NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:922
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

BUG!!!

Acara baki hantam telah terjadi di markas geng harimau hitam, cowok itu mengusap sudut bibirnya yang sedikit sobek akibat pukulan keras dari salah satu anggota geng harimau hitam, jumlah mereka tidak lah sedikit, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk andika dan yang lain mengalahkan mereka yang berjumlah 20 orang lebih, untungnya andika dan teman-temannya sudah ahli dalam ilmu bela diri, karena setiap anggota 5 keluarga besar akan diajarkan bermacam-macam ilmu bela diri, andika berjongkok menarik kerah baju salah satu dari mereka, amarahnya benar-benar memuncak karena raisa tidak ada di sana, yang mereka temukan hanyalah ponsel cewek itu

"Kasih tahu gue di mana lo semua sembunyiin tunangan gue" tanya andika kasar

"Gue nggak tahu cewek itu dimana, dia gak ada di sini" jawab orang itu agak lama karena ia sudah benar-benar kewalahan untuk bertarung dengan andika dan teman-temannya

"BOHONG, gue kasih lo satu kesempatan atau gue patahin tangan lo" ancam andika sadis

"Ka tenang ka, kita bicarain baik-baik" reza bicara mencoba meredakan emosi andika, andika menatap saudaranya dengan tatapan datar lalu beralih pada salah satu anggota geng harimau hitam, andika melepaskan kerah baju orang itu kasar sehingga menimbulkan benturan yang keras di punggung orang itu, ia kembali menatap reza datar.

"Tanya sama semua orang keberadaan tunangan saya dimana, kalau masih tidak menjawab jujur, patahin satu tangan mereka" perintah andika pada para pengawalnya.

Mereka semua mengangguk dan mulai menjalankan perintah andika, denny menghela nafas kasar, cowok itu benar-benar merasa bersalah karena akibat dirinya nyawa raisa menjadi terancam.

"Maafin gue ra, gara-gara gue lo jadi dalam bahaya" batin denny, ia benar-benar merasa bersalah, revan menepuk bahu denny pelan.

"Gue tahu bang lo sama terpukulnya kayak andika, jangan nyerah, gue yakin kita pasti temuin raisa" revan berucap pelan, memberi semangat, ia tersenyum yang dibalas anggukan kepala dan senyuman oleh denny.

"Makasih"

💫💫💫

Erland menatap sekeliling , mansion yang tampak sepi cowok itu melangkah ke arah sofa dan duduk di sana, ia sengaja kembali lebih awal untuk menemui raisa dan andika namun saat sampai dimansion tidak ada 1 penghuni di sana, hanya ada pelayan yang selalu bertugas setiap harinya, ke mana semua orang pergi? tidak biasanya di hari rabu mereka keluar, tidak mungkin juga mereka masih berada sekolah, karena jam pulang sekolah sudah lewat dari 2 jam yang lalu.

"Om erland" teriak anak kecil yang berlari mendekat padanya, suara cempreng khas milik cakra membuat lamunan erland buyar, cowok itu menoleh dan tersenyum ke arah anak itu, cakra melompat antusias ke dalam pelukan erland.

"Om kok udah pulang? katanya pulang besok, oleh-oleh buat cakra mana?" tanya cakra dengan sangat menggemaskan, anak itu mengulurkan tangan meminta oleh-oleh dari erland, cowok itu terkekeh dan mengacak rambut cakra gemas

"Om kangen sama kalian, makanya pulang cepet, oleh-oleh buat cakra ada dong, gak mungkin dilupain, kakak yang lain mana? kok gak keliatan?" tanya erland sambil mengelus kepala cakra dengan lembut, anak itu sekarang duduk di pangkuan erland sambil menonton kartun yang kesukaannya.

"gak tahu om, mereka udah gak ada dari tadi pagi, kalau kak raisanya gak pernah pulang, nginep di rumah temennya terus, cakra jadi kesel deh karena terus-terusan ditinggal" adu cakra memajukan bibir beberapa senti dan melipat tangan di depan dada.

Keempat cowok itu datang dan masuk ke dalam mansion, erland dan cakra menoleh ke arah mereka berempat, penampilan mereka sudah kusut dan acak-acakan, bahkan ada beberapa luka lembab di sekitar wajah mereka, keempat cowok itu terkejut saat melihat erland yang berada disofa, duduk bersama cakra.

Bukankah cowok itu akan kembali besok? lantas kenapa ia bisa ada di sini sekarang? Andika menelan ludah, ia bingung harus menjawab apa jika erland bertanya tentang raisa nanti.

