Ratu Primora Anastasia, harus menghadapi kenyataan, bahwa suaminya membawa selir dari perjalanan perangnya.
Seolah kurang untuk menyakitinya, selirnya juga sedang hamil.
Usia pernikahannya yang memasuki 5 tahun saja tidak membuahkan seorang pewaris.
Kejadian demi kejadian akhirnya membuatnya harus diturunkan tahtanya.
Primora yang memiliki harga diri yang tinggi, tidak akan menerima semua ini dengan sia sia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Keesokan harinya, seperti yang sudah direncanakan Tarrot. Dia tentu saja mondar-mandir di Tama dekat istana yang sekarang sudah berpenghuni tersebut. Kalau masuk ke istana mungkin tidak akan sopan, jadi dia memilih tempat aman, yaitu taman yang bisa diakses siapa saja, pun kalau taman ini tidak boleh dikunjungi, dia akan punya alasan untuk tersesat dan hanya mengagumi taman ini. Lagipula dia adalah tamu, dia akan diperlakukan dengan hormat.
Semalam, Robert benar-benar sibuk dan tidak datang ke tempatnya, membuatnya semakin merasa buruk bahkan di pagi hari.
"Ayo jalan-jalan Daru."
Setelah sarapannya, Esme memutuskan untuk keluar dari istananya.
Mata Esme menangkap seorang laki-laki tampan yang tengah berdiri dibawah sinar matahari pagi, dia seperti berjemur dan menikmati keindahan taman.
'Siapakah dia?' Esme belum pernah melihatnya.
"Ayo Daru!"
Dibelakang Esme, Daru yang diperlakukan buruk sedari malam hanya diam saja dan mengikuti perintah kemana Esme pergi. Kalau dia bicara itu hanya akan memperburuk suasana hati simpanan sang Raja saja.
Tarrot memejamkan matanya. Dia mendengar seseorang melangkah semakin dekat. Yah, dia sudah berurusan dengan banyak wanita. Wajah tampannya selalu memiliki magnet untuk menarik wanita mendekat.
Tarrot, dari ekor matanya sudah menangkap bahwa sang pemilik istana sudah keluar dan hendak pergi. Dia tersenyum melengkung sendirian. Tiba lah gilirannya untuk beraksi.
"Ehem..." Suara dehaman itu datang dari belakangnya.
Tarrot sengaja tidak menoleh, membuat Esme semakin salah tingkah.
"Permisi?"
Setelah mendengar hal tersebut, barulah Tarrot membuka matanya. Lalu perlahan-lahan menengok ke arah belakang, sumber suara berasal.
"Maaf anda siapa?" Tanya Esme penuh selidik.
"Ah maaf... Apakah Nona pemilik dari taman ini?"
Mendengar suara lembut itu, pipi Esme langsung merona.
"Ah tidak... saya bukan pemilik dari taman ini."
"Tapi kenapa keindahan taman ini ada di wajah Nona juga."
Tarrot selalu pandai merayu perempuan.
"Tuan bisa saja."
Mood Esme langsung membaik. Bertemu dengan wajah tampan dan punya perilaku yang baik seperti ini adalah obat paling mujarab.
"Ah... bagaimana dengan Tuan? saya tidak pernah melihat Tuan."
"Saya?"
Esme mengangguk.
"Saya hanya tamu disini, salah satu delegasi dari Barat."
"Aaaa..." Esme menutup mulutnya. Tamu rupanya.
"Kalau boleh tahu, siapakah Nona yang cantik ini?"
Esme malu-malu menjawabnya. "Esmeralda Teovani."
Esme menyerahkan tangannya untuk di cium sebagai tanda penghormatan.
Dengan senang hati Tarrot akan melakukannya.
Cup, kecupan bibirnya mendarat di tangan yang bersarung tersebut. "Senang bertemu dengan Nona Esmeralda yang cantik."
"Esme... Panggil saja Esme."
