NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Jantung Sheilla hampir melompat keluar dari dadanya karena berdebar lebih keras dari sebelumnya.

Dia tidak tahu apa yang telah merasukinya. Namun karena dia sudah duduk di pangkuan Sean, dia pikir sebaiknya dia terus melakukan apa yang ada di dalam pikirannya saja.

Sembari menggoyangkan pinggangnya dengan sensual, dia menggoyangkan pinggulnya maju mundur di atas paha Sean. Rona merah muda yang menggemaskan merayapi pipinya saat dia menatap dalam-dalam ke mata Sean.

'Ya Tuhan! Aku tak percaya aku melakukan ini.' Batin Sheilla.

Tak lama kemudian, Sheilla menyadari tatapan mata Sean mulai berubah sedikit lebih gelap, nafsu berputar di dalamnya tepat saat dia merasakan sesuatu menusuk tepat di inti dirinya.

Matanya terbelalak saat merasakan V di bawah pusarnya berdenyut, membuatnya langsung melompat dari pangkuan Sean, merasa panas dan terganggu.

    "Aku hanya ingin mengambil uang sepuluh ribu dolar hari ini karena kamu tidak puas dengan anggurnya." Sheilla menjelaskan dengan tergesa-gesa, jantungnya berdebar kencang.

Dia takut kalau dirinya baru saja memprovokasi setan.

Sean menyipitkan matanya menatap ke arah Sheilla. Ia terkejut ketika Sheilla tiba-tiba datang entah dari mana, jadi untuk sesaat, ia tertegun. Tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

Aroma harum gadis itu menggoda hidungnya dan tubuhnya yang indah membuatnya merasakan geli di dalam, Sean tidak dapat menahan kedutan di kej4nt4n4nnya  yang membesar dan mengeras di dalam celananya, bereaksi terhadap godaannya.

Sekarang setelah Sheilla  membangunkan binatang itu, gadis itu tiba-tiba menjadi pengecut, menjadi bingung dan bertingkah seperti orang yang terlihat penakut.

    Sheilla menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, memalingkan wajahnya ke samping untuk menyembunyikan semburat merah yang muncul di ke dua pipinya.

    'Dia gadis yang gila atau apa? Beraninya dia menggoda pria seperti ini?!.' Batin Sean.

"Kamu yakin? Kamu tidak melakukan ini dengan sengaja karena menginginkan sesuatu?" Sean menatap mata Sheilla setelah yakin bahwa ekspresinya tidak dapat dibaca lagi. "Jangan malu... katakan apa yang kamu inginkan. Dan aku akan memberikannya padamu."

Sheilla hampir tersedak ludahnya sendiri. Wajahnya memerah. "A-aku tidak menginginkan apa pun! Sudah kubilang aku hanya ingin melakukan apa pun yang bisa kulakukan untuk mendapatkan gaji hari ini."

Melihatnya berusaha menjelaskan dengan gugup, Sean menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba dia berdiri, membuka brankas, dan langsung memberikan uangnya pada Sheilla, karena tidak ingin melihat ekspresi ketakutan di wajah gadis itu lagi.

"Aku sangat puas dengan pelayananmu hari ini, sugar baby ku. Tapi jangan bermain api lain kali, atau aku tidak akan membiarkanmu pergi dengan mudah." Dia melirik dada telanjang Sheilla lagi.

Menyadari tatapannya, Sheilla segera menyembunyikan dadanya dengan kedua tangannya. 'Astaga! Aku tidak percaya aku menanggalkan pakaianku di depannya."

Gadis itu segera bergerak, mengenakan pakaiannya kembali dan segera meninggalkan kantor Sean. Setelah Sheilla menutup pintu, dia bersandar di sana, menepuk pipinya yang memerah berulang kali.

'Aku pasti sudah gila. Bagaimana aku bisa dengan berani menari di atasnya seperti tadi?.' Batin Sheilla, terlihat panik.

Bagaimana jika Sean menerkamnya setelah dia menggodanya seperti itu, apa yang akan dilakukannya? Sheilla menghela nafas, berpikir dia tidak bisa menggunakan taktik ini untuk menyenangkan pria itu lagi.

    **

Berjalan kembali ke bar, Sheilla tidak bisa tidak memikirkan tentang Sean.

Mereka telah menandatangani perjanjian agar Sheilla menjadi sugar baby-nya Sean, tetapi sejauh ini, Sean tidak bersikap kasar atau memaksa Sheilla berhubungan S3ks dengannya. Sama seperti sekarang, setelah Sheilla menggodanya dan menekan monsternya, Sean justru membiarkannya pergi tanpa melakukan apa pun padanya.

Jika Sean sekejam yang dianggap orang lain, pria itu pasti sudah memaksakan keinginannya pada Sheilla, tetapi Sean tidak melakukannya. Bahkan ketika Sean tidak puas dengan anggur buatan Sheilla, dia tidak membuat tuntutan yang berlebihan. Sean hanya menggodanya di sana-sini tanpa melewati batas apa pun.

Sheilla mendesah, berpikir bahwa pria itu tidak seburuk itu. Setidaknya, pria itu adalah pria yang sejati. Fakta bahwa pria itu menghormatinya membuat perasaan Sheilla merasa hangat dan nyaman di dalam hatinya.

Kenangan tentang apa yang baru saja dilakukannya di kantor Sean terus menerus mengalir dalam benaknya, membuatnya tersipu malu. 'Ya Tuhan! Kenapa aku melakukan ini?' jeritnya dalam hati.

