NovelToon NovelToon
Pembalasan Mafia Kejam

Pembalasan Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lovleyta

Raffaele Matthew, seorang Mafia yang memiliki dendam pada Dario Alexander, pria yang ia lihat telah membunuh sang ayah. Dengan bantuan ayah angkatnya, ia akhirnya bisa membalas dendamnya. Menghancurkan keluarga Alexander, dengan cara membunuh pria tersebut dan istrinya. Ia juga membawa pergi putri mereka untuk dijadikan pelampiasan balas dendamnya.
Valeria Irene Alexander, harus merasakan kekejaman seorang Raffaele. Dia selalu mendapatkan kekerasan dari pria tersebut. Dan harus melayani pria itu setiap dia menginginkannya. Sampai pada akhirnya ia bisa kabur, dan tanpa sadar telah membawa benih pria kejam itu.
Lalu apakah yang akan dilakukan Valeria ketika mengetahui dirinya tengah berbadan dua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovleyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Kedatangan Polisi

Menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam. Rombongan Raffaele baru sampai di Puglia. Mereka berhenti tepat di depan sebuah Mansion. Namun, Mansion ini lebih kecil dari yang sebelumnya.

Para anak buah Raffaele berdatangan. Membantu membukakan pintu mobil untuk Raffaele. Pria itu keluar, dengan memaksa menyeret tangan seorang wanita, dan berakhir wanita tersebut ikut keluar juga dari dalam mobil.

Semua anak buah yang memang dikhususkan untuk berjaga di Mansion tersebut dibuat terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang baru saja mereka lihat. Ini kali pertama seorang Raffaele, datang dengan membawa seorang wanita.

"Selamat datang Tuan Raffaele. Kami sudah menunggu kedatangan Tuan. Para polisi dan beberapa jurnalis sering berdatangan dan mencurigai kita Tuan." Ujar salah satu dari mereka.

"Aku sudah mengetahuinya. Kita masuk dan bicarakan di dalam, jangan sampai pembicaraan kita di dengar oleh mereka jika saat ini masih memata-matai." Titah Raffaele.

"Baik Tuan. Tapi maaf sebelumnya, kami hanya menyiapkan satu kamar saja, dan itu kamar utama Tuan di Mansion ini." Jawab pria anak buah Raffaele itu.

Lalu Raffaele melirik ke arah wanita yang saat ini tangannya masih ia cekal itu. Ekspresi wajah Raffaele dingin tanpa ekspresi. Ia terlihat sangat acuh.

"Tidak masalah. Wanita ini akan tidur bersamaku." Ujar Raffaele dengan mulai melangkahkan kakinya menuju ke dalam Mansion. Di belakangnya ada Valeria yang berjalan tertatih dan terkesan enggan.

Para anak buah yang masih berada di dekat mobil itu tatapannya masih mengarah ke sang Tuan. Mereka dibuat bertanya-tanya, di mana tuannya itu menemukan wanita tadi?

"Apa itu calon istri Tuan Raffaele?" Tanya anak buah Raffaele pada Gilbert.

"Bukan. Dia tawanan yang sekarang ini dijadikan pelayan oleh Tuan Raffaele." Jawab Gilbert.

"Pelayan? Tapi kenapa bisa tidur di kamar yang sama dengan Tuan?" Tanyanya lagi.

Gilbert merotasi matanya. Orang-orang ini terlihat sok tidak tahu saja maksudnya.

"Kalian pasti tau, apa tugasnya yang ku maksud seorang pelayan, jika wanita itu tidur di kamar yang sama dengan Tuan Raffaele." Balas Gilbert lalu ikut masuk ke dalam.

Mereka semua saling pandang satu sama lain, tidak menyangka jika Raffaele, Tuan mereka saat ini menggunakan seorang wanita sebagai pemuas nafsunya. Setelah selama ini tidak pernah sama sekali bermain wanita, meskipun telah disodorkan banyak wanita-wanita cantik dan sexy di hadapannya.

