayahanda." ujar Darian menunduk kepalanya meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
Tapi permintaan maaf saja tidak bisa membuat kaisar kembali tenang, masih ada jejak kemurkahan di wajahnya. Kecemasan kembali muncul pada permaisuri, bagaimana ini?! Dia harus mengalihkan perhatian kaisar dengan mencari topik lain yang bisa meredakan amarah Kaisar. Permaisuri dengan cemas menoleh ke arah Sean dan sedikit berdehem.
"Sean, bisakah kau menceritakan kami semua dari kapan kau bisa membangkitkan manamu?" Meski dalam hati, permaisuri sangat ogah berbicara pada anak dari musuhnya, tapi dia terpaksa berbicara lembut.
Berhasil! Atensi Kaisar yang dari menyipitkan mata tajam pada Darian kini tertarik dengan perkataan Permaisuri.
"Benar, dari kapannya kau mempelajarinya?" tanya Kaisar suara dalam.
"Saya juga tidak mengetahui secara pasti karena kebangkitan mana saya terjadi secara tiba-tiba saat saya berada di legiun Kekaisaran," jawab Sean berbohong dengan wajah dan postur tenang agar semuanya tidak curiga.
Sebenarnya tidak semua yang Sean katakan mengandung kebohongan, kebangkitan mana itu terjadi berkat dia membeli paket pemula yang di rekomendasikan oleh sistem. Salah satu dari ketiga paket pemula itu memberikannya pengetahuan tentang aliran mana, membuatnya memahami prinsip dasar bagaimana cara kerja mana yang titik awalnya berada di area jantung.
Sean hanya merangkai sedikit kebohongan di bagian dia tidak tau apa-apa, padahal Sean tau cara kerjanya, cuma ... dia malas saja memberitahukannya.
Semua orang yang hadir di sana memiliki memiliki reaksi yang sama, yaitu keraguan akan alasan yang diberikan Sean, karena jawaban yang begitu ambigu dan sulit di percayai. Sementara Charlotte dan Lyria melayangkan tatapan ke masing-masing sejenak sebelum kembali memasang senyuman.
Sepertinya mereka berdua tau Sean berbohong, tapi mereka tentu tidak akan memberitahukannya pada yang lain, biarkan kebenaran ini hanya di ketahui oleh mereka berdua.
Kaisar dalam keadaan sedikit bimbang dan ragu apakah memang benar Sean tidak tau sama sekali bagaimana caranya. Tapi karena Kaisar tidak ingin hal ribet, jadikan dia mengiyakan dan percaya saja pada Sean. Yang penting informasi bahwa Sean bisa menggunakan mana sudah cukup baginya.
"Itu kabar baik jika kau bisa membangkitkan mana mu," puji Kaisar.
Sean menganggukkan kepalanya dengan ringan. "Terimakasih telah mempercayai saya Yang Mulia."
Seperti orang yang di sebelah Sean sangat memanas saat Sean mendapat pujian dari Kaisar.
Wajah Darian sungguh sangat memerah, bukan blushing melainkan sedang menahan rasa geram dan iri dengki terhadap Sean.
Tapi ... Bukan cuma itu saja yang membuat Darian semakin memanas dan naik darah. Di saat berikutnya ucapan sang kaisar membuat seluruh anggota yang hadir di penjamuan makan malam terkejut.
"Sean, karena kau sudah membuktikan dirimu sebagai keluarga resmi kekaisaran, maka aku akan memasukkanmu ke salah satu akademi."
[Host telah mendapat pengakuan dari Kaisar Aldrich.]
[Misi: Pergi mendaftar lebih awal ke Academy sihir resonance atau Ordo pedang suci.]
[Hadiah: Mendapatkan 2.000 Poin.]
[Waktu: 5 Hari.]
[Penalti: mengurangi -1.000 Poin yang dimiliki Host.]
Akhirnya sistem kembali mengeluarkan sebuah misi.
"Y-yang Mulia, tolong katakan bahwa ini tidak benar," ujar permaisuri menatap tak setuju Kaisar, berharap kaisar hanya bercanda saja dengan perkataannya.
"A–ayahanda, tolong pikiran secara matang perkataan anda!" penolakan kedua tentu Darian, dia berdiri di kursi nya dan menolak mentah usulan yang diberikan Ayahnya pada Sean.
Sambil menunjuk Sean dengan geram, Darian kembali melanjutkan. "Anak rendahan ini pasti membayar seseorang untuk menyebarkan rumor palsu kalau dia bisa menggunakan mana!"
Sementara Charlotte sendiri hanya memilih untuk diam. Ini adalah pertikaian keluarga, jadi dia tidak memiliki hak untuk ikut campur
"Apa aku pernah meminta pendapat kalian?!" Kaisar menjawab dengan nada berat dan tegas bahwa perkataannya tidak boleh di bantah.
"Juga mana tata krama kalian, ada tamu terhormat yang berkunjung ke sini, kalian berdua ingin memperlihatkan keburukan kita padanya?!" Tamu terhormat itu merujuk pada Charlotte.
" .... "
" .... "
Kedua ibu dan anak ini akhirnya diam, sebanyak apapun mereka menolaknya jika sang kaisar masih kukuh pada pendiriannya mereka juga tidak bisa berbuat banyak. Otoriter kaisar adalah mutlak.
Mereka tidak bisa melakukan apa-apa selain menunjukkan kebencian yang mendalam pada Sean, sementara Sean yang di tatap seperti itu hanya membalasnya dengan senyuman aja, seolah di senyuman itu tersirat arti Aku yang memenangkan pertarungan disini.
Hal itu membuat Darian dan Permaisuri semakin memanas, mereka hanya bisa mengencangkan pegangan tangan di pakaian yang mereka pakai untuk menyalurkan rasa kekesalan mereka.
"Jadi, apa pilihan mu Sean? Apa kau ingin memasuki akademi sihir atau akademi pedang?"
Sean melirik Lyria yang berada di belakangnya, ingin melihat apa Lyria setuju jika dia masuk salah satu akademi atau tidak. Sementara itu di sisi Lyria dia hanya melayangkan senyuman manis seperti biasa seperti berkata saya mendukung penuh dengan apa keputusan Tuan Muda.
Sean kembali tersenyum, dengan mendapat izin dari Lyria akhirnya dia bisa menentukan pilihannya.
"Saya memilih ..."