Sheilla tidak tahu apa yang merasukinya. Ia tiba-tiba menjadi berani dan memutuskan untuk menggoda Sean. Itu semacam balasan atas cara Sean yang juga selalu menggodanya. Meskipun akhirnya ia menjadi gugup.

Karena jaraknya yang dekat, Sheilla bisa melihat dengan jelas raut wajah Sean yang jantan. Alisnya terbentuk sempurna, rahangnya tegas dengan janggut, bibirnya yang merah muda terlihat sangat mengundang...

'Astaga, dia tampan sekali.' pikir Sheilla dalam hati sambil menempelkan sebelah tangan di dada, berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.

    Sheilla tidak mengerti mengapa dirinya masih merasa gugup. Mungkin itu adalah akibat dari tindakannya.

Sepanjang waktu Sheilla menjaga meja bar bersama Tom, dia tidak menjadi dirinya sendiri. Dia terus melamun dan tersipu setiap kali mengingat apa yang telah dirinya lakukan dengan Seann.

Pikirannya tidak bisa menghapus adegan saat ia menggesek-gesekkan bagian bawah tubuhnya di pangkuan pria itu. 'Ya ampun! Apa yang kupikirkan? Ini sangat memalukan!" kata Sheilla dalam hati.

Rasa ngeri menjalar ke tulang punggungnya saat bayangan benda keras yang menggeliat di tubuh Sean melintas dalam benak Sheilla.

Sebenarnya Sheilla merasakan sensasi geli saat itu dan keinginan aneh untuk menggosokkan dirinya pada benjolan yang bengkak itu.

    Perasaannya aneh, namun agak menyenangkan, Sheilla tidak bisa berhenti memikirkannya dan beranikah Sheilla mengakui bahwa dirinya ingin menyentuhnya lagi?

"Nona Sheilla!"

    Sheilla terlonjak kaget ketika Tom tiba-tiba berteriak. Sheilla menatapnya, tetapi Tom menunjuk dengan matanya ke meja tempat dia membuat kekacauan. Minuman yang sedang Sheilla tuang ternyata telah mencapai tepi dan tumpah ke atas meja.

"Oh, tidak!." Seru Sheilla, meletakkan botol itu dan segera mengambil pel untuk membersihkan area itu. "Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu."

"Kamu sedang memikirkan bos?" goda Tom, membuat kedua pipi Sheilla semerah tomat.

"Mengapa aku harus memikirkannya? Hmmmph!" Gadis itu menyangkal dan berlari meninggalkan konter, menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Berada di dekat Sean ternyata telah merusak pikirannya yang polos. Sekarang dia tidak bisa melakukan hal-hal tertentu dan memiliki pikiran-pikiran kotor tentang Sean tanpa godaannya.

   

    ***

Sudah waktunya bagi Sean untuk pulang dan ia memutuskan untuk mencari Sean sehingga mereka bisa pulang bersama.

Hari ketika Sheilla pulang sendirian, di perjalanannya... dia telah menghabiskan banyak uang. Rumah Seann begitu jauh sehingga ketika pulang Sheilla harus membayar sopir taksi dengan harga yang sangat mahal saat sampai di tempat tujuan.

Sheilla menabung uang yang diperolehnya untuk membayar utang pada Sean. Jadi, dia tidak sanggup menyia-nyiakan uang sepeser pun. Penghasilan sepuluh ribu dolar setiap hari saja masih belum cukup untuk melunasi tiga juta yang menjadi utang sepupunya.

Jadi Sheilla hanya bisa menunggu Sean supaya dia bisa mendapat tumpangan darinya.

Saat menuju kantor Sean, Sheilla mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban bahkan setelah beberapa menit. Membuka pintu, dia melihat sekeliling dan menemukan ruang kantor Sean kosong.

"Apakah dia pergi keluar?." Tanya Sheilla pada diri sendiri saat dia berjalan keluar, memutuskan untuk mencari Sean di sekitar klub.

Bagi orang luar, gedung itu tampak seperti klub biasa, tetapi ternyata juga di fungsikan sebagai markas mafia. Ada sebuah ruangan tempat Sean dan anak buahnya melakukan semua urusan mafia mereka. Tidak seorang pun tahu tentang itu, termasuk Sheilla.

Namun tidak lama, karena Sheilla bertekad untuk menemukan Sean.

Sheilla keluar dari kantor dan mulai menjelajahi setiap sudut klub. Tiba-tiba dia melihat Diego sedang memberikan instruksi kepada beberapa bawahannya. Dengan cepat bersembunyi di sudut ruangan, Sheilla menunggu Diego selesai berbicara dan mengikutinya secara diam-diam.

Sementara itu, Diego yang tidak menyadari tatapan Sheilla yang tertuju padanya, berjalan lurus melewati pintu rahasia dan memasuki lorong. Ada pintu di ujung lorong panjang itu dan Diego menuju ke sana.

Sheilla mengernyitkan alisnya. 'Mengapa mereka begitu tertutup? Apakah mereka melakukan kejahatan di sana?'

Merasa penasaran dan ingin tahu apa yang ada di sana, Sheilla berjalan maju dengan cepat dan membuka pintu setelah Diego masuk.

Saat memasuki ruangan itu, Sheilla disambut oleh aula yang sangat besar, di satu sisi terdapat berbagai macam senjata, bahkan yang tampak seperti digunakan untuk menyiksa orang. Rasa takut menjalar di tulang punggungnya.

Tetapi bukan itu yang membuat Sheilla kecewa sepenuhnya.

Di tengah ruangan ada sekelompok pria yang secara brutal memukuli seorang pria, sementara Sean terlihat hanya menonton dari samping, tidak melakukan apa pun.

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!