"Tetap di sini. Jangan coba-coba berani keluar dari sini jika kamu masih mau tetap hidup dan bertemu dengan makan kedua orang tuamu!" Tegas Raffaele pada Valeria.

Pria itu membawa masuk Valeria ke dalam kamarnya. Memperingatkan wanita tersebut, dan berhasil membuat sebuah harapan timbul kembali dalam diri Valeria.

"Kamu benar-benar akan membawaku bertemu dengan makam kedua orang tuaku?" Tanya Valeria.

"Entahlah. Asal kamu menurut dan tidak membuat masalah nanti." Ujar Raffaele.

Pada akhirnya Valeria lebih memilih tak membuat masalah saat ini. Ia ingin menemui kedua orang tuanya meskipun sudah berbentuk makam. Ia rasanya ingin memeluk mereka dan menangis di sana.

...****...

"Mereka ada di depan Tuan. Ingin bertemu dengan Tuan."

Pagi ini, baru saja Raffaele melakukan hubungan dengan Valeria. Anak buahnya ada yang tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya. Memberitahu jika ada seorang polisi dan seorang jurnalis yang datang.

"Suruh mereka menunggu sebentar. Jangan biarkan mereka melakukan tindakan apapun tanpa seijinku." Kata Raffaele penuh ketegasan.

"Baik Tuan." Jawab sang anak buah.

Raffaele menghampiri Valeria yang berada di atas ranjang, wanita itu menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut.

Sungguh, penampilannya sangat memprihatinkan wanita itu saat ini. Kehidupannya berubah 360 derajat dari kehidupan sebelumnya. Yang dulunya selalu diperlukan layaknya seorang ratu oleh kedua orang tuanya dan keluarganya. Tapi kini semuanya berubah dalam sekejap. Valeria harus menjadi pelampiasan dendam dari seorang pria yang miliki dendam pada sang ayah.

"Pakai bajumu. Di bawah ada polisi, jadi jangan kemana-mana tetap di sini dan tutup mulutmu!" Ujar Raffaele.

"Polisi?" Balas Valeria, harusnya ini menjadi kesempatan baginya. Untuk bisa mendapatkan pertolongan. Harusnya ia saat ini berlari keluar dari kamar dengan datang menghampiri polisi yang saat ini ada di lantai bawah.

Tapi ia tidak bisa melakukannya. Ia sudah bertekad untuk menuruti Raffaele demi bisa menemui makam kedua orang tuanya.

"Kenapa? Kamu berencana untuk menemui mereka dan berteriak minta tolong?" Kata Raffaele, lalu Valeria menggeleng.

Respon Valeria tersebut membuat Raffaele senang. Ia tak perlu lagi menggertak wanita ini. Tangannya terulur menepuk puncak kepala Valeria. Merasa puas dengan semuanya.

"Tidak perlu berdiri tuan Riccardo, dan nona jurnalis?" Ucap Raffaele menghentikan gerakan kedua orang di depannya ini yang hampir akan berdiri menyambutnya.

"Mari silakan duduk." Titah Raffaele.

Ketiga orang tersebut saling berhadapan. Di belakang Raffaele, Gilbert menunggunya. Karena pria tersebut juga bertugas menjadi asisten pribadinya.

"Maaf jika kedatangan kami mengganggu Tuan Raffaele. Tapi, apakah kami bisa meminta penjelasan dari tuan Raffaele tentang penyelidikan yang kami lakukan saat ini?" Riccardo mulai mengajukan pertanyaan.

Dengan gayanya yang tenang dan penuh wibawa. Saat ini Raffaele sedang berperan sebagai seorang CEO, untuk menyembunyikan identitas mafianya. Jadi sebisa mungkin pria itu mengatur sikap. Dia mengangguk pelan.