"lo semua pada kenapa? kok babak belur? tanya erland melangkah mendekat ke arah mereka berempat

"Lo habis berantem sama siapa?" tanya erland lagi

"Eh anu....bang itu.... "

"Anu anu itu apaan" potong erland tidak sabar

"Rez gimana nih?" tanya andika menyikut lengan reza

"Gue juga nggak tahu" balas reza bingung

"Kok diem? kenapa? habis dari mana? terus berantem sama siapa?" tanya erland serius pada mereka berempat, keempat cowok itu bungkam saling menyikut lengan satu sama lain.

"Terus raisa ke mana? kata cakra dia gak pernah pulang ke mansion, kok gak dilarang sama kalian? kenapa dibiarin keluyuran di luar sana? ingat, raisa itu cewek, bisa jadi dia dalam bahaya" tegur erland lembut namun tegas

"adanya raisa udah hilang bang" batin reza berujar, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya bang maaf, kami janji gak ngulangi lagi" seru andika mewakili ketiga temannya.

Erland menghela nafas pelan, cowok itu menggelengkan kepala memaklumi keempat cowok di depannya.

"Udah udah, lebih baik kalian mandi dan obatin luka kalian masing-masing"

Mereka semua mengangguk dan melangkah ke arah tangga menuju kamar masing-masing, erland kembali duduk bersama cakra disofa, menemani anak itu menonton TV, meski sebenarnya cowok itu tidak terlalu berfokus pada film yang ditonton, ia lebih memilih memainkan ponselnya.

💫💫💫

Cowok itu menghembuskan nafas kasar, tidak biasanya adiknya seperti ini, tidak menjawab telepon ataupun tidak membalas pesannya, entah ke mana cewek itu pergi, erland memijat pelipisnya pelan, ia mengambil laptopnya untuk melacak keberadaan adiknya melalui kalung yang ia berikan kepada raisa.

Sejak kejadian di mana raisa menghilang dan ditemukan di rumah denny, erland tidak mau lagi mengambil resiko, akhirnya ia menaruh GPS pada kalung yang ia berikan kepada raisa tanpa sepengetahuan siapapun, agar ia bisa melacak keberadaan raisa saat ia berada di london, erland mengernyitkan kening mengetahui keberadaan adiknya saat ini, tempat apa itu? erland tidak tahu tempat apa itu? dan mengapa raisa berada disana? bahkan tempat itu cukup jauh dari mansion, dan tempat itu lebih jauh dari rumah denny, erland menggelengkan kepala tidak mengerti untuk apa adiknya pergi ke sana?

Erland keluar dari kamarnya, cowok itu melangkah ke arah sofa di ruang keluarga, ia duduk di sana, keadaan mansion sudah sangat sepi karena sekarang telah lewat dari tengah malam, namun ia tidak peduli, karena yang terpenting baginya adalah keselamatan raisa, ia harus mengetahui yang sebenarnya.

Erlan mengambil ponselnya disaku celana untuk menghubungi andika

"......."

"Cepat turun ke bawah, gue tunggu di ruang keluarga"

"....... "

"Udah cepetan ke sini, ajak yang lain"

"......."

"Gak bisa, harus sekarang, kalau masih nolak gue lempar lo ke samudra pasifik, terus gue pecat lo jadi adik ipar gue"

"......."

"Nah gitu dong, gue tunggu cepetan"

"......."

Setelah panggilan terputus, erland kembali menaruh ponselnya di atas meja, kemudian menyandarkan punggungnya disandaran sofa, ia memejamkan mata memikirkan semuanya.

💫💫💫

Andika melangkah gontai ke arah kamar mandi, cowok itu mencuci mukanya sebelum melangkah ke arah kamar temannya untuk membangunkan mereka.

Kamar pertama yang andika kunjungi adalah kamar revan, tidak butuh waktu lama untuk ia membangunkan revan, karena cowok itu tipikal cowok yang mudah dibangunkan, hampir mirip dengan andika.

Setelah berhasil membangunkan revan, andika melangkah kekamar saudara kembarnya, andika berulang kali mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari reza, bahkan kelvin yang berada di kamar sebelah terbangun.

Tok tok tok tok

"Reza bangun woi" andika berujar agak keras dan terus-menerus menggedor pintu

Tok tok tok

Kelvin yang merasa terganggu pun melangkah keluar kamar dan melempar bantal pada andika.