"Sungguh? bolehlah memanggil nama Nona cantik ini. Saya takut kalau ini tidak sopan."
"Tidak apa-apa Tuan."
"Baiklah kalau Nona memaksa."
"Saya Astarrot Von Galaga. Nona bisa memanggil saya Tarrot saja."
"Tuan Tarrot..." Esme mengangguk, kini dia tahu identitas nya.
Dia tahu bahwa tamu delegasi akan mulai hadir, tapi dia tidak tahu kalau para tamu bebas melakukan aktivitas di istana. Tapi itu masabodoh, karena dengan begini dia bisa bertemu dengan Tuan Tarrot, dia ingin menjalin persahabatan dengannya. Sejak dia memasuki istana, dia hampir tidak memiliki teman bicara. Itu membosankan.
"Dimanakah Tuan tinggal?"
"Di istana Flamboyan Nona."
Istana itu tidak jauh dari tempatnya, pantas saja kalau dia berjalan-jalan dan menemukannya.
"Apa yang sedang Tuan lakukan?"
"Hanya berjemur di taman, saya suka melakukannya."
"Maukah Tuan mampir ke istana tempat saya tinggal? Saya belum pernah pergi ke barat. Saya ingin mendengar cerita dari Tuan."
"Apakah itu tidak masalah?"
Esme menggeleng. Dia tidak mendapatkan larangan untuk melarang tamu datang ke istananya, tempat dia tinggal.
"Kalau tidak masalah, maka saya akan dengan senang hati akan bercerita kepada Nona Esme."
Mereka kemudian berjalan bersama menuju istana Esme.
Tarrot, tanpa bisa diprediksi bahkan sudah bisa bertindak sejauh ini. Ketrampilan insting yang luar biasa.
Setelah duduk dan disajikan teh, Tarrot mengeluarkan sebuah jepit rambut perak dari sakunya.
"Maaf ini mungkin tidak terlalu bagus, tapi saat ini saya hanya membawa ini. Kebetulan kalau melihat wanita yang cantik, saya ingin memberikannya."
"Apa ini Tuan?" Esme menerima jepit rambut yang ada di dalam kotak kecil. Sebuah jepit rambut dari perak dengan hiasan batu berlian berwarna ungu.
"Cantik sekali."
"Seperti Nona."
Esme, belum apa-apa sudah menerima hadiah, tentu saja, hal itu membuat hatinya langsung terbuka dengan orang baru.
"Terimakasih Tuan..."
"Daru tolong simpan ini."
Daru hanya bisa mengamati interaksi keduanya. Memang, Daru akui bahwa lelaki ini tampan dan pandai bersilat lidah. Bahkan dalam dunia masyarakat kelas bawah seperti dirinya pun tahu bahwa tipe laki-laki yang harus dihindari adalah yang seperti ini. Dia akan menjerat banyak wanita dengan trik dan tipu dayanya. Awalnya memang manis. Tapi kepahitan akan terasa di akhir.
Astarrot kemudian mulai bercerita tentang kerajaan nya. Kerajaan Tiban. Merupakan kerajaan besar dan memiliki banyak penyihir. Negara mereka adalah salah satu negara terkuat sehingga ditakuti oleh beberapa negara.
"Negara Tuan adalah negara yang aman, itu bagus."
Setidaknya, negara itu tidak akan hancur seperti negaranya. Batin Esme.
"Benar, itu berkat banyak dukungan dari semua pihak dan saling bantu. Kalau saya pribadi tinggl di daerah perbatasan Utara kerajaan Nona. Ayah saya adalah seorang Grand Duke, dia adalah pangeran kedua , adik dari sang Raja terdahulu."
"Wah... Saya baru mendengarnya." Esme kini tahu identitas dari laki-laki yang diajaknya bicara. Bukan sembarang orang.
Keputusan yang bagus untuk berteman dengannya.
semoga selalu sehat...
setuju 👍
semoga ini bs bikin semangat othorr untuk up lg 😍😍😍😍
love se kebon thorr