"Silakan. Apa yang ingin kalian ketahui dari saya?" Jawab Raffaele tanpa ekspresi takut sedikitpun.

Baik Riccardo maupun Eliza memperhatikan ekspresi wajah pria di depannya saat ini. Mereka tak menemukan kegelisahan maupun wajah merasa terancam darinya. Mereka jadi ragu dengan kecurigaannya beberapa hari terakhir ini, tentang pria yang dikenal sebagai CEO perusahaan nomor satu di Italia ini.

"Kami beberapa hati yang lalu sempat berhasil menangkap seseorang yang melakukan penyelundupan obat-obatan terlarang. Namun sayangnya orang tersebut berhasil melarikan diri dan belum ketemu sampai sekarang." Ucap Riccardo.

"Lantas? Mengapa Anda bertanya pada saya? Apa kalian mencurigai saya?" Balas Raffaele.

Sejenak Riccardo dan Eliza yang merupakan seorang jurnalis itu saling pandang. Sebelum pria yang berprofesi polisi kembali berbicara.

"Bukan kami mencurigai Anda tuan. Namun, dari arah kaburnya orang tersebut mengarah ke Mansion Anda ini. Jadi, beberapa hari yang lalu kami juga telah melakukan penggeledahan." Kata Riccardo.

"Dan ketemu orangnya?" Raffaele menegakkan badannya. Seolah sedang menanti jawaban dari polisi di depannya ini.

Gelengan kepala Riccardo membuat Raffaele tertawa. Pria itu mengusap wajahnya. Lalu kembali serius.

"Kalau begitu, mungkin dia cuma kabur ke sini. Lalu sudah pergi lagi secara diam-diam." Raffaele mulai menjelaskan dengan alasan yang akan ia buat sebagus mungkin.

"Akan saya jelaskan biar tuan Riccardo tidak bingung. Jadi, di Mansion saya ini, meskipun banyak pengawalan tetap akan bisa celah penyusup masuk. Tidak menutup kemungkinan juga orang yang Anda maksud tadi melakukan hal seperti itu." Ujar Raffaele.

"Saya mengerti tuan Raffaele. Tapi, apakah saya bisa melakukan pengecekan sekali lagi?" Tanya Riccardo.

"Jadi kalian masih belum mempercayai penjelasan dari saya tadi?" Balas Raffaele.

"Ini untuk memastikannya lagi Tuan. Jika memang tuan Raffaele tidak ikut dalam transaksi ilegal itu. Tuan tidak perlu taku." Riccardo sedikit mengejek.

Raffaele mengangkat sudut bibirnya. Berdecih saat polisi itu seakan menantangnya. Karena sudah merasa ditantang oleh pria di hadapannya ini. Raffaele tak mempermasalahkannya.

"Oke. Silakan kalian cek lagi Mansion saya ini. Tapi ingat, kalian juga harus menghentikan kecurigaan kalian kepada saya saat nanti tak ditemukan apapun barang bukti." Raffaele bukan orang bodoh. Sebelum mengijinkan kembali ada pengecekan di Mansionnya, ia lebih dulu memberikan persyaratan.

"Baik saya terima itu."

1
Putri Sahara
lanjut thor
partini
kalau sampai bisa kabur dan bibi membantu nya ,wah bisa di eksekusi kamu bisa
Mia Camelia
lanjut thor😁
Risnanyabudi
aku rasa Raffaele itu hnya dimanfaatkan oleh Daddy angkat nya papinya mungkin dibunuh sama Daddy angkat Raffaele 🙄klo kebenaranya terungkap pasti bakal nyesel tu raffaele
TRI FAA
lanjut thorr
partini
setalah kabur semoga Rafael stres karena sudah ada rasa di hati nya biar nyesek orang ko jaharaaa sekali
Raquel Leal Sánchez
Wahhh!!
lord ivan
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Dear_Dream
Jalan ceritanya bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!