"Berisik lo bangke" teriak kelvin kesal, suaranya masih serak, khas bangun tidur

Andika membalikkan tubuhnya menatap kelvin datar, ia mengambil bantal pemberian kelvin tadi, lalu melemparnya kembali pada kelvin, namun lemparannya malah meleset mengenai wajah revan

"Sttt" desah andika melihat lemparannya yang meleset

"Hahaha gak kena gak kena" kelvin berujar heboh, cowok itu menjulurkan lidah seperti anak kecil, revan mengambil alih bantal yang dilempar andika dan melemparnya pada kelvin sehingga tawa itu berhenti menggema karena lemparan kelvin tepat mengenai wajahnya, kelvin menoleh pada revan dan andika yang tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal kelvin

Ceklek

Reza membuka pintu, membuat ketiga cowok itu menoleh ke arahnya, ia menetap ketiga temannya kesal, karena tidurnya terganggu, penampilan cowok itu berantakan, bahkan matanya merah terlihat menahan kantuk.

Andika revan dan kelvin tertawa melihat tampang reza yang acak-acakan dan itu terlihat lucu di mata mereka bertiga, reza mengambil bantal kelvin dan melemparnya ke arah mereka bertiga

B r u k k

"ow ow"

"Sttt"

"Mampus"

"Aduh"

Gumam mereka bertiga karena lemparan reza yang meleset dan mengenai erland yang sudah berkacak pinggang, seraya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka berempat.

"Udah main-mainnya? kalau belum lanjutin, kalau udah turun sekarang, ngumpul di bawah" erland berkata tegas namun lembut, ia melangkah terlebih dahulu, meninggalkan keempat cowok itu.

Suasana ketiganya menjadi hening, kelvin menggaruk pelipisnya yang tidak gatal

"Kok diam semua sih?" gerutu kelvin mulai kesal karena ketiga temannya masih diam seperti batu

"Woi van, ka, za" kelvin mengguncang tubuh mereka satu persatu, namun tetap saja mereka diam, hanya mata mereka yang bergerak melirik satu sama lain.

"Emang kambing lo semua" gumam kelvin dengan wajah datar

"1 2 3 lari" teriak andika revan dan reza kompak, meninggalkan , kelvin sendirian mereka bertiga tertawa menuju tangga karena wajah kelvin yang terlihat kesal, dan melempar bantal pada mereka, namun lemparannya meleset.

"Bangke gue ditinggal, tungguin wei" teriak kelvin kesal sendiri, cowok itu ikut berlari mengejar teman-temannya yang sudah sampai di bawah duluan, nafasnya menjadi ngos-ngosan saat sampai di ruang keluarga, kelvin menghela nafas panjang dan melirik ketiga temannya dengan tatapan membunuh lalu duduk di dekat revan.

"To the point aja, gue mau nanya sama kalian berempat, dan kalian harus jawab jujur" tegas erland menatap keempat cowok itu bergantian dengan mata teduhnya.

Mereka semua menganggukkan kepala ragu, berharap erland tidak menanyakan keberadaan raisa, apalagi mereka belum menemukan keberadaan raisa sampai sekarang.

"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa raisa gak pulang? jangan coba nyembunyiin sesuatu dari gue, sama kayak raisa, yang paling gue benci itu pembohong" seru erland masih menatap mereka bergantian meminta penjelasan.

Andika menunduk, apakah ia harus jujur kepada erland tentang yang sebenarnya? andika menghembuskan nafas, memantapkan hati menatap erland

"Maafin dika bang, semua ini salah dika yang gak bisa jagain raisa dengan baik, bang erland pasti udah ngira ada yang gak beres tentang semua ini, dan yah sesuai perkiraan abang, raisa sekarang diculik, gue udah nyari kemana-mana tapi gak bisa nemuin keberadaan raisa" ada jeda "dan kemarin waktu kita pulang babak belur, kita habis berantem sama geng harimau hitam, ketua geng itu yang udah nyulik raisa, entah karena alasan apa" andika membuka suara, mulai menceritakan semuanya pada erland satu persatu.

Erland tersenyum menanggapi perkataan andika

"Makasih karena udah jujur, gue tahu di mana keberadaan raisa sekarang, dan gue udah nyuruh beberapa anak buah gue buat ngawasin tempat itu"

"Lokasinya di mana bang" tanya reza memanfaatkan keadaan

"Gue nggak tahu, tempat itu terpencil dan jauh dari keramaian, tapi gue yakin raisa baik-baik aja, karena raisa itu cewek yang kuat" jawab erland mantap, sangat meyakinkan.

Erland tersenyum tenang, ia memang tipikal cowok murah senyum, dan penyabar, meski banyak masalah yang melanda ia akan tetap tenang dan tersenyum saat menghadapinya.

"Apa perlu kita susul ke sana bang" tanya kelvin ragu

Erland menggelengkan kepala lalu berujat "jangan buru-buru, kita nyusun rencana dulu, baru beraksi" ia menyandarkan tubuhnya disofa dan mulai memejamkan mata untuk menenangkan pikirannya sejenak.

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!